Dalam lautan hikmah Al-Qur'an yang tak terhingga, terdapat ayat-ayat serta surat-surat yang memiliki kedudukan dan keutamaan istimewa. Salah satu di antaranya adalah tiga ayat terakhir dari Surah Al Baqarah. Surat ini, yang merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur'an, sarat akan makna, hukum, dan petunjuk bagi umat manusia. Tiga ayat penutupnya secara khusus diyakini memiliki kekuatan spiritual dan keberkahan yang luar biasa, menjadikannya bacaan yang sangat dianjurkan bagi setiap Muslim.
Keutamaan membaca tiga ayat terakhir Surah Al Baqarah disebutkan dalam berbagai hadits sahih. Salah satu hadits yang paling masyhur diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa membaca dua ayat terakhir dari Surah Al Baqarah pada malam hari, maka ia akan dicukupkan."
Kata "dicukupkan" ini ditafsirkan oleh para ulama sebagai kecukupan dari segala keburukan, kejahatan, gangguan setan, serta dijauhkan dari segala musibah yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan betapa besar perlindungan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang senantiasa menjaga bacaan ayat-ayat mulia ini.
Selain itu, hadits lain yang juga sangat penting adalah riwayat dari An-Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu, di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Al-Qur'an itu (terdiri dari surah) Al Baqarah, satu surah yang paling agung di dalam Al-Qur'an. Di dalamnya terdapat satu ayat yang merupakan ayat penutup dari Al-Qur'an, yaitu ayat Kursi, dan ayat-ayat terakhir dari Surah Al Baqarah. Ayat-ayat tersebut turun dari perbendaharaan di bawah Arsy."
Pernyataan bahwa ayat-ayat tersebut turun dari perbendaharaan di bawah Arsy menandakan kedudukannya yang sangat tinggi dan kemuliaannya yang luar biasa. Hal ini memberikan penekanan lebih lanjut mengenai signifikansi membaca dan merenungkan ayat-ayat ini.
Manfaat lain yang bisa didapatkan adalah sebagai penangkal sihir dan tipu daya setan. Di era modern ini, di mana godaan dan pengaruh negatif semakin beragam, menjaga diri dengan amalan-amalan yang diajarkan Rasulullah menjadi sangat krusial. Tiga ayat terakhir Al Baqarah ini berfungsi sebagai benteng spiritual yang kokoh.
Berikut adalah teks bacaan tiga ayat terakhir Surah Al Baqarah beserta terjemahannya:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)
Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata): "Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan rasul) dari rasul-rasul-Nya". Dan mereka berkata: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami, wahai Tuhan kami; dan kepada Engkaulah tempat kembali."
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau membebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang tidak beriman."
Ayat-ayat ini mengandung pengakuan iman yang mendalam, permohonan ampunan, pengakuan atas keterbatasan manusia, serta permohonan pertolongan kepada Allah. Semuanya terangkum dalam esensi ibadah dan penghambaan diri yang tulus.