Dalam urutan mushaf Al-Qur'an, Surat Al-Bayyinah (surat ke-98) adalah surat terakhir dalam juz 'Amma. Namun, perjalanan tilawah dan tadabbur kita tidak berhenti di situ. Surat berikutnya dalam mushaf adalah Surat Ad-Dhariyat (surat ke-51), yang memiliki pesan dan makna yang sangat kaya untuk direnungkan oleh setiap Muslim. Mempelajari surat setelah Al-Bayyinah memberikan perspektif yang lebih luas mengenai ajaran Islam dan kebesaran Allah SWT.
Surat Ad-Dhariyat adalah surat Makkiyyah yang terdiri dari 60 ayat. Nama surat ini diambil dari ayat pertama yang berbunyi, "Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat." Penggambaran alam semesta dan ciptaan-Nya yang dimulai dari ayat pertama ini menjadi pembuka yang sangat kuat, mengingatkan kita akan kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu.
Surat Ad-Dhariyat membahas beberapa tema utama yang sangat relevan bagi kehidupan seorang Mukmin:
"Dan orang-orang yang beriman, mereka yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan juga mereka yang memohon ampunan di waktu sahur." (QS. Ad-Dhariyat: 18-19)
Meskipun berada di urutan mushaf yang berbeda, Surat Al-Bayyinah dan Ad-Dhariyat memiliki benang merah yang kuat dalam pesan-pesan utamanya. Surat Al-Bayyinah berbicara tentang penegasan kebenaran Islam, perpecahan antara orang mukmin dan kafir ahli kitab, serta kebahagiaan orang yang beriman dan kesengsaraan orang yang ingkar. Sementara itu, Surat Ad-Dhariyat memperkuat keyakinan akan kebenaran tersebut dengan bersumpah atas ciptaan-Nya, menjelaskan sifat-sifat orang beriman yang meraih kebahagiaan itu, dan memberikan peringatan bagi mereka yang mengingkarinya.
Dengan mempelajari Surat Ad-Dhariyat setelah Al-Bayyinah, seorang Muslim didorong untuk lebih dalam merenungkan kekuasaan Allah, meningkatkan kualitas ibadah dan ketaatannya, serta memperkuat keyakinan akan hari akhir. Surat ini adalah sumber inspirasi dan peringatan yang berharga untuk membentuk pribadi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Sang Pencipta.
Membaca dan merenungkan makna Al-Qur'an secara berurutan dalam mushaf, atau bahkan mempelajari surat-surat tertentu setelah urutan mushaf, adalah sebuah praktik yang sangat dianjurkan. Ini membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang ajaran Islam, yang saling melengkapi dan memperkaya satu sama lain.
Oleh karena itu, janganlah berhenti pada akhir juz 'Amma atau surat tertentu. Teruslah menggali mutiara-mutiara hikmah yang tersimpan dalam setiap ayat Al-Qur'an, karena di dalamnya terdapat petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam semesta.