Ilustrasi: Al-Qur'an sebagai sumber ilahi.
Dalam mempelajari Al-Qur'an, urutan mushaf yang kita kenal saat ini bukanlah urutan kronologis pewahyuannya. Ayat dan surat turun secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW selama kurun waktu sekitar 23 tahun. Memahami urutan pewahyuan ini memberikan perspektif yang lebih dalam tentang konteks penurunan wahyu dan bagaimana ajaran Islam berkembang. Salah satu pertanyaan yang mungkin muncul di benak banyak umat Muslim adalah: Surat At-Tin diturunkan setelah surat apa?
Surat At-Tin adalah surat ke-95 dalam mushaf Al-Qur'an. Surat ini terdiri dari delapan ayat dan termasuk dalam golongan surat-surat Makkiyyah, yang berarti diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Surat ini dikenal karena sumpah Allah SWT yang memulai pembukaannya:
Ayat-ayat ini melanjutkan dengan firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, namun kemudian dikembalikan ke derajat yang serendah-rendahnya kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal saleh.
Menjawab pertanyaan spesifik mengenai urutan pewahyuannya, para ulama ahli tafsir dan ilmu 'ulumul Qur'an sepakat bahwa Surat At-Tin diturunkan setelah Surat Al-Qadr. Surat Al-Qadr sendiri merupakan surat ke-97 dalam mushaf dan merupakan surat Makkiyyah.
Pengetahuan mengenai urutan pewahyuan ini didasarkan pada riwayat-riwayat hadis dan ijtihad para ulama yang mengumpulkan berbagai petunjuk dari sumber-sumber Islam. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menentukan urutan pewahyuan surat, antara lain:
Urutan pewahyuan ini menjadi penting karena membantu kita memahami bagaimana Islam membangun fondasinya. Surat-surat Makkiyyah umumnya lebih banyak membahas akidah, keesaan Allah, kenabian, hari akhir, dan akhlak dasar. Hal ini sesuai dengan kondisi dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah yang mayoritas menghadapi penolakan terhadap prinsip-prinsip dasar keislaman.
Surat At-Tin, dengan penekanannya pada kesempurnaan penciptaan manusia dan pentingnya iman serta amal saleh, sangat relevan dengan tema-tema pokok di Mekkah. Penurunannya setelah Surat Al-Qadr juga menunjukkan adanya kesinambungan dalam pesan-pesan Ilahi. Surat Al-Qadr sendiri mengingatkan kita akan malam Lailatul Qadr, malam yang penuh kemuliaan, yang juga merupakan momentum penting dalam ibadah dan refleksi spiritual.
Dengan mengetahui bahwa Surat At-Tin diturunkan setelah Surat Al-Qadr, kita dapat lebih menghargai setiap bagian dari Al-Qur'an. Setiap surat dan ayat memiliki kedalaman makna dan hikmahnya tersendiri, serta saling menguatkan satu sama lain dalam membentuk pemahaman Islam yang utuh. Urutan dalam mushaf yang kita baca kini adalah urutan yang telah diatur oleh Allah SWT melalui wahyu kepada Rasul-Nya, yang berbeda dari urutan pewahyuan aslinya, namun keduanya memiliki keutamaan dan kebijaksanaan masing-masing. Mempelajari urutan pewahyuan ini adalah salah satu cara untuk lebih mengenal Al-Qur'an sebagai mukjizat yang terus relevan sepanjang masa.