Al-Baqarah Ayat 21-30 Panduan Bacaan & Makna

Keutamaan dan Petunjuk dalam Surat Al-Baqarah: Ayat 21-30

Surat Al-Baqarah, sebagai surat terpanjang dalam Al-Qur'an, mengandung berbagai petunjuk, hukum, kisah, dan hikmah yang mendalam bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya yang sarat makna, bagian yang mencakup ayat 21 hingga 30 menawarkan sebuah rangkuman luar biasa mengenai keesaan Allah, panggilan untuk beribadah, dan peringatan terhadap kekufuran. Ayat-ayat ini menjadi fondasi penting dalam memahami hakikat penciptaan dan hubungan antara Pencipta dengan makhluk-Nya.

Surat Al-Baqarah Ayat 21

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Yā ayyuhannāsu‘budū rabbakumulladzī khalaqakum walladzīna min qablikum la‘allakum tattaqūn.

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.

Surat Al-Baqarah Ayat 22

الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءً ۖ وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Alladzī ja‘ala lakumul-arḍa firāshaw was-samā’a binā’an, wa anza-la minas-samā’i mā’an, fa-akhraja bihi minast-samarāti rizqallakum, falā taj‘alū lillāhi andādan wa antum ta‘lamūn.

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Maka janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.

Surat Al-Baqarah Ayat 23

وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Wa in kuntum fī raibim mimma nazzalnā ‘alā ‘abdinā fa’tū bisūratim mim-mitslihī, wad‘ū syuhadā’akum min-dūniLlāhi in kuntum shādiqīn.

Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah se-macam Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Surat Al-Baqarah Ayat 24

فَاِنْ لَّمْ تَفْعَلُوْا وَلَنْ تَفْعَلُوْا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْ وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ

Fa-il lam taf‘alū wa lan taf‘alū, fattqūnnārallatī waqūdun-nāsu wal-ḥijārah, u‘iddat lil-kāfirīn.

Maka jika kamu tidak sanggup membuat (sesuatu yang serupa) dan (pasti) tidak akan sanggup, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, (neraka) yang disediakan bagi orang-orang kafir.

Surat Al-Baqarah Ayat 25

وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ ۗ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوْا هٰذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَاُتُوْا بِهٖ مُتَشَابِهًا ۗ وَلَهُمْ فِيْهَآ اَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَّهُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ

Wa basysyirilladzīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāt, anna lahum jannātin tajrī min taḥtihal-anhār. Kullamā ruziqū minhā min tsinaratin rizqan, qālū hādza alladzī ruziqnā min qablu, wa utū bihī mutasyābihā, wa lahum fīhā azwājum mutaṭahharah, wa hum fīhā khālidūn.

Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa bagi mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, "Inilah rezeki yang diberikan kepada kami sebelumnya." Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa rupanya dan bagi mereka di (surga) itu tersedia pasangan-pasangan yang suci (dari haid, nifas, dan kotoran lainnya), dan mereka kekal di dalamnya.

Surat Al-Baqarah Ayat 26

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖٓ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَاذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖٓ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَ

Innallāha lā yastaḥyī ay yadhriba matsalan mā ba‘ūḍatan fa mā fawqahā, fa ammā alladzīna āmanū fa ya‘lamūna annahul-ḥaqqu mirrabbihim, wa ammā alladzīna kafarū fa yaqūlūna mādzā arādallāhu bihādza matsalā. Yuḍillu bihī katsīran wa yahdī bihī katsīrā, wa mā yuḍillu bihī illal-fāsiqīn.

Sesungguhnya Allah tidak segan memperbuat perumpamaan berupa nyamuk, atau (perumpamaan) yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Tetapi orang-orang yang kafir mengatakan, "Apakah yang dikehendaki Allah dengan perumpamaan ini?" Dengan perumpamaan itu, banyak orang yang disesatkan, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi petunjuk. Tetapi tidak ada yang disesatkan dengan perumpamaan itu, kecuali orang-orang fasik.

Surat Al-Baqarah Ayat 27

الَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖ ۙ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ

Alladzīna yanquḍūna ‘ahdallāhi mim ba‘di mītsāqihī, wa yaqṭa‘ūna mā amaraLlāhu bihī ay yūṣala, wa yufsidūna fil-arḍ. Ulā’ika humul-khāsirūn.

(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang merugi.

