Dalam lautan ayat-ayat Al-Qur'an yang penuh hikmah, terdapat permata-permata ajaran yang senantiasa relevan sepanjang masa dan berlaku universal bagi seluruh umat manusia. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam dan menjadi pijakan penting dalam memahami esensi Islam adalah Surat Al-Baqarah ayat 136. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang keyakinan mendasar seorang Muslim, tetapi juga menggarisbawahi prinsip toleransi dan menghargai keyakinan orang lain, sebuah pesan yang sangat dibutuhkan di dunia yang semakin plural ini.
Ayat ini merupakan seruan langsung kepada umat Islam untuk menyatakan keyakinan mereka secara komprehensif. Ada beberapa poin krusial yang terkandung di dalamnya:
1. Iman kepada Allah (آمَنَّا بِاللَّهِ): Fondasi utama dari seluruh ajaran Islam adalah keesaan Allah SWT. Keyakinan ini adalah titik tolak segalanya, yang menegaskan bahwa hanya kepada-Nya ibadah dan kepasrahan ditujukan.
2. Iman kepada Wahyu yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا): Ini merujuk pada Al-Qur'an, kitab suci yang menjadi pedoman hidup umat Islam. Keimanan ini mencakup penerimaan terhadap seluruh ajaran, hukum, dan petunjuk yang terkandung di dalamnya.
3. Pengakuan terhadap Risalah Para Nabi Terdahulu (إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ): Bagian terpenting dari ayat ini adalah pengakuan terhadap para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW, serta wahyu yang mereka terima. Ini termasuk para nabi dari keturunan Ibrahim 'alaihissalam seperti Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan keturunannya (Al-Asbath), serta nabi-nabi besar seperti Musa 'alaihissalam dengan Tauratnya, dan Isa 'alaihissalam dengan Injilnya. Islam memandang para nabi ini sebagai utusan Allah yang membawa risalah kebenaran yang sama, meskipun syariat yang dibawa mungkin berbeda sesuai dengan zaman dan kondisi umatnya.
4. Prinsip Tidak Membedakan Antar Nabi (لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ): Inilah inti dari ajaran toleransi yang terkandung dalam ayat ini. Umat Islam diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan status para nabi dan rasul. Semua adalah utusan Allah yang wajib dihormati dan diimani. Mengingkari salah satu di antara mereka berarti mengingkari seluruh risalah kenabian. Prinsip ini mengajarkan umat Islam untuk menghargai sejarah keagamaan yang lebih luas dan mengakui peran para nabi dalam membawa petunjuk ilahi kepada umat manusia dari masa ke masa.
5. Kepasrahan Diri Hanya kepada Allah (وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ): Akhir dari pernyataan keimanan ini adalah penegasan bahwa tujuan akhir dari seluruh keyakinan dan kepatuhan adalah kepada Allah SWT semata. Muslimin adalah orang-orang yang berserah diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya.
QS Al-Baqarah ayat 136 memiliki implikasi yang sangat kuat dalam membangun sikap toleransi dan kerukunan, baik di antara sesama Muslim maupun dengan umat beragama lain. Dengan mengakui dan menghormati para nabi dan kitab-kitab suci terdahulu, umat Islam diajak untuk melihat adanya benang merah kebenaran yang menghubungkan berbagai tradisi keagamaan monoteistik. Ini bukan berarti mencampuradukkan ajaran, melainkan menghargai jejak para pembawa risalah Allah yang sama.
Dalam konteks sosial, ayat ini menjadi dasar mengapa umat Islam dituntut untuk tidak mencela atau merendahkan keyakinan orang lain, terutama para nabi dan simbol-simbol suci mereka. Menghormati nabi-nabi dari kalangan Bani Israil, misalnya, adalah bentuk penghormatan terhadap akar sejarah keagamaan yang kuat dari mana Islam kemudian hadir sebagai penyempurna. Sikap ini membangun jembatan dialog dan pemahaman, bukan permusuhan.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengajarkan tentang pentingnya kesatuan dalam keyakinan inti, yaitu keesaan Allah, sambil tetap mengakui keragaman jalan para nabi. Penekanan pada "tidak membedakan" justru memperkuat keimanan pada sumber ilahi yang sama, yang telah mengutus para utusan-Nya untuk membimbing manusia di setiap zaman. Ini adalah pengingat bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin, membawa pesan kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam.
Memahami dan mengamalkan makna QS Al-Baqarah ayat 136 secara mendalam akan membentuk seorang Muslim yang tidak hanya kuat dalam akidahnya, tetapi juga lapang dadanya dalam berinteraksi dengan masyarakat yang beragam. Toleransi yang diajarkan bukan sekadar sikap apatis atau membiarkan kebatilan, melainkan apresiasi terhadap kebenaran yang diyakini orang lain, serta kemampuan untuk hidup berdampingan dalam bingkai kebangsaan dan kemanusiaan, sembari tetap teguh pada prinsip Islam.
Dengan demikian, QS Al-Baqarah ayat 136 menjadi mercusuar ajaran yang terus mengingatkan umat Islam akan pentingnya iman yang utuh, pengakuan terhadap sejarah kenabian yang luas, dan akhlak mulia dalam bersikap terhadap sesama, seraya menegaskan kepasrahan mutlak hanya kepada Allah SWT. Pesan universal ini adalah warisan berharga yang perlu terus digali dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.