Aksara Jawa, sebagai warisan budaya Nusantara yang kaya, menawarkan cara pandang unik terhadap bahasa dan sastra. Mempelajari cara menulisnya, termasuk pemahaman tentang sandhangan lan pasangannya, bukan hanya tentang menghafal simbol, melainkan juga tentang menyelami akar budaya Jawa yang mendalam. Artikel ini akan memandu Anda memahami dasar-dasar menulis aksara Jawa, dengan fokus pada peran penting pasangan aksara.
Aksara Jawa, yang juga dikenal sebagai Hanacaraka, adalah sistem penulisan abugida yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa. Sistem ini memiliki karakter dasar yang mewakili suku kata konsonan-vokal, yang dikenal sebagai aksara nglegena. Setiap aksara nglegena memiliki vokal inheren 'a'. Untuk mengubah vokal ini atau menghilangkan vokal, digunakanlah apa yang disebut sandhangan.
Pasangan aksara, atau yang lebih tepatnya disebut "pasangan aksara", adalah bentuk khusus dari aksara yang digunakan untuk menghilangkan vokal dari aksara sebelumnya, sehingga memungkinkan penulisan gugus konsonan atau konsonan ganda. Ini adalah elemen krusial dalam struktur penulisan aksara Jawa yang seringkali membingungkan bagi pemula. Tanpa pasangan, penulisan kata-kata dengan dua konsonan berturut-turut akan sulit dibedakan.
Sandhangan adalah tanda diakritik yang melekat pada aksara nglegena untuk mengubah suara vokal atau menghilangkan vokal. Terdapat beberapa jenis sandhangan, yang dibagi menjadi:
Pemahaman yang baik tentang sandhangan adalah kunci untuk dapat membaca dan menulis aksara Jawa dengan benar.
Pasangan aksara memiliki fungsi utama untuk menghilangkan vokal dari aksara sebelumnya, memungkinkan dua konsonan muncul berdampingan tanpa vokal di antaranya. Ini sangat penting dalam membentuk suku kata yang kompleks, seperti dalam kata "nganggo" (memakai) atau "srengenge" (matahari). Tanpa pasangan aksara, kata-kata seperti ini akan ditulis secara berbeda dan membingungkan.
Setiap aksara nglegena memiliki bentuk pasangannya sendiri. Bentuk pasangan ini biasanya lebih kecil dan diletakkan di bawah aksara yang vokal inherennya ingin dihilangkan. Misalnya, pasangan dari aksara 'ka' (ꦏ) adalah '꧋' (bentuknya seperti aksara 'ka' yang kecil tanpa kepala). Jika kita ingin menulis "kwa" (seperti dalam kata "kraton"), kita akan menulis aksara 'ka' diikuti dengan pasangan aksara 'wa'.
Berikut adalah beberapa contoh umum bagaimana pasangan aksara digunakan:
꧋), aksara 'sa' (ꦱ), aksara 'ja' (ꦗ), dan sandhangan 'taling tarung' (o).Bagi Anda yang baru memulai, beberapa tips berikut dapat membantu: