Bagi umat Muslim, membaca Al-Qur'an adalah sebuah ibadah yang penuh keberkahan. Di antara banyak surat yang ada, terdapat surat-surat yang memiliki keutamaan dan makna mendalam yang sering dibahas, salah satunya adalah yang sering diawali dengan frasa "Lam Yakunil". Frasa ini merujuk pada awal dari beberapa surat pendek dalam Al-Qur'an, yang paling terkenal adalah Surat Al-Bayyinah (QS. Al-Bayyinah: 1), yang arti terjemahannya dimulai dengan "Lam yakunil ladziina kafaruu".
Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai frasa "Lam Yakunil", fokus pada Surat Al-Bayyinah, beserta arti lengkapnya, keutamaan membacanya, serta tafsir singkat yang dapat membantu kita memahami pesan-pesan ilahi di dalamnya.
"Lam Yakunil" (لَمْ يَكُنِ) adalah bagian dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti "tidak akan menjadi" atau "tidak pernah ada". Dalam konteks Al-Qur'an, frasa ini sering kali digunakan untuk menegaskan suatu keadaan atau untuk menafikan keberadaan sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Paling umum, frasa ini hadir di awal Surat Al-Bayyinah, surat ke-98 dalam mushaf Al-Qur'an, yang terdiri dari 8 ayat. Surat ini turun di Madinah, sehingga termasuk dalam golongan surat Madaniyah. Nama "Al-Bayyinah" sendiri berarti "bukti yang nyata", yang merujuk pada tanda-tanda kebesaran Allah yang menjelaskan kebenaran.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ لَمْ يَكُنِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ مُنفَكِّينَ حَتَّىٰ تَأْتِيَهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ رَسُولٌ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوا۟ صُحُفًا مُّطَهَّرَةً فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ وَمَا تَفَرَّقَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ وَٱلْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ ٱلْبَرِيَّةِ إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ ٱلْبَرِيَّةِ جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّـٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan): "Kami tidak akan meninggalkan (agama kami), sebelum datang kepada kami seorang rasul". Seorang rasul dari Allah (Nabi Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al-Qur'an). Di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar). Dan tidaklah ber-beda-bedalah orang-orang yang diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang kepada mereka penjelasan (pembuktian). Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, juga supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik (ditempatkan) di neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.
Surat Al-Bayyinah ini secara tegas membedakan antara dua kelompok besar manusia: orang-orang kafir (baik dari ahli kitab maupun musyrik) dan orang-orang beriman serta beramal saleh.
Ayat-ayat awal surat ini menjelaskan bahwa orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab dan musyrik tidak akan berhenti dari kekafiran mereka sampai datangnya bukti yang nyata dari Allah, yaitu melalui seorang rasul yang membacakan wahyu-Nya. Ini menegaskan bahwa kebenaran datang melalui wahyu dan utusan-Nya. Mereka terpecah belah dan berselisih justru setelah bukti itu datang, bukan sebelumnya. Padahal, perintah inti yang diturunkan adalah agar mereka menyembah Allah dengan ikhlas, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat.
Surat ini kemudian memberikan gambaran jelas mengenai nasib kedua kelompok tersebut. Orang-orang kafir diancam dengan siksaan kekal di neraka Jahannam, disebut sebagai "seburuk-buruk makhluk". Sebaliknya, orang-orang yang beriman dan beramal saleh dijanjikan balasan terbaik, yaitu surga 'Adn yang penuh kenikmatan, di mana mereka mendapatkan keridhaan Allah dan mereka pun ridha kepada-Nya. Keridhaan ini adalah puncak kebahagiaan yang hanya akan diraih oleh orang-orang yang senantiasa takut kepada Tuhannya.
Meskipun tergolong surat pendek, Surat Al-Bayyinah memiliki keutamaan yang besar. Berdasarkan berbagai riwayat hadits, membaca surat ini memiliki banyak kebaikan:
Memahami dan mengamalkan isi dari surat Lam Yakunil, terutama Surat Al-Bayyinah, adalah sebuah investasi spiritual yang tak ternilai harganya. Ia mengingatkan kita pada pondasi keimanan, pentingnya ibadah yang ikhlas, serta konsekuensi abadi dari pilihan hidup kita di dunia.
Frasa "Lam Yakunil" yang membuka Surat Al-Bayyinah menjadi penanda penting akan sebuah kebenaran yang hakiki dan pembeda antara kebaikan dan keburukan. Dengan terus mempelajari dan merenungkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, termasuk Surat Al-Bayyinah, semoga keimanan kita semakin kokoh dan amalan kita senantiasa diridhai oleh Allah SWT.