Surat Al-Falaq merupakan salah satu surah pendek yang memiliki makna mendalam dalam Al-Qur'an. Termasuk dalam golongan surah Makkiyah, surah ini senantiasa dibaca umat Muslim sebagai perlindungan dari segala keburukan. Ayat pertamanya, yang menjadi fokus pembahasan kali ini, mengandung permohonan perlindungan kepada Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam yang menciptakan segala sesuatu.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ
(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha **Pencipta** (falaq),"
Dalam ayat ini, kata kunci yang perlu kita pahami adalah "Al-Falaq". Secara harfiah, Al-Falaq berarti "pagi", "terbitnya fajar", atau bisa juga diartikan sebagai "belahan" atau "retakan". Penggunaan kata ini oleh Allah SWT memiliki beberapa tafsir yang kaya makna.
Tafsir pertama yang paling umum adalah "pagi" atau "terbitnya fajar". Fajar adalah momen peralihan dari kegelapan malam menuju terang benderang. Di saat fajar terbit, kegelapan yang menyelimuti segala sesuatu mulai sirna, pertanda datangnya kehidupan baru, harapan, dan cahaya. Allah SWT, sebagai Tuhan dari fajar ini, memiliki kekuasaan mutlak untuk mengusir kegelapan dan mendatangkan cahaya, metafora yang sangat kuat untuk perlindungan dari segala bentuk keburukan, kegelapan, dan kesulitan.
Tafsir kedua yang juga sering diangkat adalah "belahan" atau "retakan". Dalam konteks ini, Al-Falaq merujuk pada kemampuan Allah SWT untuk membelah atau memisahkan sesuatu. Ini bisa diartikan sebagai kemampuan Allah untuk memisahkan kebaikan dari keburukan, antara orang yang beriman dengan yang tidak, atau memisahkan bahaya dari diri kita. Allah adalah Sang Pemisah yang Maha Adil, yang membedakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
Beberapa ulama juga menafsirkan Al-Falaq sebagai sesuatu yang terbelah. Ada yang mengaitkannya dengan terbelahnya langit untuk turunnya wahyu, atau terbelahnya bumi untuk keluarnya sumber-sumber air. Apapun tafsirnya, inti dari kata "Al-Falaq" adalah tentang kuasa penciptaan dan pemisahan yang hanya dimiliki oleh Allah SWT.
Dengan mengucapkan "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pencipta (falaq)", seorang Muslim mengakui kebesaran Allah sebagai sumber segala sesuatu, termasuk kemampuan untuk menciptakan dan mengendalikan fenomena alam seperti terbitnya fajar. Ini adalah pengakuan atas ketergantungan total manusia kepada Tuhan atas segala perlindungan yang dibutuhkan.
Ayat pertama ini menjadi pembuka bagi kita untuk memohon perlindungan dari segala macam keburukan yang mungkin datang. Kegelapan malam seringkali diidentikkan dengan bahaya dan ketidakpastian, dan terbitnya fajar adalah lambang harapan dan keamanan. Dengan berlindung kepada Tuhan Al-Falaq, kita memohon agar kegelapan dalam hidup kita, baik itu keburukan moral, musibah, penyakit, iri dengki, maupun tipu daya makhluk lain, dapat disingkirkan oleh cahaya perlindungan-Nya.
Permohonan ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah bentuk tawakal dan keyakinan hati. Ketika kita tulus memohon perlindungan kepada Allah, kita percaya bahwa Dialah satu-satunya Dzat yang mampu memberikan keamanan sejati. Surat Al-Falaq, dimulai dari ayat pertamanya, mengajarkan kita untuk selalu kembali kepada Allah dalam setiap keadaan, terutama ketika menghadapi ketakutan atau ancaman.
Memahami makna dari ayat pertama ini akan memperkaya pengalaman kita dalam membaca dan mengamalkan surat Al-Falaq. Ia menjadi pengingat bahwa di tengah segala kerumitan dan potensi keburukan di dunia, ada satu sumber perlindungan yang tak terbatas, yaitu Allah, Tuhan semesta alam, Tuhan yang menguasai terbitnya fajar dan segala sesuatu yang diciptakan-Nya.