Kisah Nabi Ibrahim dan Ajaran Berharga dari Surat Al Baqarah Ayat 125 dan 130

Kalam Ilahi: Fondasi Kehidupan Muslim Surat Al Baqarah: Pelajaran untuk Umat Manusia

Ilustrasi: Kekuatan dan Keindahan Al-Qur'an

Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, adalah sumber petunjuk hidup yang tak ternilai. Di dalamnya terkandung kisah-kisah para nabi, hukum-hukum ilahi, dan pelajaran moral yang relevan sepanjang masa. Di antara sekian banyak ayat yang memuat hikmah mendalam, Surat Al Baqarah ayat 125 dan 130 menonjol dengan kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam dan ajaran penting mengenai ibadah, keimanan, serta tanggung jawab seorang Muslim.

Kisah Nabi Ibrahim dan Ka'bah (Al Baqarah: 125)

Ayat 125 dari Surat Al Baqarah menceritakan tentang bagaimana Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk membersihkan rumah-Nya (Ka'bah) bagi para tawaf, orang yang beri'tikaf, orang yang rukuk, dan orang yang sujud.

وَإِذْ جَعَلْنَا ٱلْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبْرَٰهِـۧمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَآ إِلَىٰٓ إِبْرَٰهِـۧمَ وَإِسْمَٰعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِىَ لِلطَّآئِفِينَ وَٱلْعَٰكِفِينَ وَرُكَّعٍ وَسُجُودٍ

Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah (Ka'bah) itu tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku (Ka'bah) bagi orang-orang yang tawaf, orang yang i’tikaf, orang yang rukuk, dan orang yang sujud."

Ayat ini mengandung beberapa poin penting:

Perintah Menghadap Kiblat dan Permohonan Nabi Ibrahim (Al Baqarah: 127)

Meskipun fokus utama Anda adalah ayat 125 dan 130, penting untuk dicatat bahwa ayat-ayat di sekitarnya juga memberikan konteks yang kaya. Ayat 127 secara spesifik menyebutkan permintaan Nabi Ibrahim Alaihissalam setelah beliau dan Ismail selesai membangun Ka'bah.

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِـۧمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (binaan) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami, terimalah (amal kami). Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

Doa ini menunjukkan kerendahan hati dan keikhlasan Nabi Ibrahim. Meskipun ia adalah seorang nabi pilihan, ia tetap memohon penerimaan amal dari Allah SWT, menyadari bahwa segala kekuatan dan keberhasilan datang semata-mata dari-Nya.

Ajaran Nabi Ibrahim tentang Ketaatan dan Ajaran untuk Umat Muhammad (Al Baqarah: 130)

Ayat 130 dari Surat Al Baqarah melanjutkan kisah Nabi Ibrahim, namun lebih luas lagi membahas tentang siapa yang membenci agama Ibrahim. Ayat ini mengkritik orang-orang yang tidak mengikuti millah (ajaran) Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri.

وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَٰهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفْسَهُۥ ۚ وَلَقَدِ ٱخْتَرْنَـٰهُ فِى ٱلدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُۥ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ

Dan tidak ada orang yang benci kepada agama Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri, padahal sungguh, Kami telah memilihnya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang saleh.

Makna mendalam dari ayat ini meliputi:

Inti Pelajaran dan Relevansinya

Surat Al Baqarah ayat 125 dan 130, serta ayat-ayat di sekitarnya, memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya:

Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk senantiasa merenungi makna di balik setiap perintah dan kisah dalam Al-Qur'an, agar iman kita semakin teguh dan amal ibadah kita senantiasa diterima oleh Allah SWT.
🏠 Homepage