Dalam ranah kuliner dan tradisi Nusantara, terdapat berbagai sajian yang tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menyimpan kekayaan budaya yang mendalam. Salah satu di antaranya adalah 'Usali Ashar'. Sekilas, nama ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun di balik keunikan penyebutannya, tersimpan sebuah tradisi yang lekat dengan kehangatan kebersamaan dan kelezatan cita rasa otentik. Usali Ashar bukanlah sekadar nama hidangan, melainkan sebuah pengalaman yang merangkum kebiasaan minum kopi atau teh, ditemani kudapan khas, yang lazim dilakukan di sore hari, atau yang sering disebut sebagai 'waktu ashar'.
Istilah "Usali" sendiri dapat merujuk pada berbagai hal tergantung pada konteks lokal dan daerah. Namun, secara umum, dalam konteks ini, ia sering kali diartikan sebagai kegiatan "menyalurkan" atau "menyajikan" sesuatu, dalam hal ini adalah sajian khas yang menemani momen santai di sore hari. Perpaduan antara "Usali" dan "Ashar" menciptakan sebuah narasi yang kuat tentang ritual sosial yang penting bagi banyak komunitas, terutama di daerah-daerah yang masih menjaga erat tradisi leluhur. Waktu ashar, sebagai jeda spiritual dan fisik sebelum senja menjelang, menjadi momen yang ideal untuk merefleksikan hari, bersilaturahmi, atau sekadar menikmati ketenangan.
Kehangatan secangkir kopi atau teh yang menemani momen Usali Ashar.
Apa yang membuat Usali Ashar begitu istimewa? Jawabannya terletak pada kombinasi harmonis antara minuman hangat dan kudapan yang disajikan. Kopi hitam pekat dengan aroma menggoda atau teh herbal yang menenangkan sering kali menjadi pilihan utama. Minuman ini disajikan panas, memberikan rasa nyaman dan relaksasi di tengah aktivitas sore hari. Namun, bintang sesungguhnya dari perhelatan Usali Ashar sering kali adalah kudapan pendampingnya.
Setiap daerah mungkin memiliki kudapan khasnya sendiri yang disebut-sebut sebagai bagian dari Usali Ashar. Di beberapa wilayah, ini bisa berupa kue basah tradisional seperti lapis legit, kue talam, atau putri salju. Di tempat lain, pisang goreng hangat yang renyah di luar dan lembut di dalam menjadi pilihan favorit. Bahkan, jajanan pasar sederhana seperti onde-onde, risoles, atau lumpia pun tak jarang turut meramaikan sajian ini. Keberagaman inilah yang menjadikan Usali Ashar begitu kaya dan menarik, mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia yang tiada habisnya.
Lebih dari sekadar makanan dan minuman, Usali Ashar adalah tentang esensi kebersamaan. Ritual ini sering kali menjadi momen penting untuk berkumpul bersama keluarga, kerabat, atau tetangga. Obrolan ringan, berbagi cerita, atau sekadar menikmati keheningan bersama menciptakan ikatan sosial yang kuat. Di era modern yang serba cepat, momen-momen sederhana seperti inilah yang semakin berharga, mengingatkan kita pada pentingnya menjaga hubungan antarmanusia.
Meskipun sering kali diasosiasikan dengan tradisi lama, Usali Ashar tidak lantas tenggelam ditelan zaman. Justru, tradisi ini terus berevolusi dan beradaptasi. Di perkotaan, konsep Usali Ashar mungkin diadopsi dalam bentuk pertemuan santai di kafe-kafe yang menawarkan suasana nyaman, lengkap dengan pilihan kopi dan kudapan kekinian. Namun, esensinya tetap sama: menciptakan ruang untuk relaksasi, interaksi sosial, dan menikmati sajian lezat.
Para penggiat kuliner pun semakin kreatif dalam menginterpretasikan Usali Ashar. Mereka mulai menghadirkan kembali resep-resep tradisional dengan sentuhan modern, menggunakan bahan-bahan lokal berkualitas, dan menyajikannya dengan estetika yang menarik. Hal ini tidak hanya membantu melestarikan warisan kuliner, tetapi juga memperkenalkan cita rasa otentik kepada generasi muda.
Dalam kesibukan sehari-hari, kita sering lupa untuk berhenti sejenak. Usali Ashar menawarkan sebuah undangan untuk melakukan hal tersebut. Ini adalah kesempatan untuk meremajakan diri, baik secara fisik maupun mental. Aroma kopi atau teh yang hangat dapat menenangkan pikiran, sementara rasa manis dan gurih dari kudapan dapat membangkitkan energi. Lebih dari itu, interaksi sosial yang terjadi selama ritual ini dapat meredakan stres dan meningkatkan rasa bahagia.
Praktik menyajikan makanan dan minuman sebagai bentuk keramahan dan penghormatan adalah nilai universal yang telah ada sejak lama. Usali Ashar adalah manifestasi lokal dari nilai tersebut, yang dibalut dalam konteks budaya dan waktu yang spesifik. Ia mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi, menghargai momen, dan merawat hubungan baik.
Oleh karena itu, mari kita terus merayakan dan melestarikan tradisi Usali Ashar. Baik itu dilakukan di rumah bersama keluarga, di kafe bersama teman, atau bahkan dinikmati sendiri dalam momen refleksi pribadi, esensi dari ritual ini tetaplah berharga. Temukan kembali kehangatan secangkir kopi atau teh, nikmati kelezatan kudapan tradisional, dan rasakan indahnya kebersamaan dalam setiap tegukan dan gigitan. Usali Ashar bukan hanya tentang rasa, tetapi tentang sebuah cerita yang terus terukir dalam setiap sore yang kita jalani.