Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, merupakan sumber petunjuk dan cahaya ilahi yang senantiasa membimbing langkah kehidupan. Di dalamnya terkandung ayat-ayat yang indah, penuh makna, dan memiliki kekuatan spiritual yang mendalam. Di antara lautan ayat-ayat tersebut, terdapat surah-surah pendek yang sering kali kita baca dalam ibadah sehari-hari, baik dalam salat maupun di luar salat. Keberadaan surah-surah ini bukan hanya sebagai bacaan rutinitas, melainkan sebagai bekal rohani, penyejuk hati, dan benteng pertahanan diri dari segala keburukan. Surah Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas adalah beberapa di antaranya, yang masing-masing memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri.
Surah Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan", merupakan surah pertama dalam Al-Qur'an. Ia dinamakan demikian karena menjadi pembuka bacaan dalam setiap rakaat salat dan pembuka mushaf. Keagungan surah ini tidak dapat disangkal, bahkan ia disebut sebagai Ummul Kitab (induk kitab) dan Asy-Syifa (obat).
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Al-ḥamdu lillāhi rabbil-ʿālamīn. Ar-raḥmānir-raḥīm. Māliki yawmidd-dīn. Iyyāka naʿbudu wa iyyāka nastaʿīn. Ihdināṣ-ṣirāṭal-mustaqīm. Ṣirāṭal-ladhīna anʿamta ʿalayhim ghayril-maghḍūbi ʿalayhim wa lāḍ-ḍāllīn.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang menguasai Hari Kiamat. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Dalam setiap ayatnya, Al-Fatihah mengajarkan kita untuk senantiasa mengagungkan Allah, mengakui keesaan-Nya, memohon pertolongan, dan memohon bimbingan menuju jalan kebenaran. Ia adalah doa inti yang mencakup seluruh aspek permohonan hamba kepada Tuhannya.
Ayat Kursi, yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 255, sering kali disebut sebagai mahkota ayat-ayat Al-Qur'an. Keagungan dan kekuatannya luar biasa. Ayat ini menjelaskan tentang kesempurnaan Allah, kebesaran-Nya, dan kekuasaan-Nya yang meliputi segala sesuatu.
Allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyil-qayyūm. Lā taʾkhuḏuhu sinatun wa lā naum. Lahu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ. Man ḏal-ladhī yášfaʿu ʿindahu illā biʾiḏnih. Yaʿlamu mā baina aidīhim wa mā ḵalfahum, wa lā yuḥīṭūna bišaiʾim min ʿilmihī illā bimā šāʾ. Wasiʿa kursiyuhuṣ-ṣamāwāti wal-arḍ, wa lā yaʾūduhu ḥifẓuhumā, wa huwal-ʿaliyyul-ʿaẓīm.
Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa apa yang di hadapan mereka dan apa apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Membaca Ayat Kursi diyakini dapat memberikan perlindungan dari gangguan setan dan berbagai macam kejahatan. Ia mengingatkan kita akan kekuasaan mutlak Allah yang meliputi seluruh alam semesta.
Ketiga surah pendek ini, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, dikenal sebagai surah-surah perlindungan atau yang sering disebut dengan Al-Mu'awwidzatain (dua surah yang memohon perlindungan) ditambah Al-Ikhlas yang juga memiliki peran serupa. Ketiganya turun sebagai jawaban atas permintaan perlindungan Nabi Muhammad SAW dari gangguan sihir dan kejahatan.
Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad.
Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah (Puhan) Yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.
Al-Ikhlas menegaskan konsep tauhid yang murni, yaitu keesaan Allah SWT. Membacanya adalah pengakuan atas kesempurnaan dan keunikan Tuhan semesta alam.
Qul aʿūżu birobbil-falaq. Min šarri mā ḵalaq. Wa min šarri ġāsiqin iḏā waqab. Wa min šarrin-naffāṡāti fil-ʿuqad. Wa min šarri ḥāsidin iḏā ḥasad.
Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita pengondek sihir yang meniup pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.
Surah Al-Falaq memohon perlindungan dari segala bentuk kejahatan yang tampak maupun yang tersembunyi, termasuk kejahatan makhluk, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian.
Qul aʿūżu birobbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min šarril-waswāsil-ḵannās. Alladhī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās. Minal-jinnati wan-nās.
Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (pemelihara) sekalian manusia. Raja (penguasa) sekalian manusia. Sembahan (yang berhak disembah) sekalian manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia.
Terakhir, Surah An-Nas memohon perlindungan dari bisikan-bisikan jahat yang datang dari jin maupun manusia, yang berusaha menggoyahkan keimanan dan mendorong kepada perbuatan maksiat.
Membaca surah-surah ini secara rutin, terutama setelah salat dan sebelum tidur, adalah praktik yang sangat dianjurkan. Keutamaan membaca surah-surah pendek ini adalah agar kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, dijauhkan dari segala marabahaya, dan hati kita senantiasa terjaga dari bisikan-bisikan buruk. Marilah kita jadikan bacaan surah-surah pendek ini sebagai kebiasaan yang membawa keberkahan dan ketenangan dalam hidup kita.