Al-Qur'an, sebagai kitab suci umat Islam, merupakan sumber petunjuk dan cahaya bagi kehidupan. Di dalamnya terkandung berbagai macam surat yang masing-masing memiliki keunikan dan kedalaman makna tersendiri. Kali ini, kita akan menyelami keindahan dan hikmah dari rangkaian surat pendek pilihan, dimulai dari Surat Al-Takatsur hingga Surat Al-Bayyinah.
Surat ke-102 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 8 ayat.
Surat Al-Takatsur mengingatkan kita akan bahaya kesibukan duniawi yang berlebihan. Umat manusia seringkali terlena dalam persaingan untuk mengumpulkan harta, kekuasaan, dan kemegahan semata. Mereka seakan-akan tidak pernah merasa cukup dan terus berusaha untuk memiliki lebih banyak, bahkan hingga mengunjungi kubur untuk menghitung jumlah kerabat yang telah meninggal. Padahal, kesibukan duniawi yang seperti ini akan membawa penyesalan di kemudian hari, ketika semua yang telah dikumpulkan tidak lagi berguna di hadapan Allah.
أَلْهَٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ
حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ ٱلْيَقِينِ
لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ ٱلْيَقِينِ
ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
sampai kamu masuk kubur.
Sekali-kali tidak! Kelak kamu mengetahui, (akibat perbuatanmu)
dan sekali-kali tidak! Kelak kamu mengetahui.
Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin.
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu berikan di dunia).
Surat ke-103 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 3 ayat.
Surat Al-'Ashr adalah ringkasan padat tentang pentingnya waktu. Allah SWT bersumpah dengan 'ashr (waktu, zaman) yang menunjukkan betapa berharganya setiap detik yang kita miliki. Dalam surat ini, Allah menegaskan bahwa sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran. Ini adalah formula sederhana namun mendalam untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat: keimanan yang kokoh, tindakan nyata, dan kepedulian terhadap sesama.
وَٱلْعَصْرِ
إِنَّ ٱلْإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Demi masa.
Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
Surat ke-104 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 9 ayat.
Surat Al-Humazah mengecam keras perilaku mencela, menggunjing, dan merendahkan orang lain. Allah SWT menggambarkan orang-orang seperti ini sebagai "pemakan harta" yang rakus dan "penghitung harta" yang terobsesi. Mereka senang mengumpulkan kekayaan tetapi tidak memanfaatkannya untuk kebaikan. Akibatnya, mereka akan dilemparkan ke dalam api neraka yang bergolak (Hutamah), yang tidak akan pernah padam dan terus membakar hati mereka.
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ
ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُۥ
يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُۥ
كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ
نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوقَدَةُ
ٱلَّتِى تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ
إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ
فِى عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ
Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,
yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,
dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya,
sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.
Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?
(Yaitu) api (yang disiapkan) Allah yang dinyalakan,
yang membakar sampai ke hati.
Sesungguhnya api itu ditutupkan kepada mereka,
(sedang) mereka dalam keadaan terikat(palang-palang).
Surat ke-105 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 5 ayat.
Surat Al-Fil menceritakan peristiwa bersejarah tentang pasukan bergajah yang mencoba menghancurkan Ka'bah. Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya dengan mengirimkan burung-burung ababil yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar. Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa Allah akan melindungi rumah-Nya dan akan menghancurkan siapapun yang berniat buruk terhadap-Nya. Surat ini mengingatkan kita bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menandingi kekuatan Allah.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَـٰبِ ٱلْفِيلِ
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
تَرْمِيهِم مِّنْ حِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍۭ
Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
Dan Dia mengirimkan kepada mereka (berbondong-bondong) pasukan burung.
Yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar.
Sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun yang dimakan (ulat).
Surat ke-106 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 4 ayat.
Surat Quraisy menjelaskan karunia Allah kepada suku Quraisy, yaitu dengan memberikan mereka keamanan dan kemudahan dalam perjalanan dagang mereka. Allah telah menyatukan hati mereka dan menjadikan mereka memiliki dua perjalanan dagang yang penting: perjalanan musim dingin ke Yaman dan perjalanan musim panas ke Syam. Surat ini mendorong kita untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Allah dan menyembah-Nya dengan tulus, karena Dia adalah Dzat yang telah memberikan segala kebutuhan kita.
لِإِيلَـٰفِ قُرَيْشٍ
إِلَـٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ
فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَـٰذَا ٱلْبَيْتِ
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
(yaitu) kebiasaan mereka berpergian pada musim dingin dan musim panas.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah),
yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Surat ke-107 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 7 ayat.
Surat Al-Ma'un mengkritik orang-orang yang suka menghardik anak yatim dan tidak mau memberi makan orang miskin. Mereka yang mendustakan agama adalah orang-orang yang lalai dari shalatnya, yaitu orang-orang yang berbuat riya dalam shalatnya, dan enggan (memberi) pertolongan (barang-barang berguna). Surat ini mengajarkan pentingnya kepedulian sosial, keikhlasan dalam beribadah, dan empati terhadap sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ
فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ
وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ
Tidakkah kamu melihat orang yang mendustakan agama?
Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
Maka celakalah orang-orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
orang-orang yang berbuat riya,
dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Surat ke-108 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 3 ayat.
Surat Al-Kautsar adalah surat terpendek dalam Al-Qur'an yang memberikan kabar gembira dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Allah menganugerahkan "Al-Kautsar" yang diartikan sebagai nikmat yang banyak, termasuk telaga di surga. Surat ini juga memerintahkan Nabi untuk mendirikan shalat dan berkurban karena Allah semata, serta menegaskan bahwa musuh-musuh Nabi lah yang akan terputus keturunannya. Ini adalah bentuk penghiburan dan penegasan kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
إِنَّآ أَعْطَيْنَـٰكَ ٱلْكَوْثَرَ
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Surat ke-109 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 6 ayat.
Surat Al-Kafirun merupakan pernyataan tegas tentang pemisahan aqidah antara kaum mukmin dan kaum kafir. Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan bahwa beliau tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan mereka pun tidak akan menyembah Allah. Surat ini menegaskan prinsip toleransi beragama dalam artian tidak mencampuradukkan keyakinan, namun tetap menghormati kebebasan beragama. Bagi orang-orang kafir, agama mereka dan bagi orang-orang mukmin, agama mereka.
قُلْ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلْكَـٰفِرُونَ
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
وَلَآ أَنتُمْ عَـٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِۭ
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir!",
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmu agamamu, dan untukkulah agama ku.
Surat ke-110 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 3 ayat.
Surat An-Nasr merupakan kabar gembira tentang kemenangan Islam dan pertolongan Allah yang akan datang. Ketika pertolongan Allah telah datang dan kemenangan (penaklukan Mekah) telah tampak, serta kamu melihat manusia berbondong-bondong memeluk agama Allah, maka hendaklah kamu bertasbih dengan memuji Tuhanmu dan memohon ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat. Surat ini mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur, bertasbih, dan memohon ampunan kepada Allah atas segala nikmat dan keberhasilan.
إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ
وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًا
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًا
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Surat ke-111 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 5 ayat.
Surat Al-Lahab menceritakan nasib buruk paman Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab, dan istrinya. Mereka dilaknat dan akan binasa karena menentang ajaran Islam. Hartanya tidak berguna dan tidak pula usahanya akan menyelamatkan mereka dari siksa neraka. Istrinya pun akan menjadi teman dalam neraka, memikul kayu bakar dengan kalung dari sabut. Surat ini menjadi peringatan keras bagi siapapun yang menentang kebenaran dan menghalangi dakwah Islam.
تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ
مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ
فِى جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍۭ
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia pun akan binasa.
Tidaklah berguna baginya hartanya dan tidak (pula) apa yang dia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke neraka yang berapi-api.
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Surat ke-112 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 4 ayat.
Surat Al-Ikhlas adalah inti dari tauhid, yaitu mengesakan Allah. Surat ini dengan tegas menyatakan bahwa Allah itu Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. Surat ini mengajarkan tentang kemurnian tauhid dan keagungan Allah SWT.
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang Maha Dibutuhkan (tempat meminta segalanya).
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.
Surat ke-113 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 5 ayat.
Surat Al-Falaq merupakan salah satu dari dua surat pelindung (mu'awwidzatain). Surat ini memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan makhluk-Nya, dari keburukan malam yang gelap gulita, dari keburukan tukang sihir yang meniup pada buhul-buhul, dan dari keburukan orang yang dengki ketika dia dengki. Surat ini mengajarkan kita untuk selalu berlindung kepada Allah dari segala macam keburukan yang ada di dunia.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّـٰثَـٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang Maha Fajar (subuh),
dari kejahatan (makhluk) yang Dia ciptakan,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
dan dari kejahatan wanita-wanita peng(tukang) sihir yang menghembuskan pada buhul-buhul,
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
Surat ke-114 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 6 ayat.
Surat An-Nas adalah surat terakhir dalam Al-Qur'an dan merupakan pelengkap dari Surat Al-Falaq. Surat ini memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan bisikan syaitan yang merasuk ke dalam dada manusia, baik dari golongan jin maupun manusia. Surat ini mengajarkan kita untuk selalu berlindung kepada Allah, Tuhan seluruh manusia, Raja manusia, dan sembahan manusia, dari segala macam godaan dan keburukan yang dapat menyesatkan kita.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
مَلِكِ ٱلنَّاسِ
إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ
مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (pemelihara) sekalian manusia,
Raja manusia,
sembahan manusia,
dari kejahatan (bisikan) syaitan yang bersembunyi,
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
dari golongan jin dan manusia.
Setiap surat ini, meskipun pendek, sarat dengan makna dan pelajaran berharga. Dari peringatan tentang kesibukan duniawi, pentingnya waktu, kecaman terhadap perilaku buruk, hingga penegasan tauhid dan permohonan perlindungan. Semoga perenungan terhadap makna surat-surat ini dapat semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan.