Ada Berapa Ayat Surat Al Bayyinah?

Surat Al Bayyinah

Simbol visual untuk Surat Al Bayyinah

Bagi umat Muslim, Al-Qur'an adalah kitab suci yang menjadi pedoman hidup. Setiap surah dan ayat memiliki kedalaman makna dan hikmah tersendiri. Salah satu surah yang menarik untuk dibahas adalah Surat Al Bayyinah. Pertanyaan yang sering muncul terkait surah ini adalah, "Ada berapa ayat Surat Al Bayyinah?" Jawabannya adalah Surat Al Bayyinah terdiri dari enam ayat.

Surah ini memiliki nama Al Bayyinah yang berarti "Pembuktian" atau "Bukti yang Nyata". Nama ini diambil dari ayat pertama surah ini yang berbicara tentang orang-orang kafir dari Ahli Kitab dan kaum musyrikin yang tidak akan terlepas dari kekafiran mereka sampai datang kepada mereka Al Bayyinah, yaitu seorang rasul dari Allah yang membacakan (ayat-ayat) yang dimurnikan. Al Bayyinah adalah salah satu surah dalam juz ke-30 atau juz 'Amma, yang berarti surah ini termasuk dalam golongan surah-surah pendek.

Makna dan Kandungan Surat Al Bayyinah

Surat Al Bayyinah memiliki makna yang mendalam dan pesan yang jelas mengenai kebenaran Islam serta konsekuensi dari keimanan dan kekafiran. Mari kita lihat lebih dekat kandungan dari setiap ayatnya:

لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ

1. Lam yakunilladziina kafaruu min ahlil kitaabi walmusyrikiina munfakkiina hattaa ta'tiyahumul bayyinah.

1. Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan): "Kami tidak akan ber ditinggalkan (sesudah datangnya rasul) sebelum datang kepada kami bukti yang nyata,"

رَسُولٌ مِنَ اللَّهِ يَتْلُو صُحُفًا مُطَهَّرَةً

2. Rasuulum minallahi yatluu shuhufan muthahharah.

2. (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan Al-Qur'an yang suci.

Ayat pertama dan kedua menjelaskan bahwa orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) serta kaum musyrikin tidak akan berhenti dari keyakinan mereka yang salah sampai datangnya bukti yang jelas, yaitu seorang rasul dari Allah, Nabi Muhammad SAW, yang membacakan ayat-ayat Al-Qur'an yang suci dan bersih dari keraguan.

فِيهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌ

3. Fihaa kutubun qayyimah.

3. Di dalamnya (terdapat) kitab-kitab yang lurus.

Ayat ketiga menegaskan bahwa di dalam bacaan Al-Qur'an tersebut terdapat kitab-kitab yang lurus, yaitu hukum-hukum dan ajaran-ajaran yang benar dan sesuai dengan fitrah manusia.

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُ

4. Wa maa tafarraqal ladziina uutul kitaaba illaa min ba'di maa jaa'athumul bayyinah.

4. Dan tidaklah berbeda orang-orang ahli kitab itu (dalam keyakinan mereka) kecuali sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

Ayat keempat ini menjelaskan sebuah realitas sejarah, yaitu bahwa perpecahan di kalangan ahli kitab justru terjadi setelah datangnya bukti yang nyata (Nabi Muhammad SAW). Ini menyiratkan bahwa keteguhan mereka pada keyakinan semula tidak membuat mereka terpecah, namun penolakan mereka terhadap kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW lah yang justru menyebabkan perpecahan di antara mereka.

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

5. Wa maa umiruu illaa liya'budullaaha mukhlishiina lahud diina hunafaa'a wa yuqiimush shalaata wa yu'tuz zakaata wa dzaalika diinul qayyimah.

5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Ayat kelima merupakan inti ajaran agama tauhid yang dibawa oleh para nabi terdahulu, termasuk Nabi Muhammad SAW. Perintah utamanya adalah untuk menyembah Allah SWT semata dengan ikhlas, teguh dalam tauhid (hanif), serta melaksanakan ibadah shalat dan menunaikan zakat. Inilah agama yang lurus dan benar.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

6. Innalladziina kafaruu min ahlil kitaabi walmusyrikiina fii naari jahannama khaalidiina fiihaa ulaaa'ika hum syarrul barriyyah.

6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik (ditempatkan) di neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

Ayat terakhir memberikan peringatan keras bagi mereka yang menolak kebenaran dan memilih kekafiran. Orang-orang kafir dari ahli kitab dan kaum musyrikin yang tetap dalam kekafiran mereka akan kekal di dalam neraka Jahanam. Mereka digambarkan sebagai seburuk-buruk makhluk ciptaan Allah.

Pelajaran Penting dari Surat Al Bayyinah

Mengetahui bahwa Surat Al Bayyinah memiliki enam ayat memberikan kita kesempatan untuk merenungkan pesan-pesan penting yang terkandung di dalamnya. Pertama, surah ini menekankan bahwa kebenaran Islam adalah bukti yang nyata dan jelas yang diturunkan melalui Al-Qur'an dan Nabi Muhammad SAW. Kedua, surah ini menunjukkan konsekuensi dari penolakan terhadap kebenaran, yaitu perpecahan dan azab neraka.

Ketiga, Al Bayyinah mengingatkan kita akan esensi ajaran agama, yaitu tauhid, ikhlas, shalat, dan zakat. Keempat, surah ini juga menyoroti bahwa banyak perpecahan yang terjadi karena penolakan terhadap kebenaran, bukan karena kebenaran itu sendiri.

Oleh karena itu, memahami Surat Al Bayyinah bukan hanya sekadar mengetahui jumlah ayatnya, tetapi lebih kepada mengambil pelajaran berharga untuk memperkuat keyakinan kita kepada Allah SWT, mengikuti ajaran-Nya dengan tulus, dan senantiasa berusaha untuk berada di jalan kebenaran.

Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan ada berapa ayat Surat Al Bayyinah adalah enam ayat, yang masing-masing ayat membawa pesan mendalam untuk direnungkan oleh setiap Muslim.

🏠 Homepage