Surah Al-Falaq: Keutamaan, Bacaan, dan Maknanya

Surah Al-Falaq adalah salah satu dari dua surah pelindung (bersama Surah An-Nas) yang diturunkan di Mekah sebagai perwujudan perlindungan mutlak dari Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, surah ini menempati urutan yang sangat istimewa. Jika kita merujuk pada nomor urutnya dalam Mushaf, Surah Al-Falaq adalah surah ke-113. Keberadaannya di penghujung kitab suci, tepat sebelum Surah An-Nas, menegaskan fungsi serta signifikansinya sebagai penutup bacaan yang memohon perlindungan Ilahi.

Posisi Surah Al-Falaq

Surah Al-Falaq adalah surah ke-113 dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari lima ayat pendek namun sarat makna. Bersama dengan Surah An-Nas (surah ke-114), keduanya dikenal sebagai Surah Mu'awwidzatain, yang berarti "dua surah permohonan perlindungan". Penempatan keduanya di akhir mushaf bukanlah tanpa alasan. Para ulama menafsirkan bahwa penempatan ini untuk menekankan pentingnya perlindungan yang hanya dapat diberikan oleh Allah SWT dari segala macam keburukan dan bahaya, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Lafaz dan Bacaan Surah Al-Falaq

Berikut adalah bacaan Surah Al-Falaq beserta transliterasi dan terjemahannya:

(1) Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh (fajar).

(2) dari kejahatan makhluk-Nya,

(3) dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

(4) dan dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang menghembus pada buhul-buhul (talinya),

(5) dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki."

Makna dan Tafsir Surah Al-Falaq

Setiap ayat dalam Surah Al-Falaq memiliki kedalaman makna yang mengajarkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah SWT.

• Ayat 1: "Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh (fajar).'" Lafaz "Al-Falaq" diartikan sebagai subuh atau fajar. Mengapa berlindung kepada Tuhan Sang Pencipta fajar? Fajar melambangkan permulaan baru, cahaya setelah kegelapan, dan harapan. Ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap kesulitan, ada harapan dan pertolongan dari Allah.
• Ayat 2: "dari kejahatan makhluk-Nya." Ini mencakup seluruh ciptaan Allah, baik yang kita kenal maupun yang tidak. Berlindung dari kejahatan makhluk berarti kita mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, dan hanya Allah yang mampu melindungi kita dari keburukan yang mungkin timbul dari ciptaan-Nya.
• Ayat 3: "dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita." Kegelapan malam seringkali diidentikkan dengan ketakutan, bahaya, dan hal-hal yang tidak terlihat. Dengan berlindung dari kejahatan malam, kita memohon perlindungan dari segala ancaman yang mungkin datang saat kita dalam kondisi rentan.
• Ayat 4: "dan dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang menghembus pada buhul-buhul (talinya)." Ayat ini secara spesifik menyebutkan kejahatan sihir dan tukang sihir, yang merupakan ancaman nyata bagi sebagian orang. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak mengabaikan keberadaan sihir, namun mengajarkan cara mengatasinya, yaitu dengan memohon perlindungan kepada Allah Sang Maha Pelindung.
• Ayat 5: "dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." Kedengkian atau hasad adalah sifat tercela yang dapat menimbulkan permusuhan dan keburukan. Ayat ini mengajarkan kita untuk memohon perlindungan dari orang-orang yang memiliki niat buruk dan iri hati terhadap kita.

Keutamaan Membaca Surah Al-Falaq

Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, terutama sebagai perlindungan. Beliau bersabda bahwa tidak ada yang lebih dicintai Allah selain surah-surah perlindungan ini. Membaca Surah Al-Falaq sebelum tidur dapat memberikan ketenangan dan perlindungan dari mimpi buruk serta gangguan lainnya. Selain itu, membaca surah ini secara rutin juga dapat menjadi benteng spiritual yang kuat dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.

Surah Al-Falaq, dengan lima ayatnya yang ringkas namun padat, merupakan pengingat konstan akan kekuasaan Allah SWT dan pentingnya memohon perlindungan hanya kepada-Nya. Sebagai surah ke-113 dalam Al-Qur'an, ia mengajarkan kita untuk menghadapi kegelapan, kejahatan makhluk, sihir, dan kedengkian dengan kekuatan iman dan tawakal kepada Sang Pencipta.