Ilustrasi serangan asam urat pada sendi.
Pertanyaan mengenai apakah asam urat sama dengan rematik seringkali muncul di kalangan masyarakat. Perlu dipahami bahwa meskipun keduanya menyebabkan peradangan dan nyeri pada sendi, asam urat dan rematik sebenarnya adalah dua kondisi yang berbeda, meskipun dalam beberapa kasus gejalanya bisa tumpang tindih.
Asam urat adalah produk limbah alami yang dihasilkan tubuh ketika memecah zat kimia yang disebut purin. Purin ditemukan dalam makanan tertentu dan juga diproduksi oleh tubuh kita. Biasanya, asam urat larut dalam darah, melewati ginjal, dan dikeluarkan dari tubuh melalui urine. Namun, ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal tidak dapat mengeluarkannya secara efisien, kadar asam urat dalam darah bisa meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai hiperurisemia.
Hiperurisemia dapat menyebabkan terbentuknya kristal urat mononatrium yang tajam dan seperti jarum. Kristal-kristal ini dapat menumpuk di persendian dan jaringan di sekitarnya, menyebabkan peradangan mendadak yang dikenal sebagai serangan gout (pirai). Serangan gout seringkali datang tiba-tiba, biasanya di malam hari, dan menyebabkan nyeri hebat, kemerahan, serta bengkak pada sendi yang terkena, paling sering pada jempol kaki, tetapi bisa juga menyerang pergelangan kaki, lutut, atau siku.
Rematik adalah istilah umum yang mengacu pada berbagai kondisi yang memengaruhi persendian, tulang, otot, dan ligamen. Istilah ini seringkali digunakan secara luas untuk menggambarkan rasa sakit atau penyakit yang menyerang area tersebut. Namun, secara medis, rematik mencakup lebih dari 100 jenis penyakit, di mana yang paling umum adalah Osteoartritis dan Artritis Reumatoid.
Jenis rematik lainnya meliputi Lupus, Spondilitis Ankilosa, Gout (pirai), dan Fibromyalgia. Perbedaan utama antara gout (yang disebabkan oleh asam urat) dan jenis rematik lainnya adalah penyebab mendasarnya.
Jadi, apakah asam urat sama dengan rematik? Jawabannya adalah tidak, meskipun keduanya dapat menimbulkan gejala yang serupa. Perbedaan mendasar terletak pada penyebabnya:
Penting untuk dicatat bahwa gout (yang disebabkan oleh asam urat) seringkali dikategorikan sebagai salah satu bentuk rematik karena ia menyebabkan peradangan sendi. Namun, tidak semua kondisi rematik disebabkan oleh asam urat, dan tidak semua orang dengan kadar asam urat tinggi akan mengalami gout. Ini mirip dengan bagaimana demam bisa menjadi gejala dari berbagai penyakit, tetapi demam itu sendiri bukanlah penyakit utamanya.
Meskipun berbeda, kedua kondisi ini bisa memiliki gejala yang membuat orang bingung. Gejala umum yang bisa tumpang tindih meliputi:
Perbedaan dalam presentasi gejalanya seringkali dapat membantu dokter dalam mendiagnosis. Misalnya, serangan gout seringkali sangat akut dan tiba-tiba, seringkali mengenai satu sendi, terutama jempol kaki. Sementara itu, Artritis Reumatoid cenderung mempengaruhi banyak sendi secara simetris (misalnya, kedua pergelangan tangan) dan kekakuan pagi bisa berlangsung lebih lama.
Untuk mendiagnosis apakah nyeri sendi disebabkan oleh asam urat atau jenis rematik lainnya, dokter akan melakukan beberapa hal:
Penanganan akan sangat bergantung pada diagnosis yang tepat. Untuk asam urat, penanganannya meliputi pengobatan untuk meredakan serangan akut (seperti obat antiinflamasi nonsteroid atau colchicine) dan obat untuk menurunkan kadar asam urat dalam jangka panjang (seperti allopurinol atau febuxostat), serta modifikasi diet dan gaya hidup untuk menghindari makanan tinggi purin.
Sementara itu, penanganan untuk jenis rematik lainnya akan bervariasi. Osteoartritis mungkin dikelola dengan obat pereda nyeri, terapi fisik, atau bahkan penggantian sendi. Artritis Reumatoid memerlukan obat imunosupresan atau DMARDs (Disease-Modifying Antirheumatic Drugs) untuk mengendalikan respons imun tubuh.
Kesimpulannya, asam urat sama dengan rematik adalah penyederhanaan yang keliru. Asam urat adalah penyebab spesifik dari kondisi yang dikenal sebagai gout, yang merupakan salah satu dari banyak jenis peradangan sendi yang termasuk dalam payung besar rematik. Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat demi kualitas hidup yang lebih baik.