Surat At Tin adalah surat ke-95 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari delapan ayat. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyyah, yang berarti diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Nama "At Tin" diambil dari kata pertama surat ini yang berarti buah tin. Surat ini memiliki pesan mendalam mengenai penciptaan manusia, keagungan Tuhan, dan balasan bagi orang yang beriman dan beramal saleh. Salah satu ayat yang sangat penting dalam surat ini adalah ayat keenam, yang menegaskan kembali kebenaran risalah Islam dan janji serta ancaman Allah SWT.
"Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya."
Ayat keenam Surat At Tin ini memiliki kaitan erat dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat kelima yang menjelaskan tentang manusia yang diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah Allah SWT menyebutkan kesempurnaan penciptaan manusia, kini Allah menegaskan bahwa ada keadaan di mana manusia bisa jatuh ke derajat yang paling rendah.
Para ulama tafsir memiliki beberapa pandangan mengenai makna frasa "asfala safilin" (tempat yang serendah-rendahnya). Beberapa interpretasi yang umum adalah:
Inti dari ayat ini adalah sebuah peringatan keras dari Allah SWT. Meskipun manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya fisik dan akal, namun mereka memiliki kebebasan memilih. Pilihan untuk mengingkari nikmat, menolak kebenaran, dan terus menerus berbuat dosa akan berakibat fatal. Allah tidak menghendaki manusia jatuh ke dalam jurang kehinaan tersebut, namun sebagai konsekuensi dari pilihan buruk yang mereka buat sendiri.
Ayat ini menjadi bagian dari rangkaian penjelasan yang utuh dalam Surat At Tin. Allah SWT memulai dengan menyebutkan beberapa ciptaan-Nya yang agung sebagai saksi kebesaran-Nya (buah tin, zaitun, Gunung Sinai, dan negeri Mekkah yang aman). Kemudian, Allah menyatakan bahwa Ia telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna. Namun, kesempurnaan penciptaan ini bukanlah jaminan masuk surga.
Ayat keenam ini kemudian menjelaskan ancaman bagi mereka yang menyalahgunakan kesempurnaan penciptaan tersebut. Kontrasnya, ayat ketujuh dan kedelapan memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Allah berfirman:
"kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, maka mereka akan mendapat pahala yang tiada putus-putusnya."
"Maka apa yang membuatmu (tetap) mendustakan hari pembalasan?"
Dengan demikian, ayat keenam Surat At Tin berfungsi sebagai penyeimbang antara keagungan ciptaan dan konsekuensi dari pilihan manusia. Ia mengingatkan kita bahwa potensi kebaikan dan kesempurnaan yang dianugerahkan oleh Allah bisa sirna jika kita tidak bersyukur dan memilih jalan kesesatan. Ayat ini adalah seruan untuk terus merenungi nikmat Allah, menjaga keimanan, dan beramal saleh agar kita tidak termasuk golongan yang dikembalikan ke tempat yang paling rendah.