Al-Baqarah
Ilustrasi simbolis Surah Al-Baqarah

Menyelami Makna Surah Al-Baqarah Ayat 102-105: Ujian Keimanan dan Strategi Setan

Surah Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan berbagai pelajaran mendalam bagi umat Islam. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat ayat 102 hingga 105 yang secara khusus membahas tentang pengaruh sihir, godaan setan, serta sikap seorang mukmin dalam menghadapi keduanya. Memahami ayat-ayat ini bukan hanya penting untuk meningkatkan keimanan, tetapi juga untuk membentengi diri dari tipu daya musuh yang tak terlihat.

Kisah Nabi Sulaiman dan Ajaran Sihir

Ayat 102 Surah Al-Baqarah membuka kisah tentang zaman Nabi Sulaiman AS. Allah SWT berfirman:

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَىٰ الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sebenarnya Sulaiman itu tidak kafir, tetapi setan-setanlah yang kafir; mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di Babilon, yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan seorang pun, kecuali berkata (kepadanya), 'Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah engkau kafir.' Maka mereka (para ahli sihir) mempelajari (sihir) itu yang dapat menimbulkan perpisahan antara seorang (suami) dengan istrinya. Tetapi mereka itu tidak akan dapat mencelakai seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak bermanfaat bagi mereka. Dan sungguh, mereka telah mengetahui barangsiapa membeli (sihir) itu, tidak akan mendapat bagian (kebahagiaan) di akhirat. Dan sungguh, sangat buruk perbuatan yang mereka jual dirinya dengannya, kalau saja mereka mengetahui."

Ayat ini menjelaskan bahwa sihir bukanlah sesuatu yang dibawa oleh Nabi Sulaiman AS. Sebaliknya, setanlah yang menyebarkan ilmu sihir dan menisbatkannya kepada masa kekuasaan Sulaiman. Sihir diajarkan oleh dua malaikat, Harut dan Marut, di Babilon, namun bukan untuk disalahgunakan. Mereka selalu mengingatkan bahwa mengajarkan sihir adalah ujian keimanan, dan siapa pun yang mempelajarinya untuk tujuan yang buruk, maka akan mencelakai dirinya sendiri dan tidak memiliki bagian di akhirat.

Bahaya Sihir dan Kekuatan Izin Allah

Pelajaran penting dari ayat ini adalah bahwa sihir pada hakikatnya tidak memiliki kekuatan untuk mencelakai kecuali dengan izin Allah SWT. Ini menegaskan bahwa hanya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kepercayaan bahwa sihir dapat berkuasa sendiri tanpa campur tangan ilahi adalah bentuk syirik. Ayat ini juga memperingatkan tentang bahaya mempelajari sihir, terutama yang bertujuan memisahkan antara suami dan istri, sebuah perbuatan yang sangat dibenci. Orang yang menukar kebahagiaan akhiratnya dengan ilmu sihir adalah orang yang merugi.

Tipu Daya Setan dan Perintah untuk Menjaga Diri

Ayat 103 dan 104 Surah Al-Baqarah melanjutkan pembahasan mengenai hakikat kebenaran dan kebatilan, serta bagaimana manusia seringkali tertipu.

وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَٰذَا حَلَالٌ وَهَٰذَا حَرَامٌ لِتَقْطَعُوا عَلَىٰ أَلْسِنَتِكُمُ الْكَذِبَ ۗ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang diucapkan oleh lidahmu secara bohong, 'Ini halal dan ini haram,' untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung."

تَرَىٰ كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ

"Kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) tolong-menolong (dalam dosa) dengan orang-orang yang kafir; sungguh, seburuk-buruk perbekalan yang mereka siapkan untuk diri mereka adalah (kemurkaan) Allah menimpakan azab kepada mereka, dan mereka akan kekal dalam azab."

Ayat-ayat ini menekankan pentingnya kejujuran dalam berbicara dan menetapkan hukum agama. Manusia tidak berhak menghalalkan atau mengharamkan sesuatu tanpa dalil syar'i, karena hal itu adalah kebohongan terhadap Allah dan akan mendatangkan kerugian besar. Setan selalu berusaha menggiring manusia untuk mengikuti hawa nafsu dan mengasosiasikan diri dengan orang-orang yang menolak kebenaran. Akibatnya, mereka akan mendapatkan murka Allah dan kekal dalam siksaan-Nya.

Anjuran untuk Memperkuat Hubungan dengan Allah

Menyikapi segala bentuk godaan dan kebohongan, Surah Al-Baqarah ayat 105 memberikan penegasan mengenai tujuan utama seorang mukmin.

لَٰكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۗ أُولَٰئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا

"Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka, dan orang-orang mukmin yang beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan apa yang diturunkan sebelummu, serta (orang-orang) yang melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Itulah orang-orang yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar."

Ayat penutup ini memberikan solusi dan teladan terbaik. Orang-orang yang kokoh ilmunya, senantiasa beriman kepada wahyu Allah, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan beriman kepada Allah serta hari akhir, adalah golongan yang dijanjikan pahala yang besar. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh bisikan setan, sihir, atau kebohongan. Sebaliknya, mereka fokus pada ibadah, memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta, dan meraih kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.

Dengan merenungkan Surah Al-Baqarah ayat 102-105, kita diingatkan akan pentingnya menjaga akidah, menjauhi segala bentuk kesyirikan dan kebohongan, serta terus meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan kita. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari segala bentuk tipu daya setan dan musuh-musuh Islam.

🏠 Homepage