Dalam lautan hikmah dan petunjuk Ilahi yang terkandung dalam Al-Qur'an, setiap surat memiliki kedudukan dan pesan tersendiri. Salah satu surat yang memancarkan kedalaman makna adalah Surat At Tin. Bagi banyak umat Muslim, mengenal urutan surat dalam Al-Qur'an adalah sebuah pengetahuan dasar yang penting. Lantas, surat At Tin adalah surat ke berapa dalam Al-Qur'an? Surat yang indah ini menempati urutan ke-95 dalam mushaf Al-Qur'an, menjadikannya salah satu surat pendek yang terletak di penghujung juz 'amma. Meskipun singkat, kandungan maknanya sangatlah kaya dan relevan bagi kehidupan manusia.
Surat At Tin merupakan surat Makkiyah, yang berarti diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Surat ini terdiri dari delapan ayat yang diawali dengan sumpah Allah SWT terhadap dua buah yang sangat berharga: buah tin dan buah zaitun. Sumpah ini bukan sekadar retorika, melainkan penekanan mendalam terhadap pentingnya hal-hal yang disebutkan. Para ulama menafsirkan buah tin dan zaitun ini sebagai simbol kesuburan, kenikmatan duniawi, atau bahkan merujuk pada tempat-tempat di mana para nabi diutus, seperti Syam (tin) dan Palestina (zaitun). Ada juga yang berpendapat bahwa tin dan zaitun adalah jenis buah yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan sering dikonsumsi oleh para nabi.
Setelah mengambil sumpah, Allah SWT kemudian bersumpah demi Bukit Tursina (Sinai), tempat Nabi Musa AS menerima wahyu. Terakhir, Allah bersumpah demi "negeri yang aman ini", yang umumnya diartikan sebagai kota Mekah. Sumpah-sumpah ini digunakan untuk menegaskan sebuah kebenaran yang fundamental, yaitu bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Ini adalah pengingat tentang potensi luar biasa yang dimiliki setiap individu ciptaan-Nya, baik secara fisik maupun spiritual. Kita diciptakan dengan akal, hati, dan kemampuan untuk berinteraksi serta mengolah dunia.
Namun, kesempurnaan penciptaan ini tidak serta merta menjamin kesempurnaan nasib akhir manusia. Allah SWT mengingatkan bahwa ada kelompok manusia yang akan dikembalikan ke derajat serendah-rendahnya, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh. Ayat ini menjadi sebuah keseimbangan penting: potensi besar manusia harus disertai dengan keyakinan yang benar dan perbuatan yang baik agar tidak jatuh ke dalam kehinaan. Keimanan yang tulus kepada Allah SWT dan amal saleh yang konsisten adalah kunci untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan derajat kemuliaan yang telah dianugerahkan sejak awal penciptaan.
Di akhir surat, Allah menegaskan bahwa setelah semua peringatan dan penjelasan ini, siapakah yang masih berani mendustakan hari pembalasan? Pertanyaan retoris ini sangat kuat untuk membangkitkan kesadaran akan adanya akuntabilitas atas setiap perbuatan di dunia. Pemahaman tentang surat At Tin adalah surat ke berapa dalam Al-Qur'an (yaitu surat ke-95) dan maknanya, mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga keimanan dan memperbaiki amal perbuatan agar meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ
Wattīni wazzaytūn(i)
Demi (buah) tin dan (buah) zaitun.
وَطُورِ سِينِينَ
Waṭūr(i) Sīnīn(a)
Dan demi Bukit Sinai.
وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ
Wa hādhā l-balad(i) l-’amīn(i)
Dan demi negeri yang aman ini (Mekah).
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Laqad khalaqnā l-’insāna fī ’aḥsani taqwīm(in)
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ
Tsumma radadnāhu ’asfala sāfilīn(a)
Kemudian Kami mengembalikannya (ke tempat) serendah-rendahnya.
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
’Illā lladhīna ’āmanū wa ’amilū ṣ-ṣāliḥāti falahum ’ajrun ghayru mamnūn(in)
Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya.
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ
Famā yukadzdhibuka ba‘du bid-dīn(i)
Maka apakah yang membuatmu (tetap) mendustakan hari balas?
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
’Alaysa llāhu bi-’aḥkami l-ḥākimīn(a)
Bukankah Allah hakim yang paling adil?
Mengetahui bahwa surat At Tin adalah surat ke berapa dalam Al-Qur'an dan merenungkan maknanya adalah sebuah langkah awal untuk lebih dekat dengan firman Allah. Surat ini mengingatkan kita akan martabat tinggi manusia sebagai ciptaan-Nya, namun juga menekankan pentingnya iman dan amal saleh agar martabat tersebut terjaga. Ini adalah pelajaran berharga yang harus selalu kita pegang dalam menjalani kehidupan.