Penyakit Ain: Pandangan Islam dan Cara Mengatasinya

Perlindungan dari 'Ain

Dalam ajaran Islam, terdapat konsep yang dikenal sebagai "penyakit ain" atau "mata jahat". Konsep ini merujuk pada bahaya atau kerusakan yang bisa timbul akibat pandangan mata seseorang yang disertai dengan kekaguman berlebihan, kedengkian, atau bahkan tanpa disadari. Penyakit ain bukanlah sekadar mitos belaka, melainkan sebuah realitas yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits, serta diyakini oleh mayoritas ulama. Memahami hakikatnya, serta cara pencegahan dan pengobatannya menurut pandangan Islam, menjadi penting agar umat Muslim dapat menjaga diri dan keluarga dari ancaman ini.

Apa Itu Penyakit Ain?

Penyakit ain berasal dari kata '‘aynun' yang berarti mata. Dalam konteks ini, 'ain merujuk pada pandangan mata yang bersifat merusak, baik yang disengaja maupun tidak. Seseorang bisa saja mengagumi sesuatu atau seseorang dengan kekaguman yang begitu besar hingga ia secara tidak sadar mendoakan keburukan atas objek kekagumannya tersebut, atau bahkan hasrat negatif lainnya tersalurkan melalui pandangan matanya.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Qalam ayat 51:
"Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al-Qur’an dan mereka berkata: ‘Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar seorang yang gila’."
Ayat ini mengindikasikan bahwa pandangan mata bisa membawa dampak negatif yang signifikan, bahkan bisa menyebabkan kegilaan seperti yang dituduhkan kepada Nabi Muhammad SAW oleh kaum kafir Quraisy.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Ain itu benar adanya, dan ia dapat menjatuhkan unta ke dalam kuali."
Hadits ini memperkuat keyakinan bahwa ain adalah sesuatu yang nyata dan memiliki kekuatan untuk mendatangkan mudharat. Dalam bahasa yang lebih awam, jika seseorang memiliki 'ain yang kuat dan diarahkan pada sesuatu, bisa saja hal tersebut menyebabkan keruntuhan, kehancuran, atau penyakit.

Tanda-Tanda Penyakit Ain

Meskipun tidak ada diagnosis medis pasti untuk penyakit ain, terdapat beberapa tanda atau gejala yang sering dikaitkan dengannya, baik pada manusia maupun hewan atau bahkan benda mati. Tanda-tanda ini umumnya bersifat fisik dan psikis, meliputi:

Penting untuk dicatat bahwa gejala-gejala di atas bisa juga disebabkan oleh faktor medis lain. Oleh karena itu, selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional terlebih dahulu untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab medis.

Cara Menjaga Diri dari Penyakit Ain

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam keburukan, termasuk penyakit ain. Beberapa cara pencegahan yang diajarkan adalah:

1. Membaca Doa Perlindungan

Selalu membaca doa memohon perlindungan kepada Allah SWT, seperti:
"A’udzu bikalimatillahi at-tammati min kulli syaiton wa hammatin wa min kulli ‘ainin lammah." (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap setan dan hewan pengganggu, dan dari setiap mata yang jahat.)
Doa ini sangat dianjurkan dibaca saat melihat sesuatu yang dikagumi, terutama anak-anak atau harta benda, agar terhindar dari timbulnya ain.

2. Mengucapkan "Masya Allah" atau "Tabarakallah"

Ketika mengagumi sesuatu, hendaknya seorang Muslim mengucapkan pujian kepada Allah SWT, seperti "Masya Allah" (Apa yang Allah kehendaki) atau "Tabarakallah" (Semoga Allah memberkahinya). Ini adalah bentuk pengakuan bahwa segala keindahan dan kesempurnaan adalah semata-mata dari Allah, sekaligus sebagai pengekang rasa takjub yang bisa berujung pada ain.

3. Menjaga Diri dari Sifat Hasad dan Dengki

Menghilangkan penyakit hati seperti iri, dengki, dan hasad adalah kunci utama. Seseorang yang hatinya bersih dari sifat-sifat tercela akan lebih sulit untuk memancarkan energi negatif melalui pandangan matanya.

4. Berdoa untuk yang Dikagumi

Jika memang sangat mengagumi seseorang atau sesuatu, jangan ragu untuk mendoakan keberkahan bagi pemiliknya. Rasulullah SAW pernah melakukan hal ini, yaitu mendoakan keberkahan bagi sahabatnya yang dikagumi kebaikannya.

5. Menghindari Pamer Berlebihan

Memamerkan kekayaan, kesuksesan, atau kebahagiaan secara berlebihan dapat mengundang perhatian negatif dari orang-orang yang memiliki penyakit ain atau bahkan rasa iri. Sifat rendah hati dan tidak menonjolkan diri adalah cara yang lebih baik.

Cara Mengobati Penyakit Ain

Apabila seseorang atau keluarga terindikasi terkena penyakit ain, pengobatannya pun berpusat pada ajaran Islam. Cara yang paling utama adalah:

1. Ruqyah Syar'iyyah

Ruqyah syar'iyyah adalah pengobatan dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW. Pelaksanaan ruqyah ini sebaiknya dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu dan pemahaman yang benar tentang Islam, atau meminta bantuan dari seorang ruqyah profesional yang terpercaya. Proses ruqyah bertujuan untuk mengusir jin yang mungkin terlibat dalam ain dan menetralkan pengaruh negatif dari pandangan mata tersebut.

2. Mengambil Bekas Wudhu' Pelaku Ain (Jika Diketahui)

Dalam beberapa riwayat hadits, disebutkan bahwa apabila pelaku ain diketahui, dapat diminta untuk berwudhu. Air bekas wudhu' tersebut kemudian digunakan untuk membasuh atau diminum oleh orang yang terkena ain. Cara ini memiliki hikmah untuk mengembalikan keseimbangan dan membersihkan energi negatif.

3. Memohon Ampunan dan Bertaubat

Bagi pelaku ain yang melakukannya tanpa disadari atau karena kelemahan diri, dianjurkan untuk segera bertaubat kepada Allah SWT dan memohon ampunan. Selain itu, penting untuk meminta maaf kepada orang yang terkena dampaknya.

Penyakit ain adalah pengingat bahwa di dunia ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu kedokteran semata. Ketergantungan kepada Allah SWT, memohon perlindungan-Nya, dan mengamalkan ajaran-Nya adalah benteng terbaik bagi setiap Muslim. Dengan keyakinan yang teguh dan amalan yang benar, umat Islam dapat terhindar dari berbagai macam marabahaya, termasuk dari 'ain.

🏠 Homepage