Surat Al-Baqarah Ayat 28

كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْ ۖ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Kaifa takfurūna billāhi wa kuntum amwātan fa aḥyākum, tsumma yumītukum, tsumma yuḥyīkum, tsumma ilaihi turja‘ūn.

Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (sebelumnya) mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, lalu Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan.

Surat Al-Baqarah Ayat 29

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ࣝ ثُمَّ اسْتَوَىٰٓ اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Huwalladzī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī‘an, tsummastawā ilas-samā’i fa sawwāhunna sab‘a samāwāt, wa huwa bikulli syai’in ‘alīm.

Dialah Allah, yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Surat Al-Baqarah Ayat 30

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Wa idz qāla rabbuka lil-malā’ikati innī jā‘ilun fil-arḍi khalīfah, qālū ataj‘alu fīhā may yufsitu fīhā wa yasfikud-dimā’, wa naḥnu nusabbiḥu biḥamdika wa nuqaddisu lak, qāla innī a‘lamu mā lā ta‘lamūn.

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah (wakil) di bumi." Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Penjelasan Singkat Ayat 21-30

Sepuluh ayat ini menjadi pijakan fundamental bagi seorang Muslim dalam memahami agamanya. Dimulai dari ayat 21, Allah menyeru seluruh umat manusia untuk menyembah-Nya, Tuhan yang menciptakan segalanya, termasuk generasi sebelum kita. Seruan ini adalah panggilan untuk merealisasikan takwa, sebuah kesadaran diri yang mendorong ketaatan kepada Allah.

Ayat 22 melanjutkan penegasan akan kekuasaan dan karunia Allah dengan menyebutkan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta anugerah hujan yang menumbuhkan berbagai macam rezeki. Di sinilah letak inti ketauhidan: setelah mengetahui begitu banyak nikmat, bagaimana mungkin ada yang berani menyekutukan-Nya?

Ayat 23 dan 24 menjadi tantangan sekaligus ancaman. Allah menantang siapa pun yang ragu terhadap kebenaran Al-Qur'an untuk membuat satu surah saja yang setara, dengan bantuan siapapun. Kegagalan dalam tantangan ini berarti harus bersiap menghadapi neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang telah disiapkan bagi orang-orang kafir.

Kemudian, beralih ke kabar gembira, ayat 25 menggambarkan balasan indah bagi orang beriman yang beramal saleh: surga dengan segala kenikmatannya, pasangan yang suci, dan kekekalan. Ini kontras tajam dengan nasib orang-orang yang kufur.

Ayat 26 menjelaskan mengapa sebagian orang tersesat dan yang lain mendapat petunjuk melalui perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur'an. Kebenaran itu jelas bagi orang beriman, sementara orang kafir justru mencari-cari celah untuk menolaknya. Ketidaktaatan dan kefasikan menjadi penyebab utama kesesatan.

Ayat 27 merinci ciri-ciri orang yang merugi: mereka yang melanggar janji kepada Allah, memutuskan hubungan silaturahmi yang diperintahkan, dan menyebarkan kerusakan di bumi.

Dimulai dari ayat 28, Allah mengingatkan manusia tentang siklus hidup dan mati sebagai bukti kekuasaan-Nya yang absolut. Kita berasal dari ketiadaan, dihidupkan, dimatikan, dan akan dibangkitkan kembali. Ini menegaskan urgensi untuk tidak mengingkari-Nya.

Ayat 29 kembali menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, termasuk bumi dengan segala isinya dan tujuh lapis langit. Pengetahuan-Nya meliputi segalanya.

Terakhir, ayat 30 mengisahkan dialog antara Allah dan para malaikat mengenai penunjukan Adam sebagai khalifah di bumi. Dialog ini bukan untuk menunjukkan keraguan Allah, melainkan untuk mengajarkan malaikat (dan manusia) tentang kebijaksanaan-Nya yang melampaui pemahaman mereka. Allah mengetahui kebaikan yang akan terjadi di balik penciptaan manusia, meskipun ada potensi kerusakan yang juga diakui oleh malaikat. Pengakuan malaikat bahwa mereka senantiasa bertasbih dan menyucikan Allah menunjukkan penghargaan mereka terhadap keagungan Ilahi, sementara Allah memiliki tujuan yang lebih luas yang terkandung dalam penciptaan manusia sebagai khalifah.

🏠 Homepage