Memahami Keindahan dan Hikmah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 281-290
Surat Al-Baqarah, sebagai surat terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan berbagai ayat yang sarat makna dan petunjuk ilahi bagi umat manusia. Di antara ayat-ayat yang mendalam tersebut, rentang ayat 281 hingga 290 menawarkan pelajaran berharga, khususnya terkait dengan pertanggungjawaban, keadilan, dan persiapan diri menghadapi hari akhir. Memahami teks Latin ayat-ayat ini beserta maknanya akan membuka perspektif baru tentang ajaran Islam yang universal.
Ayat 281: Peringatan Keras tentang Hari Pertanggungjawaban
Ayat ke-281 Surat Al-Baqarah adalah penutup surat ini, dan merupakan salah satu ayat paling penting yang mengingatkan kita akan hari perhitungan di hadapan Allah SWT. Ayat ini menekankan bahwa setiap amal perbuatan, sekecil apapun, akan diperhitungkan.
Wa-ttaqu yawman turja'una fihi ilallahi summa tuwaffa kullu nafsin ma kasabat wahum la yuzlamun.
Ayat ini mengajarkan pentingnya bertakwa kepada Allah dengan mengingat hari di mana kita akan kembali kepada-Nya. Pada hari itu, setiap jiwa akan menerima balasan penuh atas apa yang telah dilakukannya, tanpa ada sedikit pun ketidakadilan. Kesadaran akan pertanggungjawaban ini seharusnya menjadi motivasi kuat untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi larangan-Nya.
Ayat 282: Pedoman Lengkap Transaksi Keuangan
Ayat 282 adalah ayat terpanjang dalam Al-Qur'an dan memberikan panduan rinci mengenai pencatatan utang-piutang. Ayat ini mengatur bagaimana transaksi keuangan harus dicatat demi keadilan dan menghindari perselisihan.
Ya ayyuhalladzina amanu idza tadayantum bidainin ila ajalim musamma faktabuh. Wal yaktub bainakum katibun bil 'adli. Wala ya'ba katibun an yaktuba kama 'allamahullahu, falyaktub, walyumil lalladzi 'alaihil haqq, walyattaqillaha rabbahu, wala yabkhas minhu syai'a. Fa-in kana lalladzi 'alaihil haqq safihan au dha'ifan au la yastathi'u an yumllo huwa falyumill waliyyuhu bil 'adli. Wastas_hidu syahidayni min rijalikum, fa-in lam yakuna rajulaini fa-rajulun wa-mra'atani mimman tardhuna minash shuhada'i an tadilla ihdahuma fa-tudakkira ihdahumal ukhra. Wala ya'ba shuhada'u idza ma du'u. Wala tas'amu an taktubuhu shogiron au kabiron ila ajalihi. Dzalikum aqsatu 'indallahi wa-aqwamu lish shahadati wa-adna alla tartabu. Illa an takuna tijarotan hadirotan tudirunaha bainakum falaisa 'alaikum junahun alla taktubuhah. Wa-ash_hidu idza tabaya'tum. Wala yudharra katibun wala syahid. Wa-in taf'alu fa-innahu fusukum bikum. Wattaqullaha, wa-yu'allimukumullahu. Wallahu bikulli syai'in 'alim.
Ayat ini memuat banyak poin penting: kewajiban mencatat utang, peran juru tulis yang adil, kewajiban juru tulis untuk menulis sesuai ajaran Allah, tanggung jawab pihak yang berutang untuk jujur, serta peran wali bagi yang tidak mampu menulis sendiri. Selain itu, diwajibkan adanya dua saksi pria, atau satu pria dan dua wanita jika pria tidak tersedia. Aturan ini dibuat agar transaksi berjalan adil, aman, dan menghindari keraguan di kemudian hari. Fleksibilitas diberikan untuk transaksi tunai yang umum dilakukan. Pentingnya saksi dalam setiap jual beli juga ditekankan untuk mencegah mudharat.
Ayat 283: Keutamaan Menjaga Amanah dan Menuliskan Utang
Ayat 283 masih melanjutkan pembahasan tentang utang-piutang, namun lebih menekankan pada larangan menyembunyikan kesaksian dan anjuran untuk menunaikan amanah.
