Surah At Tin adalah salah satu surah pendek dalam Al-Qur'an, namun sarat akan makna mendalam. Terletak di juz ke-30, surah ini terdiri dari 8 ayat dan diturunkan di Mekah. Nama "At Tin" sendiri berarti "Buah Tin", yang menjadi sumpah Allah SWT di awal surah. Mari kita selami terjemahan dan tafsir dari Surah At Tin untuk memahami pesan-pesannya yang universal.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
Demi (buah) tin dan (buah) zaitun,
Allah SWT memulai surah ini dengan sumpah atas buah tin dan zaitun. Buah tin dikenal kaya akan nutrisi dan dianggap sebagai salah satu buah tertua yang dikonsumsi manusia, tumbuh subur di wilayah seperti Syam (Palestina, Suriah, Yordania, Lebanon). Zaitun juga merupakan buah yang sangat diberkahi, menghasilkan minyak yang bermanfaat, dan tumbuh subur di daerah yang sama. Sumpah ini seringkali mengindikasikan pentingnya sesuatu yang akan dijelaskan setelahnya.
وَطُورِ سِينِينَ
dan demi gunung Sinai,
Gunung Sinai (Sinai) adalah tempat di mana Nabi Musa AS menerima wahyu dari Allah SWT. Ini adalah tempat bersejarah yang penuh berkah dan keagungan, menandakan signifikansi spiritual dari tempat ini dalam sejarah kenabian.
وَهَـٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ
dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.
Negeri yang aman yang dimaksud adalah Mekah Al-Mukarramah, tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Ka'bah berada. Mekah adalah pusat spiritual Islam yang aman dan dihormati oleh seluruh umat Muslim di dunia.
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Setelah bersumpah dengan beberapa ciptaan-Nya yang mulia dan tempat-tempat bersejarah, Allah SWT menyatakan bahwa Dia telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik dan mental yang paling sempurna. Manusia dianugerahi akal, kemampuan berpikir, rasa, dan bentuk tubuh yang proporsional, menjadikannya makhluk yang paling mulia di antara ciptaan Allah lainnya.
ثُمَّ رَدَدْنَـٰهُ أَسْفَلَ سَـٰفِلِينَ
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,
Ayat ini menjelaskan nasib manusia yang mengingkari nikmat Allah dan berbuat kejahatan. Mereka akan dikembalikan ke derajat yang paling hina. Sebagian ulama menafsirkan ini sebagai kembali ke usia tua yang lemah, sementara yang lain menafsirkannya sebagai penurunan derajat ke neraka Jahanam bagi orang-orang kafir. Ini menunjukkan bahwa kesempurnaan penciptaan tidak menjamin keselamatan jika manusia tidak mensyukurinya dan tunduk pada kehendak Allah.
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Namun, pengecualian diberikan kepada mereka yang beriman kepada Allah dan melakukan amal saleh. Bagi mereka, Allah menjanjikan pahala yang tak terputus dan takkan pernah berakhir. Ini adalah janji kebahagiaan abadi di akhirat, sebuah imbalan yang setimpal atas kesetiaan dan ketaatan mereka kepada Sang Pencipta.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ
Maka apakah yang membuat kamu mendustakan hari pembalasan setelah (bukti-bukti) ini?
Ayat terakhir ini merupakan pertanyaan retoris dari Allah kepada manusia. Setelah jelasnya bukti-bukti penciptaan yang sempurna, keseimbangan alam, dan janji pahala serta siksa, apalagi yang bisa membuat seseorang mendustakan adanya hari pembalasan dan kebangkitan? Surah ini mengajak kita untuk merenungkan betapa besar nikmat Allah dan betapa pentingnya membalasnya dengan iman dan amal saleh agar kita termasuk golongan yang mendapatkan kebahagiaan abadi.
Baca Surah At Tin Lengkap di Quran.com