Simbol keindahan dan kedalaman makna ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Dalam mempelajari Al-Qur'an, banyak umat Muslim yang memiliki rasa ingin tahu mendalam mengenai urutan turunnya surat. Pertanyaan tentang bagaimana ayat-ayat suci ini diwahyukan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW memberikan perspektif penting tentang konteks sejarah dan pemahaman ajaran Islam. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: surat At-Tin turun setelah surat apa? Memahami ini bukan hanya soal kronologi, tetapi juga cara kita menelusuri alur penegakan syariat dan penyempurnaan risalah Islam.
Surat At-Tin adalah surat ke-95 dalam susunan mushaf Al-Qur'an dan terdiri dari 8 ayat. Surat ini tergolong dalam kategori surat Makkiyah, yang berarti surat tersebut diturunkan di Mekah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Penentuan periode Makkiyah dan Madaniyah didasarkan pada tempat penurunan wahyu, bukan berdasarkan urutan penulisan dalam mushaf.
Berdasarkan kajian para ulama dan ahli tafsir mengenai asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) serta sejarah penulisan mushaf, surat At-Tin diyakini diturunkan setelah surat Alam Nasyrah (Asy-Syarh). Surat Alam Nasyrah sendiri adalah surat ke-94 dalam mushaf Al-Qur'an, yang juga merupakan surat Makkiyah. Penurunan kedua surat ini berdekatan, menandakan adanya kesinambungan tema atau peneguhan pesan ilahi pada periode awal kenabian di Mekah.
Kedua surat ini, Alam Nasyrah dan At-Tin, sama-sama merupakan surat pendek yang kaya makna. Penurunannya di Mekah terjadi pada masa-masa awal dakwah Islam, ketika Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya menghadapi tantangan dan penolakan yang berat. Surat-surat Makkiyah seringkali menekankan pada aspek keimanan, tauhid, kebangkitan setelah mati, dan kebesaran Allah SWT, sekaligus memberikan hiburan dan keteguhan hati bagi Rasulullah dan para sahabat.
Surat Alam Nasyrah, dengan firman Allah yang dimulai dengan, "Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?" (QS. Al-Insyirah: 1), turun sebagai bentuk penghiburan dan penguatan bagi Nabi Muhammad SAW. Surat ini mengingatkan beliau akan pertolongan Allah yang telah diberikan dan akan terus diberikan dalam menghadapi kesulitan dakwah.
Tak lama setelah itu, surat At-Tin diturunkan. Surat ini dimulai dengan sumpah Allah SWT atas beberapa ciptaan-Nya yang mulia: buah tin dan zaitun, serta bukit Sinai (Thur Sina) dan negeri Mekah yang aman. Sumpah ini memiliki makna mendalam untuk menegaskan kebenaran risalah Islam dan mengingatkan manusia akan penciptaan mereka dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Surat At-Tin kemudian membahas tentang kejatuhan manusia ke derajat serendah-rendahnya kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, yang akan mendapatkan balasan berlipat ganda dari Allah SWT.
Mengetahui bahwa surat At-Tin turun setelah surat Alam Nasyrah memberikan gambaran tentang bagaimana Al-Qur'an diwahyukan secara gradual. Setiap wahyu memiliki tujuan dan konteksnya sendiri, yang seringkali saling melengkapi dan menguatkan. Penurunan surat-surat ini berdekatan menunjukkan adanya penekanan pada tema-tema tertentu yang relevan dengan kondisi dakwah saat itu.
Fokus pada penciptaan manusia dalam bentuk terbaik, serta peringatan tentang tanggung jawab moral dan keimanan, menjadi pesan kuat yang disampaikan Allah melalui surat At-Tin. Ini adalah pengingat bagi setiap individu tentang asal-usul mereka, tujuan hidup mereka, dan konsekuensi dari pilihan mereka di dunia ini. Keimanan kepada Allah dan amal saleh menjadi kunci untuk meraih kesuksesan abadi, bukan sekadar kesuksesan duniawi yang fana.
Bagi umat Muslim, mempelajari urutan turunnya surat dan memahami konteks historisnya adalah bagian penting dari mendalami Al-Qur'an. Hal ini membantu kita untuk lebih menghargai proses pewahyuan Al-Qur'an yang penuh dengan hikmah dan kasih sayang Allah. Surat At-Tin, dengan pesannya yang universal dan mendalam, terus menjadi sumber inspirasi dan panduan bagi miliaran orang di seluruh dunia. Pemahaman akan surat-surat yang turun berdekatan seperti Alam Nasyrah dan At-Tin memperkaya pandangan kita tentang bagaimana kebenaran Islam disampaikan secara bertahap, membangun fondasi spiritual yang kokoh bagi para penganutnya.
Dengan demikian, menjawab pertanyaan surat At-Tin turun setelah surat Alam Nasyrah membuka jendela pemahaman yang lebih luas tentang keagungan Al-Qur'an dan kebijaksanaan di balik setiap wahyu yang diturunkan.