Simbol kesederhanaan dan ketaatan
Dalam khazanah Islam, kisah para nabi merupakan sumber inspirasi, teladan, dan pelajaran berharga. Di antara para nabi yang namanya disebut dalam Al-Qur'an, terdapat sosok Nabi Daniel AS. Meskipun kisahnya tidak diceritakan secara rinci dalam wahyu ilahi, namun kehadirannya diakui dan dihormati oleh umat Islam. Para ulama dan sejarawan Islam banyak merujuk pada kitab-kitab suci terdahulu, seperti Taurat dan Injil, serta riwayat-riwayat yang kuat untuk memahami biografi dan perjuangan Nabi Daniel AS.
Nabi Daniel AS diyakini sebagai seorang nabi pilihan Allah yang hidup pada masa kekhalifahan Kerajaan Babilonia, sekitar abad ke-6 SM. Beliau memiliki nama lengkap Daniel bin Balya (atau Balyahu) dan merupakan keturunan dari Bani Israil. Sejak usia muda, Daniel telah dianugerahi kecerdasan, kebijaksanaan, dan pemahaman yang mendalam tentang ilmu pengetahuan. Allah SWT telah mengukuhkan kedudukannya sebagai seorang nabi.
Kisah Nabi Daniel AS yang paling terkenal terjadi di Babilonia, yang saat itu diperintah oleh Raja Nebukadnezar II. Daniel dan kaumnya dibawa ke pembuangan ke Babilonia setelah Yerusalem ditaklukkan. Di tengah lingkungan yang asing dan penuh kemegahan istana, Daniel tetap teguh berpegang pada keimanannya kepada Allah SWT.
Beliau tidak pernah menyembah berhala atau tunduk pada tradisi kaum Musyrikin. Sebaliknya, Daniel terus mendakwahkan tauhid dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk kembali kepada jalan yang lurus. Kecerdasan, kejujuran, dan kebenaran yang ditampilkan oleh Daniel menarik perhatian Raja Nebukadnezar. Akhirnya, Daniel dipercaya untuk menduduki posisi penting di pemerintahan, bahkan menjadi penasihat raja.
Perjuangan Nabi Daniel AS tidak lepas dari ujian dan cobaan. Salah satu kisah yang paling menggugah adalah ketika Daniel dijebloskan ke dalam gua singa. Hal ini terjadi karena kedengkian para pembesar istana yang merasa terancam dengan kedekatan Daniel dengan raja dan kecerdasannya yang seringkali mampu menjawab teka-teki dan meramalkan masa depan. Mereka membuat peraturan palsu yang melarang berdoa kepada selain raja. Namun, Daniel dengan tegas menolak untuk meninggalkan ibadahnya kepada Allah.
Sebagai hukuman, Daniel dilemparkan ke dalam lubang yang berisi singa-singa lapar. Namun, atas izin dan pertolongan Allah SWT, singa-singa tersebut tidak melukai Nabi Daniel AS. Mukjizat ini menunjukkan kekuasaan Allah yang mutlak atas segala ciptaan-Nya, termasuk para binatang buas. Kisah ini menjadi bukti nyata bahwa orang yang bertakwa dan berserah diri kepada Allah akan selalu dilindungi.
Kisah lain yang masyhur adalah ketika Nabi Daniel AS dapat menafsirkan mimpi Raja Nebukadnezar yang membingungkan. Mimpi tentang patung besar dari berbagai logam yang kemudian hancur oleh batu yang datang dari langit, berhasil diuraikan oleh Daniel sebagai gambaran tentang kerajaan-kerajaan dunia yang akan silih berganti, dan akhirnya kekuasaan mutlak akan menjadi milik Allah semata. Penafsiran ini menunjukkan kedalaman ilmu dan kebijaksanaan yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Daniel AS.
Kisah Nabi Daniel AS memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam:
Meskipun informasi rinci tentang Nabi Daniel AS dalam sumber-sumber Islam terbatas, pengakuan terhadap kenabiannya dan kisah-kisah yang diriwayatkan memberikan pelajaran moral dan spiritual yang mendalam. Kisahnya mengingatkan kita akan kekuasaan Allah, pentingnya keimanan yang teguh, dan pahala bagi mereka yang sabar dan bertakwa.