Surat Al-Falaq, yang memiliki arti "Waktu Subuh", adalah salah satu dari dua surat mu'awwidzat (permohonan perlindungan) dalam Al-Qur'an, bersama dengan Surat An-Nas. Surat ini merupakan wahyu yang diturunkan di Mekkah, meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai tempat dan waktu penurunannya. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa Surat Al-Falaq adalah surat Makkiyyah. Surat ini memiliki lima ayat yang mengandung makna perlindungan yang mendalam dari berbagai keburukan.
Surat Al-Falaq adalah surat pendek yang sangat penting dalam ajaran Islam. Dibaca sebagai bagian dari zikir pagi dan petang, serta dibaca sebelum tidur, surat ini memberikan rasa aman dan ketenangan bagi umat Muslim yang memohon perlindungan kepada Allah SWT. Memahami dan merenungkan makna setiap ayatnya dapat memperkuat keimanan dan keyakinan akan kekuasaan serta kasih sayang Tuhan.
Ayat pertama dari Surat Al-Falaq adalah ayat pembuka yang memerintahkan kita untuk memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ayat ini merupakan pondasi dari permohonan perlindungan yang akan dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya.
Qul a'uudzu birabbil falaq
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Esa,"
Dalam ayat pertama ini, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengucapkan permohonan perlindungan. Perintah "Qul" (Katakanlah) menunjukkan bahwa ini adalah ajaran yang ditujukan kepada seluruh umat Islam. Lafal "a'uudzu" berasal dari kata 'iidzu yang berarti berlindung, memohon perlindungan, atau mencari tempat berlindung. Ini adalah ungkapan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya yang Maha Kuasa.
Kata "birabbil falaq" secara harfiah berarti "kepada Tuhan pemilik waktu subuh". Frasa ini mengandung makna yang sangat kaya. "Rabb" adalah Tuhan, pemelihara, penguasa, dan pendidik. Sedangkan "Al-Falaq" dapat diartikan sebagai waktu subuh, yaitu saat datangnya cahaya setelah kegelapan malam. Para ulama menafsirkan "Al-Falaq" ini dengan beberapa makna, di antaranya:
Inti dari ayat pertama ini adalah ajaran kepada umat manusia untuk mengakui bahwa sumber segala perlindungan sejati hanya ada pada Allah SWT. Ketika kita menghadapi ketakutan, kecemasan, atau ancaman dari berbagai arah, langkah pertama yang diajarkan adalah kembali kepada Tuhan. Ini adalah pengingat bahwa kekuatan apapun di dunia ini, baik alam maupun manusia, berada di bawah kekuasaan dan kendali Allah.
Dengan mengucapkan "Qul a'uudzu birabbil falaq", seorang Muslim mengakui kelemahan dirinya dan kekuatan mutlak Tuhannya. Ini adalah bentuk tawakal (berserah diri) yang dilandasi oleh keyakinan pada sifat Ar-Rabb (Pengatur dan Pemelihara) dan Al-Falaq (Dzat yang berkuasa atas segala sesuatu, terutama yang berkaitan dengan terbelahnya kegelapan menjadi terang atau munculnya sesuatu dari ketidakadaan).
Memahami ayat pertama ini menjadi dasar untuk menghayati ayat-ayat selanjutnya dari Surat Al-Falaq, di mana kita akan diperintahkan memohon perlindungan dari berbagai keburukan seperti kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian. Perlindungan yang diminta bukan hanya perlindungan dari bahaya fisik, tetapi juga perlindungan spiritual dan mental dari segala sesuatu yang dapat menjauhkan kita dari jalan kebaikan dan keridhaan Allah.
Oleh karena itu, setiap kali kita membaca atau mendengar ayat pertama Surat Al-Falaq, hendaknya kita meresapi makna permohonan perlindungan kepada Sang Pencipta, menyadari bahwa Dialah satu-satunya Dzat yang mampu memberikan ketenangan dan keselamatan sejati dalam menghadapi segala aspek kehidupan.