Surah Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan banyak hikmah dan pelajaran berharga. Di antara ayat-ayatnya yang penuh makna, rangkaian ayat 80 hingga 90 menawarkan pandangan mendalam tentang janji Allah, ujian bagi Bani Israil, dan penegasan kebenaran risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Ayat-ayat ini tidak hanya menceritakan kisah umat terdahulu, tetapi juga memberikan pedoman dan peringatan bagi umat Islam di setiap zaman. Memahami kandungan ayat-ayat ini akan memperkaya pemahaman kita tentang Islam dan memperkuat keyakinan.
Ayat 80 dari Surah Al-Baqarah memulai dengan teguran terhadap Bani Israil yang mengklaim hanya akan dibakar oleh api neraka selama beberapa hari. Klaim ini datang setelah mereka berinteraksi dengan kaum lain dan merasa kebebasan beragama mereka terbatas. Allah Subhanahu wa ta'ala membantah keras klaim ini, menegaskan bahwa janji Allah bukanlah sekadar khayalan atau keinginan semata.
وَقَالُواْ لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلاَّ أَيَّامًا مَّعْدُودَةً قُلْ أَتَّخَذْتُم عِندَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَن يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
"Dan mereka (Bani Israil) berkata: 'Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali hanya beberapa hari yang dihitung.' Katakanlah (Muhammad): 'Apakah kamu menerima janji dari Allah, sehingga Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?'"
Ayat ini menunjukkan bahwa keselamatan tidak bisa diraih hanya dengan mengaku-ngaku keturunan nabi atau memiliki garis keturunan tertentu, tanpa dibarengi dengan keimanan dan ketaatan yang tulus kepada Allah. Janji Allah bersifat pasti dan hanya akan diberikan kepada mereka yang memenuhi syarat-syarat-Nya.
Selanjutnya, ayat 81-83 menggambarkan kondisi yang lebih spesifik mengenai keengganan Bani Israil untuk memeluk Islam, padahal mereka telah diberikan kitab suci dan diperintahkan untuk beriman. Mereka terperangkap dalam kebanggaan akan warisan leluhur dan dogma yang menyimpang dari ajaran asli.
بَلَى مَن كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Tidak demikian! (siapa pun) yang berbuat kejahatan dan dikelilingi oleh kesalahannya, mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, mereka adalah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya."
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لاَ تَعْبُدُونَ إِلاَّ اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنكُمْ وَأَنتُم مِّعْرِضُونَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, 'Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.' Kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu selalu menjadi orang yang tidak memedulikan."
Ayat-ayat ini menekankan bahwa keselamatan dan kesengsaraan ditentukan oleh amal perbuatan, bukan sekadar keturunan. Ketaatan kepada Allah, berbuat baik kepada sesama, menjaga hubungan kekerabatan, peduli terhadap yatim dan miskin, berkata baik, mendirikan salat, dan menunaikan zakat adalah pondasi utama yang telah diperintahkan sejak lama. Sayangnya, Bani Israil lebih memilih berpaling dari perjanjian ini.
Ayat 84-86 mengisahkan lebih lanjut tentang pembangkangan Bani Israil, termasuk tindakan membunuh sesama mereka dan mengusir sebagian dari kampung halaman. Mereka kemudian bersumpah untuk tidak akan melakukan hal tersebut lagi, namun sumpah ini pun dilanggar. Ini menunjukkan betapa dalam kerusakan moral yang telah terjadi di kalangan mereka.
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَكُمْ لاَ تَسْفِكُونَ دِمَاءكُمْ وَلاَ تُخْرِجُونَ أَنفُسَكُم مِّن دِيَارِكُمْ ثُمَّ اعْتَرَفْتُمْ وَأَنتُمْ تَشْهَدُونَ
"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari kamu, 'Janganlah kamu menumpahkan darahmu (membunuh sesama Bani Israil) dan janganlah kamu mengusir dirimu (saudaramu) dari kampung halamanmu.' Kemudian kamu telah mengakuinya, sedang kamu menyaksikannya."
ثُمَّ أَنتُمْ هَـؤُلاَءِ تَقْتُلُونَ أَنفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِّنكُم مِّن دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِم بِالإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِن يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاء مَن يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنكُمْ إِلاَّ خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
"Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sendiri) dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamanmu. Kamu bantu-membantu (memusuhi) mereka dengan dosa dan permusuhan. Apabila mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (terlarang) bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian di antaramu, kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka akan diazab sesengsara-singsara azab. Dan Allah tidak sekali-kali lalai daripada apa yang kamu kerjakan."
Penolakan terhadap sebagian ajaran kitab suci sambil menerima sebagian lainnya adalah bentuk kemunafikan dan kekufuran yang nyata. Allah menegaskan bahwa perbuatan semacam ini akan membawa kehinaan di dunia dan siksaan yang pedih di akhirat.
Ayat 87-90 kemudian beralih pada penegasan akan kerasulan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan Al-Qur'an sebagai kitab suci yang hak. Ini menjadi titik balik dalam pembicaraan, menyadarkan Bani Israil akan ketidakbenaran sikap mereka.
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِن بَعْدِهِ بِالرُّسُلِ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan Kami susulkan sesudahnya rasul-rasul, dan Kami berikan bukti-bukti (kenabian) kepada 'Isa putra Maryam dan Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu rasul membawa apa yang tidak diingini oleh dirimu, kamu menyombongkan diri? Sebagian kamu ada yang kamu dustakan dan sebagian kamu ada yang kamu bunuh."
وَقَالُواْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَل لَّعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلاً مَّا يُؤْمِنُونَ
"Dan mereka berkata: 'Hati kami tertutup.' Tetapi Allah melaknat mereka karena kekafiran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman."
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُواْ مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُواْ فَلَمَّا جَاءَهُم مَّا عَرَفُواْ كَفَرُواْ بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
"Dan setelah datang kepada mereka kitab (Al-Qur'an) dari sisi Allah yang membenarkan Kitab yang ada pada mereka, sedangkan sebelumnya mereka biasa mencari kemenangan (terhadap orang-orang kafir) dengan (kedatangan Nabi Muhammad), maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka kenal, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah atas orang-orang yang mengingkarinya."
بِئْسَمَا اشْتَرَوْاْ بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَن يَكْفُرُواْ بِمَا أنزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَن يُنَزِّلَ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ عَلَى مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَى غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ
"Sangat buruk apa yang mereka perbuat dengan diri mereka, (yaitu) mereka kafir kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur'an), karena rasa dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Maka mereka mendapat murka demi murka. Dan bagi orang-orang kafir itu azab yang menghinakan."
Ayat-ayat ini menunjukkan kekecewaan dan ketegasan Allah terhadap Bani Israil. Mereka yang sebelumnya menanti kedatangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mendapatkan keunggulan atas musuh-musuh mereka, justru mengingkarinya ketika beliau benar-benar datang dengan membawa kebenaran. Penolakan mereka terhadap Al-Qur'an dan kerasulan Nabi adalah bentuk kesombongan dan kedengkian yang berujung pada murka Allah.
Kisah Bani Israil dalam ayat-ayat ini memberikan pelajaran universal. Pertama, kemurnian tauhid dan ketaatan mutlak kepada Allah adalah kunci keselamatan. Kedua, iman tanpa amal saleh tidaklah bernilai. Ketiga, kesombongan dan kebencian terhadap kebenaran hanya akan membawa kehancuran. Keempat, umat Islam diperintahkan untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Al-Qur'an dan risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, serta berpegang teguh pada ajaran-Nya tanpa pandang bulu.
Memahami Surah Al-Baqarah ayat 80-90 adalah pengingat yang kuat agar kita tidak mengikuti jejak umat terdahulu yang menolak kebenaran karena kesombongan dan hawa nafsu. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk memahami, mengamalkan, dan menyebarkan ajaran Al-Qur'an dengan ikhlas.