Keimanan dan Ketaatan: Merenungi Al-Baqarah Ayat 131-140
Simbol Al-Qur'an dan Cahaya Kebenaran
Surat Al-Baqarah, juz 2, memuat serangkaian ayat yang mendalam, terutama pada rentang ayat 131 hingga 140. Ayat-ayat ini menawarkan panduan spiritual dan moral yang sangat relevan bagi setiap Muslim, menekankan pentingnya keimanan yang kokoh, kepatuhan total kepada Allah SWT, dan penerimaan terhadap ajaran-Nya tanpa keraguan.
Mari kita telaah ayat-ayat ini beserta makna latin dan terjemahannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh.
Wa idh qala Ibrahima rabbij'al hadha baladan aminan warzuq ahlahu minath-thamarat man amana minhum billahi wal yawmil akhir. Qala waman kafara fa umatti'uhu qalilan thumma adtarrruhu ila 'adhabin nar. Wa bi'sal mashir.
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari kemudian." Allah berfirman, "Dan siapa yang kafir, maka kelak akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa ia ke dalam azab neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali."
Wa idh yarfa'u Ibrahima l-qawa'ida minal baiti wa Isma'il, rabbana taqabbal minna, innaka antal-samii'ul 'alim.
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), "Ya Tuhan kami, terimalah (amal kami), sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Rabbana waj'alna muslimaini laka wa min dhurriyatina ummatan muslimatan laka, wa arina manasikana wa tub 'alaina, innaka antal tawwabur rahim.
"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri kepada-Mu, dan (jadikanlah) dari keturunan kami umat yang berserah diri kepada-Mu. Dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
Rabbana wab'ath fihim rasulam minhum yatlu 'alayhim ayatik, wa yu'allimuhumul kitaba wal hikmata wa yuzakkihim. Innaka antal 'azizul hakim.
"Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan ayat-ayat-Mu, mengajarkan Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Wa man yarghabu 'am millati Ibrahima illa man safiha nafsah. Wa laqadistafaynahu fid-dunya, wa innahu fil-akhirati laminas-salihin.
Tidak ada yang membenci agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, Kami telah memilihnya di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang saleh.
Wa ragiba 'anha Ibrahimu illa man safiha nafsah. Wa laqadistafaynahu fid-dunya, wa innahu fil-akhirati laminas-salihin.
Dan Ibrahim memperingatkan, "Tidak ada yang berkeinginan (menolak) agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri. Dan sungguh, Kami telah memilihnya di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang saleh."
Wa wassa biha Ibrahima banih wa Ya'qub, ya baniyya innallaha-stafa lakumud-dina fala tamutunna illa wa antum muslimun.
Dan Ibrahim mewasiatkan (paham ini) kepada anak-anaknya, begitu pula Ya'qub, "Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim."
Am kuntum suhadaa idh hadara Ya'qubal maut, idh qala li-banihi ma ta'buduna min ba'di? Qalu na'budu ilahaka wa ilaha aabaa'ika Ibrahima wa Isma'ila wa Ishaaqa ilahan wahidan wa nahnu lahu muslimun.
Atau apakah kamu menjadi saksi ketika Ya'qub menghadapi kematian, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah setelahku?" Mereka menjawab, "Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, Tuhan Yang Maha Esa; dan kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada-Nya."
Tilka ummatun qad khalat, laha ma kasabat wa lakum ma kasabtum. Wa la tus'aluna 'amma kanu ya'malun.
Itulah umat yang telah berlalu. Mereka memperoleh apa yang telah mereka kerjakan, dan kamu memperoleh apa yang telah kamu kerjakan. Dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan.
Pelajaran Penting
Ayat-ayat ini menunjukkan kepada kita teladan dari Nabi Ibrahim AS, seorang hamba Allah yang taat dan penuh doa. Doanya untuk Mekah sebagai kota yang aman dan penuh rezeki bagi penduduknya yang beriman, serta perannya dalam membangun Ka'bah bersama Ismail AS, merupakan bukti kesungguhannya dalam menegakkan agama Allah.
Kisah ini juga menegaskan pentingnya warisan spiritual. Ibrahim AS dan Ya'qub AS mewasiatkan kepada keturunan mereka untuk tetap teguh memegang agama Islam (berserah diri kepada Allah). Ini mengajarkan kita untuk senantiasa mengajarkan nilai-nilai keimanan kepada generasi penerus, agar mereka tidak tersesat dari jalan yang lurus.
Penegasan bahwa setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban atas amal perbuatannya sendiri (ayat 141) adalah pengingat yang kuat. Meskipun kita adalah keturunan para nabi, hal itu tidak otomatis menjamin keselamatan tanpa usaha dan amal shaleh pribadi. Umat terdahulu telah menjalani jalannya masing-masing, dan kita pun akan dinilai berdasarkan apa yang kita lakukan di dunia.
Memahami dan merenungkan Al-Baqarah ayat 131-140 memberikan kita pelajaran berharga tentang keikhlasan dalam beribadah, pentingnya doa yang tulus, ketaatan tanpa syarat kepada Allah SWT, serta tanggung jawab kita dalam meneruskan estafet keimanan kepada keluarga dan masyarakat.