Surah Al Baqarah merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an, dan di dalamnya terdapat sebuah ayat yang sangat istimewa dan memiliki kedudukan tinggi, yaitu Ayat Kursi. Ayat ini dikenal dengan kekuatannya dalam menjelaskan keesaan dan keagungan Allah SWT. Bagi umat Muslim, Ayat Kursi bukan hanya sekadar bacaan, melainkan pengingat akan kekuasaan mutlak Tuhan yang meliputi segala sesuatu.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوۡمٌۚ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ
Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis-samaawati wa maa fil-ardh. Man dhal-ladzii yashfa’u ‘indahuu illaa bi-idznih. Ya’lamu maa baina aydiihiim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bi-syai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’. Wasi’a kursiyyuhus-samaawati wal-ardh, wa laa ya’uuduhuu hifdhuhumaa. Wa huwal ‘aliyyul ‘adhiim.
Terjemahan Ayat Kursi:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa apa yang di hadapan mereka dan apa apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Ayat Kursi, yang terdapat pada Surah Al Baqarah ayat 255, adalah ayat yang sarat makna dan memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Kata "Kursi" dalam ayat ini diartikan oleh para ulama sebagai kekuasaan Allah yang meliputi seluruh alam semesta, bukan sekadar singgasana dalam arti harfiah. Allah SWT menegaskan dalam ayat ini bahwa Dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Sifat "Al Hayyu" (Yang Maha Hidup) dan "Al Qayyum" (Yang Maha Berdiri Sendiri/Mengurus) menunjukkan keabadian dan kemandirian-Nya yang mutlak.
Sifat Allah yang tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur (`laa ta'khudzuhu sinatuw wa laa naum`) menegaskan bahwa Dia senantiasa menjaga dan mengatur seluruh ciptaan-Nya tanpa lelah. Keagungan-Nya terlukis saat disebutkan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah milik-Nya. Hal ini menunjukkan betapa luasnya kekuasaan dan kepemilikan Allah.
Lebih lanjut, Ayat Kursi menjelaskan tentang syafa'at. Tidak ada seorang pun yang dapat memberikan syafa'at di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya. Ini mengajarkan kepada kita untuk tidak menggantungkan harapan pada selain Allah dan senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya.
Ilmu Allah (`'ilmihii`) adalah sesuatu yang tidak terbatas. Dia mengetahui segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Manusia hanya dapat mengetahui apa yang Allah izinkan untuk mereka ketahui. Pernyataan `Wasi'a kursiyyuhus-samaawati wal-ardh` mengindikasikan bahwa kekuasaan dan kebesaran Allah meliputi seluruh langit dan bumi, bahkan jauh melampauinya.
Penegasan terakhir, `Wa huwal 'aliyyul 'adhiim`, menutup ayat ini dengan mengingatkan kembali akan ketinggian dan kebesaran Allah yang tidak tertandingi. Membaca Ayat Kursi secara rutin dipercaya dapat memberikan perlindungan dari kejahatan, jin, dan setan, serta mendatangkan ketenangan hati bagi yang membacanya dengan penuh keyakinan.
Dengan memahami bacaan latin dan terjemahan Surah Al Baqarah ayat 255 ini, diharapkan kita dapat lebih merenungkan kebesaran Allah dan menguatkan keyakinan kita sebagai hamba-Nya.