Lionel Messi, nama yang identik dengan keajaiban sepak bola, telah mengukir namanya dalam sejarah olahraga. Di balik gemerlap stadion dan sorak-sorai jutaan penggemar, tersimpan sisi personal yang sering kali luput dari perhatian publik: keyakinan agamanya. Lionel Messi adalah seorang Katolik yang taat, dan ini bukanlah sekadar label, melainkan sebuah aspek fundamental dari identitasnya yang turut membentuk perjalanan hidup dan kariernya.
Lahir dan dibesarkan di Rosario, Argentina, Messi memiliki akar Katolik yang kuat. Gereja Katolik Roma menjadi institusi spiritual yang dominan di negara kelahirannya, dan keluarga Messi, seperti banyak keluarga Argentina lainnya, menjalankan tradisi keagamaan ini dengan khusyuk. Messi sering terlihat mengenakan kalung salib saat bermain, sebuah simbol yang tidak hanya menunjukkan afiliasi agamanya, tetapi juga menjadi pengingat akan nilai-nilai yang ia junjung tinggi. Momen-momen ketika ia mencetak gol penting dan mengangkat tangannya ke langit, seringkali ditafsirkan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan.
Kepercayaan Messi terhadap agama Katolik bukan hanya sebatas ritual ibadah mingguan. Ini adalah fondasi moral yang memandu tindakannya, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dalam dunia sepak bola yang penuh tekanan, persaingan ketat, dan godaan materi, keyakinan agama dapat menjadi jangkar yang kokoh. Messi dikenal sebagai pribadi yang cenderung pendiam, rendah hati, dan tidak banyak terlibat dalam kontroversi. Sifat-sifat ini sering dikaitkan dengan nilai-nilai Katolik seperti kesederhanaan, kerendahan hati, dan pengabdian.
Perjalanannya dari pemain muda berbakat di akademi La Masia Barcelona hingga menjadi salah satu atlet terhebat sepanjang masa, tak lepas dari campur tangan takdir dan keyakinan pada Sang Pencipta. Messi sering berbicara tentang pentingnya keluarga dan iman dalam hidupnya. Ia pernah mengungkapkan bahwa keluarganya selalu menanamkan nilai-nilai penting, termasuk pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan. Ini terlihat dalam caranya merayakan kemenangan, di mana seringkali ia langsung memeluk anggota keluarganya yang hadir di tribun, dan kemudian mengangkat tangan sebagai tanda terima kasih spiritual.
Di luar lapangan, Messi juga dikenal aktif dalam kegiatan amal, meskipun seringkali dilakukan secara diam-diam tanpa gembar-gembor. Yayasan Leo Messi, yang didirikan pada tahun 2007, berfokus pada penyediaan pendidikan dan perawatan kesehatan bagi anak-anak yang rentan. Komitmennya terhadap kesejahteraan anak-anak ini dapat dilihat sebagai manifestasi dari ajaran kasih dan kepedulian yang diajarkan dalam agama Katolik. Tindakan kebajikan semacam ini menunjukkan bahwa imannya bukan hanya tentang keyakinan pribadi, tetapi juga tentang bagaimana ia menerjemahkan keyakinan tersebut ke dalam tindakan nyata untuk membantu sesama.
Dalam budaya Amerika Latin, agama Katolik bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bagian integral dari identitas budaya. Bagi Messi, ini adalah warisan yang ia bawa dari tanah kelahirannya, Argentina, dan ia bangga untuk menunjukkannya. Tato yang menghiasi tubuhnya juga seringkali mencerminkan hal-hal yang ia anggap penting, termasuk simbol-simbol keagamaan. Meskipun tidak selalu dibahas secara terbuka dalam setiap wawancara, kehadiran dan dampak agamanya dalam kehidupan Lionel Messi tidak dapat disangkal. Ia adalah bukti nyata bahwa kesuksesan duniawi dapat berjalan seiring dengan kekayaan spiritual.
Sebagai seorang figur publik global, cara Messi mengekspresikan imannya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Di tengah segala pencapaiannya, ia tetap teguh pada prinsip-prinsip agamanya, menunjukkan bahwa kesederhanaan, kerendahan hati, dan rasa syukur adalah nilai-nilai abadi yang patut dijaga. Agama Katolik bagi Lionel Messi bukan hanya sebuah afiliasi, melainkan mercusuar yang menerangi jalannya, memberikan kekuatan dalam menghadapi tantangan, dan menjadi sumber kebahagiaan serta makna dalam hidupnya.