Ikon Al-Qur'an

Surat Al Baqarah Ayat 45-50: Petunjuk dalam Kesabaran dan Salat

Surat Al Baqarah, sebagai surat terpanjang dalam Al-Qur'an, memuat berbagai ajaran dan petunjuk bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat enam ayat yang berurutan, yaitu dari ayat 45 hingga 50, yang memberikan penekanan khusus pada dua pilar penting dalam kehidupan seorang Muslim: kesabaran dan salat. Ayat-ayat ini tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga menguraikan mengapa kedua ibadah ini begitu krusial dalam menghadapi tantangan hidup dan meraih pertolongan Allah SWT.

QS. Al Baqarah [2]: 45

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ

Wa'sta'iinů bis-s'bri wash-sh'alati, wa innahā lakabīratun illā 'alal-khāshi'īn.

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu terasa berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.

QS. Al Baqarah [2]: 46

ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُوا۟ رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ

Alladzīna yaẓunnūna annahum mulāqū rabbihim wa annahum ilaihi rāji'ūn.

Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

QS. Al Baqarah [2]: 47

يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتِىَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّى فَضَّلْتُكُمْ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ

Yā banī Isrā'īla-dhkurū ni'matiyal-latī an'amtu 'alaikum wa annī faddaltukum 'alal-'ālamīn.

Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah) bahwa Aku telah melebihkan kamu atas umat-umat (lain) pada masa itu.

QS. Al Baqarah [2]: 48

وَٱتَّقُوا۟ يَوْمًا لَّا تَجْزِى نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْـًٔا وَلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَٰعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ

Wattaqū yawman lā tajzī nafsun 'an nafsish-shaī'an, wa lā yuqbalu minhā shafā'atun, wa lā yu'khadzu minhā 'adlun, wa lā hum yunṣarūn.

Dan takutlah pada hari (ketika) tidak ada seorang pun yang dapat membela orang lain sedikit pun, dan syafaat serta tebusan (penebus kesalahan) tidak diterima dari seseorang, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan.

QS. Al Baqarah [2]: 49

وَإِذْ نَجَّيْنَٰكُم مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوٓءَ ٱلْعَذَابِ يُقَتِّلُونَ أَبْنَآءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَآءَكُمْ ۚ وَفِى ذَٰلِكُم بَلَآءٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ

Wa idz najjainākum min āli Fir'auna yasūmūnakum sū'al-'adzābi, yuqattilūna abnā'akum wa yastaḥyūna nisā'akum, wa fī dzālikum balā'un mir rabbikum 'aẓīm.

Dan (ingatlah), ketika Kami menyelamatkan kamu dari kaum Firaun, yang membiarkan kamu menderita siksaan yang buruk, mereka menyembelih anak laki-lakimu dan membiarkan hidup anak-anak perempuanmu. Dan pada yang demikian itu terkandung cobaan yang besar dari Tuhanmu.

QS. Al Baqarah [2]: 50

وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ ٱلْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَٰكُمْ وَأَغْرَقْنَآ آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ

Wa idz faraqna bikumul-baḥra fa'anjainākum wa aghraqnā āla Fir'auna wa antum tanẓurūn.

Dan (ingatlah), ketika Kami membelah laut untuk menyelamatkan kamu, lalu Kami menenggelamkan kaum Firaun, sedangkan kamu menyaksikan.

Makna Mendalam di Balik Kesabaran dan Salat

Ayat 45 menjadi inti dari segmen ini, dengan jelas memerintahkan untuk mencari pertolongan melalui kesabaran (sabr) dan salat (shalah). Kata "wa'sta'iinů" (dan mintalah pertolongan) menunjukkan bahwa kesabaran dan salat bukanlah sekadar amalan pasif, melainkan merupakan sumber kekuatan aktif yang dapat diandalkan dalam menghadapi segala urusan. Allah SWT mengingatkan bahwa melaksanakan kedua ibadah ini memang berat, kecuali bagi mereka yang memiliki sifat khusyuk – yaitu rasa tunduk, takut, dan fokus yang mendalam kepada Allah.

Ayat 46 menjelaskan ciri orang-orang yang khusyuk. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menyadari bahwa mereka akan bertemu dengan Allah dan kembali kepada-Nya. Keyakinan ini mendorong mereka untuk senantiasa berbuat baik, sabar dalam ketaatan, dan sabar dalam menghadapi ujian, karena mereka tahu bahwa setiap amal perbuatan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta.

Selanjutnya, dari ayat 47 hingga 50, Allah SWT mengingatkan Bani Israil (dan secara implisit seluruh umat manusia) akan berbagai nikmat dan cobaan yang pernah mereka alami. Ayat 47 memerintahkan untuk mengingat nikmat Allah dan keutamaan yang telah diberikan kepada mereka atas umat lain pada masa itu. Ini adalah pengingat untuk tidak melupakan anugerah dan kebaikan Allah, sebagai motivasi untuk senantiasa bersyukur.

Ayat 48 menekankan hari Kiamat, di mana tidak ada pertukaran, syafaat, maupun pertolongan yang dapat diterima selain dari rahmat Allah sendiri. Ini adalah peringatan keras agar tidak tertipu oleh dunia dan selalu mempersiapkan diri untuk hari perhitungan. Ayat 49 dan 50 kemudian merinci salah satu cobaan terbesar yang dialami Bani Israil: penyelamatan mereka dari penindasan Firaun yang kejam. Pengingatan akan pengalaman pahit ini bertujuan agar mereka senantiasa bersyukur atas keselamatan yang diberikan Allah dan tidak mengulangi kesalahan masa lalu.

Secara keseluruhan, ayat 45-50 Surat Al Baqarah mengajarkan sebuah prinsip fundamental dalam kehidupan seorang Mukmin. Untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan, kita harus menjadikan kesabaran sebagai perisai dan salat sebagai tiang penopang. Kesabaran membantu kita menahan diri dari perbuatan buruk dan tetap teguh dalam kebaikan, sementara salat menjadi sarana untuk berkomunikasi langsung dengan Allah, memohon kekuatan, petunjuk, dan ketenangan hati. Keyakinan akan pertemuan dengan Allah menjadi motivasi terkuat untuk menjalani kehidupan sesuai tuntunan-Nya. Pengingatan akan nikmat dan cobaan masa lalu berfungsi sebagai cermin, mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur, tidak sombong, dan selalu waspada terhadap murka-Nya. Dengan mempraktikkan kesabaran dan salat dengan penuh kekhusyukan, kita dapat melewati segala ujian hidup dengan penuh keyakinan, mengharapkan ridha dan pertolongan dari Allah SWT.

🏠 Homepage