Kesemutan Karena Asam Urat: Pahami Gejala & Cara Mengatasinya
Kesemutan, atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai parestesia, adalah sensasi tidak nyaman yang seringkali digambarkan sebagai rasa geli, tertusuk jarum, kebas, atau panas di area tubuh tertentu. Meskipun kesemutan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari posisi duduk atau tidur yang salah hingga kondisi medis yang lebih serius, salah satu penyebab yang seringkali diabaikan namun cukup umum adalah kadar asam urat yang tinggi dalam tubuh.
Memahami Asam Urat dan Kaitannya dengan Kesemutan
Asam urat adalah produk limbah alami dari pemecahan purin, yaitu zat kimia yang ditemukan di banyak makanan dan juga diproduksi oleh tubuh. Sebagian besar asam urat larut dalam darah, melewati ginjal, dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Namun, ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal tidak dapat mengeluarkannya secara efisien, kadar asam urat dalam darah bisa meningkat. Kondisi ini disebut hiperurisemia.
Hiperurisemia yang berlangsung lama dapat menyebabkan pembentukan kristal urat tajam yang menumpuk di persendian, jaringan lunak, atau di sepanjang saraf. Penumpukan kristal ini dapat memicu peradangan yang dikenal sebagai gout atau penyakit asam urat. Peradangan yang terjadi di sekitar saraf, atau penekanan saraf akibat pembengkakan, inilah yang kemudian dapat menimbulkan sensasi kesemutan, mati rasa, dan nyeri.
Gejala Kesemutan Akibat Asam Urat
Kesemutan akibat asam urat seringkali muncul bersamaan dengan gejala lain yang khas dari penyakit asam urat. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:
Sensasi kesemutan yang intens: Terutama terasa di jari tangan, jari kaki, pergelangan kaki, atau lutut. Sensasi ini bisa datang dan pergi atau menetap.
Nyeri sendi mendadak: Seringkali menyerang sendi jempol kaki, namun bisa juga terjadi pada persendian lain. Nyeri biasanya sangat parah, terutama di malam hari, dan bisa disertai pembengkakan, kemerahan, serta rasa panas pada sendi yang terkena.
Keterbatasan gerak: Akibat peradangan dan nyeri, area yang terkena mungkin sulit digerakkan.
Munculnya benjolan (tofi): Pada kasus asam urat kronis, kristal urat bisa membentuk benjolan keras di bawah kulit, terutama di sekitar sendi, telinga, atau siku. Benjolan ini bisa menekan saraf dan menyebabkan kesemutan.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang dengan kadar asam urat tinggi akan mengalami gejala asam urat atau kesemutan. Namun, jika Anda sering mengalami kesemutan, terutama jika disertai nyeri sendi atau gejala lain yang disebutkan di atas, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Faktor Risiko Peningkatan Asam Urat
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kadar asam urat tinggi dan gout, yang kemudian bisa berujung pada kesemutan:
Pola makan: Konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, makanan laut (sarden, teri), dan minuman manis beralkohol (bir) atau berpemanis fruktosa.
Berat badan berlebih atau obesitas: Menghasilkan lebih banyak asam urat dan mengurangi kemampuan ginjal untuk mengeluarkannya.
Kondisi medis tertentu: Seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal, penyakit jantung, dan sindrom metabolik.
Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti diuretik, aspirin dosis rendah, dan obat imunosupresan, dapat meningkatkan kadar asam urat.
Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita asam urat, risiko Anda juga meningkat.
Usia dan jenis kelamin: Gout lebih sering terjadi pada pria, meskipun risiko pada wanita meningkat setelah menopause.
Cara Mengatasi Kesemutan Akibat Asam Urat
Penanganan kesemutan karena asam urat berfokus pada dua hal utama: meredakan serangan gout yang sedang terjadi dan menurunkan kadar asam urat dalam tubuh untuk mencegah kekambuhan.
1. Penanganan Serangan Akut
Obat Anti-inflamasi Nonsteroid (OAINS): Obat seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan.
Colchicine: Obat ini efektif dalam mengurangi peradangan akibat kristal urat, namun perlu dikonsumsi sesuai resep dokter.
Kortikosteroid: Dapat diberikan dalam bentuk pil atau suntikan untuk meredakan peradangan yang parah.
2. Menurunkan Kadar Asam Urat Jangka Panjang
Perubahan Pola Makan:
Batasi konsumsi makanan tinggi purin (daging merah, jeroan, makanan laut tertentu).
Hindari minuman beralkohol (terutama bir) dan minuman berpemanis.
Perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan produk susu rendah lemak.
Minum air putih yang cukup untuk membantu ginjal mengeluarkan asam urat.
Menjaga Berat Badan Ideal: Menurunkan berat badan secara bertahap dapat membantu menurunkan kadar asam urat. Hindari diet ketat yang dapat memicu peningkatan asam urat.
Obat Penurun Asam Urat: Dokter mungkin meresepkan obat seperti Allopurinol atau Febuxostat untuk menghambat produksi asam urat atau meningkatkan pengeluarannya oleh ginjal.
Gaya Hidup Sehat: Olahraga teratur dan mengelola stres juga dapat berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan dan membantu mengelola kondisi asam urat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami kesemutan yang persisten, terutama jika disertai nyeri sendi yang parah, pembengkakan, kemerahan, atau demam, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan tes darah untuk mengukur kadar asam urat, serta tes lain seperti rontgen atau USG untuk melihat adanya penumpukan kristal urat atau kerusakan sendi.
Diagnosis dini dan penanganan yang tepat terhadap asam urat tidak hanya dapat meredakan gejala kesemutan, tetapi juga mencegah komplikasi jangka panjang seperti kerusakan sendi permanen, batu ginjal, dan penyakit ginjal kronis.