Misteri dan Keindahan di Balik Sumpah: Terjemahan Surat At-Tin Ayat 2

Tin Zaitun

Ilustrasi simbolis buah Tin dan Zaitun.

Surat At-Tin, surat ke-95 dalam Al-Qur'an, dibuka dengan sebuah sumpah yang penuh makna. Sumpah ini melibatkan dua buah yang sangat dikenal dalam peradaban manusia, yaitu buah tin dan buah zaitun. Ayat pertama surat ini berbunyi:

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ

Penting untuk memahami terjemahan dan implikasi dari ayat ini, terutama saat kita fokus pada bagian kedua sumpah tersebut, yaitu terjemahan surat at tin ayat 2 yang secara spesifik menyebutkan buah zaitun.

Terjemahan dan Makna Surat At-Tin Ayat 2

Ayat kedua dari surat At-Tin berbunyi:

وَطُورِ سِينِينَ

Terjemahan harfiah dari terjemahan surat at tin ayat 2 adalah: "dan demi Bukit Sina'in (Sinai)."

Namun, pemahaman yang lebih mendalam memerlukan penelusuran lebih lanjut. Bukit Sinai atau Tursina adalah sebuah bukit yang memiliki nilai sejarah dan spiritual yang sangat tinggi dalam tradisi agama-agama samawi, terutama dalam Islam, Yahudi, dan Kristen. Di bukit inilah Nabi Musa 'alaihissalam menerima wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu sepuluh perintah Allah (The Ten Commandments) dan Taurat.

Dalam konteks Al-Qur'an, penyebutan bukit Sinai ini bukan sekadar penanda lokasi geografis. Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah demi tempat-tempat yang memiliki keistimewaan dan menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa ilahi yang agung. Sumpah dengan menyebutkan bukit Sinai menekankan pentingnya wahyu dan risalah yang diturunkan di sana, serta legitimasi kenabian yang diemban oleh Nabi Musa 'alaihissalam.

Mengapa Allah Bersumpah dengan Buah Tin dan Zaitun serta Bukit Sinai?

Para ulama tafsir memiliki berbagai pandangan mengenai alasan spesifik pemilihan buah tin dan zaitun serta bukit Sinai sebagai objek sumpah. Namun, beberapa penafsiran yang umum dan diterima adalah sebagai berikut:

  1. Simbol Kesuburan dan Kesehatan: Buah tin dan zaitun dikenal sebagai buah-buahan yang kaya akan nutrisi, bermanfaat bagi kesehatan, dan tumbuh subur di daerah yang diberkahi. Keduanya merupakan sumber pangan yang penting dan melambangkan rezeki yang baik dari Allah.
  2. Tempat Bersejarah Para Nabi: Seperti yang telah disebutkan, bukit Sinai adalah tempat di mana Allah berbicara langsung kepada Nabi Musa dan menurunkan kitab suci Taurat. Hal ini menunjukkan kemuliaan tempat tersebut dan keagungan peristiwa yang terjadi di sana.
  3. Koneksi dengan Tanah Suci: Buah tin dan zaitun banyak tumbuh di wilayah Syam (Levant), yang merupakan tanah yang diberkahi dan memiliki kaitan erat dengan sejarah para nabi. Bukit Sinai juga merupakan bagian dari lanskap spiritual di kawasan tersebut.
  4. Metafora Kebenaran dan Wahyu: Sumpah ini dapat diartikan sebagai penegasan akan kebenaran risalah Islam dan kerasulan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah bersumpah dengan apa yang Dia kehendaki, dan sumpah ini menguatkan pesan-pesan yang akan disampaikan dalam ayat-ayat selanjutnya.

Konteks Lebih Luas Surat At-Tin

Setelah melakukan sumpah dengan buah tin, zaitun, dan bukit Sinai, Allah melanjutkan surat ini dengan sumpah ketiga, yaitu dengan negeri Makkah yang aman:

وَبَلَدٍ اَمِينٍ

"dan demi negeri (Mekah) yang aman."

Ketiga sumpah ini (buah tin, zaitun, bukit Sinai, dan negeri Makkah) secara kolektif membangun sebuah fondasi yang kuat untuk pesan utama surat At-Tin. Setelah sumpah-sumpah ini, Allah menyatakan:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِىْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

Ayat ini adalah inti dari surat At-Tin. Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam kesempurnaan fisik dan potensi akal yang luar biasa. Namun, kesempurnaan ini tidak menjamin kebahagiaan abadi jika manusia tidak menjalankan ajaran agama dengan benar. Allah kemudian menjelaskan bahwa sebagian manusia ada yang beriman dan beramal saleh, dan mereka akan mendapatkan pahala yang tidak terputus, sementara yang ingkar akan mendapatkan azab yang pedih.

Pelajaran dari Terjemahan Surat At-Tin Ayat 2

Memahami terjemahan surat at tin ayat 2, "dan demi Bukit Sina'in," membuka wawasan kita tentang bagaimana Allah menggunakan alam dan sejarah sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan-Nya. Sumpah ini mengingatkan kita akan:

Dengan demikian, mempelajari terjemahan surat At-Tin, khususnya ayat kedua, bukan hanya tentang mengetahui arti kata-kata, tetapi juga merenungkan kebijaksanaan ilahi di balik setiap pilihan kata dan objek sumpah. Ini adalah undangan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, mensyukuri nikmat penciptaan yang sempurna, dan senantiasa berpegang teguh pada ajaran-Nya.

🏠 Homepage