Surah Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang dalam Al-Qur'an, kaya akan pelajaran hidup bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya yang mendalam, terdapat rentetan ayat dari nomor 154 hingga 163 yang menyajikan gambaran tentang bagaimana seorang mukmin seharusnya menyikapi ujian, serta penegasan akan keesaan Allah dan janji-Nya bagi mereka yang teguh.
Ayat 154 dari Surah Al-Baqarah mengawali pembicaraan ini dengan sebuah ajaran fundamental: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, 'bahwa mereka itu mati'." Ayat ini mengajarkan kepada kita sebuah perspektif yang berbeda mengenai kematian. Bagi seorang syuhada, mereka tidaklah benar-benar mati dalam arti terputusnya eksistensi. Sebaliknya, mereka mendapatkan kehidupan yang lebih abadi di sisi Allah.
Pesan ini sangat penting, terutama di masa-masa sulit atau ketika menghadapi cobaan berat yang mungkin merenggut nyawa orang-orang terkasih yang berjuang di jalan kebenaran. Ini adalah pengingat bahwa ada kehidupan setelah kematian, dan bagi mereka yang berkorban demi agama, ada balasan yang luar biasa.
Lebih lanjut, ayat 155 memperingatkan tentang cobaan yang akan dihadapi oleh setiap individu:
Allah menguji hamba-Nya dengan berbagai bentuk ujian, mulai dari ketakutan, kesulitan ekonomi, kerugian materi, hingga hilangnya orang yang dicintai. Namun, ayat ini juga mengandung penyejuk hati, yaitu janji balasan bagi mereka yang mampu bersabar dalam menghadapi setiap ujian tersebut. Kesabaran di sini bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan kemampuan untuk tetap teguh pada pendirian dan kepercayaan kepada Allah dalam setiap kondisi.
Kemudian, ayat 156 menjelaskan ciri khas orang-orang yang sabar tersebut:
Kalimat "Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali" adalah ungkapan pengakuan totalitas diri kepada Sang Pencipta. Ini menunjukkan pemahaman bahwa segala sesuatu, termasuk diri kita dan apa yang kita miliki, berasal dari Allah dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya. Pengakuan ini menumbuhkan ketenangan dan penerimaan terhadap takdir Allah, mengurangi rasa duka yang berlebihan, dan mengarahkan hati untuk terus berpegang teguh pada keyakinan.
Balasan bagi orang-orang sabar ini dijelaskan lebih lanjut dalam ayat 157:
Keberkatan, rahmat, dan petunjuk adalah tiga karunia besar dari Allah yang akan dilimpahkan kepada hamba-Nya yang sabar. Keberkatan mencakup kebaikan yang berlipat ganda dalam segala aspek kehidupan. Rahmat adalah curahan kasih sayang dan pertolongan Allah. Dan petunjuk adalah bimbingan Ilahi yang menjaga mereka dari kesesatan.
Setelah membahas mengenai ujian dan kesabaran, rentetan ayat ini kemudian bergeser untuk menegaskan prinsip tauhid, yaitu keesaan Allah. Ayat 158 hingga 163 secara berurutan memberikan contoh-contoh nyata tentang penegasan tauhid ini.
Ayat 158 menceritakan tentang dua bukit, Shafa dan Marwah, sebagai syiar Islam yang menjadi tempat pelaksanaan ibadah sa'i bagi jamaah haji.
Meskipun ayat ini lebih spesifik terkait ibadah haji, esensinya adalah perintah untuk tidak menganggap kegiatan ibadah sebagai suatu beban atau dosa. Ibadah yang dilakukan dengan ikhlas akan diterima dan dihargai oleh Allah.
Kemudian, ayat 159 menjadi sangat tegas dalam mengutuk persembunyian kebenaran, terutama oleh para ahli kitab.
Ayat ini memberikan peringatan keras bagi siapapun, termasuk kaum beriman, untuk tidak menyembunyikan ilmu atau kebenaran yang telah Allah berikan. Mengajarkan dan menyebarkan kebaikan adalah sebuah kewajiban.
Puncak penegasan tauhid datang pada ayat 163, yang secara ringkas namun padat menyatakan keesaan Allah:
Ayat ini merupakan inti dari seluruh ajaran Islam. Ia menegaskan bahwa hanya ada satu Tuhan yang berhak disembah, yaitu Allah. Sifat-Nya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang menekankan betapa luasnya kasih sayang-Nya kepada seluruh ciptaan. Kebersamaan dengan penegasan ini adalah perintah untuk mengimani dan mengakui keesaan-Nya, serta merenungkan sifat-sifat-Nya yang agung.
Ayat-ayat 160 hingga 162 memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana Allah menerima taubat orang yang menyesal, nasib orang yang ingkar, dan balasan bagi orang beriman yang berbuat baik, yang semuanya menjadi penegasan dari prinsip tauhid dan rahmat Allah.
Dengan memahami Al-Baqarah ayat 154 hingga 163, kita diingatkan untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian, selalu merujuk diri kepada Allah, dan mengikrarkan keesaan-Nya. Pelajaran ini adalah bekal berharga dalam menjalani kehidupan di dunia dan meraih kebahagiaan di akhirat.