Wa la taktumu-sh shahadah. Wa man yaktumha fa-innahu atsimun qalbuh. Wallahu bima ta'maluna 'alim.
Ayat ini secara tegas melarang menyembunyikan kesaksian. Siapa pun yang menyembunyikan kesaksiannya, hatinya pasti berdosa. Allah Maha Mengetahui segala perbuatan kita. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kejujuran dalam persaksian, baik dalam urusan utang-piutang maupun hal-hal lainnya, karena Allah akan membalas setiap perbuatan.
Ayat 284: Kekuasaan Mutlak Allah atas Segala Sesuatu
Ayat 284 mengalihkan fokus ke kekuasaan dan keesaan Allah SWT, menegaskan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah milik-Nya.
Lillahi ma fis samawati wa ma fil ard. Wa-in tubdu ma fi anfusikum au tukhfuhu yuhasibkum bihi Allah. Fa-yaghfiru liman yashaa'u wa-yu'adzdzibu man yashaa'. Wallahu 'ala kulli syai'in qadir.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah memiliki segala sesuatu di langit dan di bumi. Dia akan memperhitungkan apa yang ada dalam diri kita, baik yang kita tampakkan maupun yang kita sembunyikan. Keputusan untuk mengampuni atau mengazab sepenuhnya berada di tangan-Nya, karena Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ini adalah pengingat tentang kebesaran Allah dan bahwa tidak ada satupun yang luput dari pengawasan-Nya.
Ayat 285: Keimanan Rasul dan Mukmin
Ayat 285 menjelaskan tentang keimanan Rasulullah SAW dan orang-orang mukmin.
Amanar rasulu bima unzila ilaihi min rabbihi wal mu'minun. Kullun amana billahi wa mala'ikatihi wa kutubihi wa rusulihi. La nufarriqu baina ahadin min rusulih. Wa qalu sami'na wa at'ana. Ghufraanaka rabbana wa ilaikal mashir.
Ayat ini menyatakan bahwa Rasul telah beriman pada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, begitu pula orang-orang mukmin. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. Mereka tidak membedakan antara seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Mereka berkata: "Kami mendengar dan kami taat. Kami memohon ampunan-Mu, wahai Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat kembali." Ini menekankan keyakinan yang utuh terhadap seluruh ajaran Allah.
Ayat 286: Beban Sesuai Kemampuan
Ayat 286 memberikan penegasan bahwa Allah tidak membebani hamba-Nya melampaui kesanggupannya.
La yukallifullahu nafsan illa wus'aha. Laha ma kasabat wa 'alaiha maktasabat. Robbana la tuakhidhna in nasina au akhtho'na. Robbana wa la tahmil 'alaina isron kama hamaltahu 'alalladzina min qablina. Robbana wa la tuhammilna ma la taqata lana bih. Wa'fu 'anna, waghfir lana, warhamna. Anta maulana fanshurna 'alal qaumil kafirin.
Ayat ini merupakan bentuk permohonan dan pengakuan hamba kepada Tuhannya. Allah tidak membebani seseorang di luar batas kemampuannya. Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatan baiknya dan dosanya sendiri. Kaum mukmin berdoa agar tidak diazab karena kelalaian atau kesalahan yang tidak disengaja, tidak dibebani tanggung jawab berat seperti umat sebelumnya, dan tidak dibebani sesuatu yang tidak sanggup mereka pikul. Mereka juga memohon ampunan, rahmat, dan pertolongan Allah atas kaum kafir.
Penutup yang Mendidik
Rentang ayat Al-Baqarah 281-290 memberikan pelajaran yang komprehensif, mulai dari kesadaran akan hari akhir, panduan praktis dalam muamalah (transaksi keuangan), penegasan kekuasaan Allah, hingga keyakinan yang kokoh dan doa memohon keringanan serta pertolongan. Memahami dan merenungkan ayat-ayat ini akan memperkaya keimanan dan membimbing kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik, penuh tanggung jawab, dan senantiasa mengharap ridha Allah SWT.