Agama Islam, sebagai risalah terakhir yang diturunkan Allah SWT, memiliki serangkaian tujuan fundamental yang mendasari seluruh ajaran dan praktiknya. Memahami tujuan-tujuan ini adalah kunci untuk mengapresiasi kedalaman dan keluasan agama ini, serta bagaimana ia dirancang untuk membimbing manusia menuju kehidupan yang bermakna dan harmonis, baik di dunia maupun di akhirat. Secara garis besar, tujuan agama Islam dapat dikategorikan menjadi beberapa aspek utama yang saling terkait.
Tujuan paling esensial dari kehadiran agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan memelihara hubungan yang murni antara hamba dengan Penciptanya. Konsep ubudiyah, atau penghambaan diri, mencakup pengabdian total kepada Allah SWT, baik dalam keyakinan, perkataan, maupun perbuatan. Ini berarti mengakui keesaan Allah (tauhid), mematuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Seluruh ibadah dalam Islam, mulai dari shalat, puasa, zakat, hingga haji, merupakan manifestasi dari ubudiyah ini. Tujuannya adalah agar manusia senantiasa sadar akan posisinya sebagai makhluk dan mengakui Allah sebagai Rabb, Ilah, Malik, dan Khaliq satu-satunya. Melalui ubudiyah yang tulus, seorang Muslim diharapkan dapat membersihkan hati, menjernihkan jiwa, dan mengarahkan seluruh energinya untuk tujuan yang lebih tinggi, yaitu keridhaan Allah SWT.
Islam tidak memandang kehidupan dunia dan akhirat sebagai dua entitas yang terpisah, melainkan sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama agama ini adalah untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan di kedua alam tersebut. Di dunia, Islam mengajarkan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, kasih sayang, dan kemakmuran yang jika diterapkan akan menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera. Konsep ekonomi Islam, misalnya, menekankan pentingnya distribusi kekayaan yang adil dan melarang praktik-praktik eksploitatif. Sementara itu, di akhirat, tujuan utamanya adalah mencapai surga dan terhindar dari siksa neraka. Hal ini dicapai melalui ketaatan yang konsisten terhadap ajaran Islam selama hidup di dunia. Dengan demikian, Islam membimbing umatnya untuk berbuat kebaikan di dunia, yang juga menjadi bekal untuk kehidupan abadi di akhirat.
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (QS. Al-Qashash: 77)
Prinsip keadilan merupakan pilar utama dalam Islam. Al-Qur'an dan As-Sunnah menekankan pentingnya berlaku adil dalam segala aspek kehidupan, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan terhadap musuh sekalipun. Islam menghendaki tegaknya hukum yang adil, perlakuan yang setara, dan perlindungan hak-hak setiap individu. Selain keadilan, Islam juga sangat memperhatikan kemaslahatan umum atau kebaikan bersama. Segala ajaran dan aturan dalam Islam dirancang untuk membawa manfaat dan mencegah mudharat bagi seluruh umat manusia dan bahkan seluruh ciptaan Allah. Hal ini mencakup pemeliharaan akal, jiwa, keturunan, harta, dan kehormatan (maqashid syariah). Dengan menjaga prinsip-prinsip ini, Islam bertujuan menciptakan tatanan sosial yang harmonis, stabil, dan membawa rahmat bagi seluruh alam.
Salah satu misi kenabian Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia. Islam menempatkan etika dan moralitas pada posisi yang sangat tinggi. Tujuannya adalah untuk membentuk individu yang memiliki karakter terpuji, seperti jujur, amanah, sabar, tawadhu', pemaaf, pemurah, dan berbakti kepada orang tua. Akhlak yang baik tidak hanya tercermin dalam hubungan vertikal dengan Allah, tetapi juga dalam hubungan horizontal dengan sesama manusia dan makhluk lainnya. Seorang Muslim yang berakhlak mulia akan menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat, menebarkan kebaikan, dan menjadi teladan yang baik. Pendidikan akhlak ini dimulai dari diri sendiri, keluarga, hingga meluas ke seluruh lapisan masyarakat, menciptakan lingkungan yang dipenuhi kasih sayang dan rasa hormat.
Islam mengakui bahwa manusia diciptakan dengan fitrah, yaitu potensi bawaan untuk beragama dan berbuat baik. Salah satu tujuan agama Islam adalah untuk mengembalikan dan menjaga fitrah manusia agar tetap murni sesuai dengan tujuan penciptaannya. Ini berarti membantu manusia untuk kembali mengenali Tuhan-nya, beriman kepada-Nya, dan hidup sesuai dengan tuntunan-Nya. Tanpa bimbingan agama, fitrah manusia bisa tercemar oleh berbagai pengaruh negatif dari lingkungan, hawa nafsu, dan godaan setan. Islam hadir untuk membersihkan hati, meluruskan niat, dan mengarahkan potensi manusia ke jalan yang benar, sehingga mereka dapat merealisasikan tujuan penciptaannya sebagai khalifah di muka bumi yang senantiasa beribadah dan berbuat kebaikan.
Secara keseluruhan, tujuan agama Islam adalah holistik dan komprehensif. Ia tidak hanya mengatur ritual ibadah, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan manusia: spiritual, moral, sosial, ekonomi, dan politik. Dengan memahami tujuan-tujuan mulia ini, seorang Muslim akan termotivasi untuk menjalankan ajaran Islam secara kaffah (menyeluruh), demi meraih kebahagiaan hakiki di dunia dan kesuksesan abadi di akhirat, serta menjadi rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam).