Ayat Kursi, yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 285, merupakan salah satu ayat teragung dalam Al-Qur'an. Keagungannya tidak hanya tercermin dari makna dan kandungannya yang mendalam, tetapi juga dari berbagai keutamaan dan faedah yang dijanjikan bagi siapa pun yang membacanya dengan pemahaman dan kekhusyukan. Ayat ini adalah pilar utama dalam keyakinan tauhid umat Islam, menegaskan keesaan, kekuasaan, dan kemahasempurnaan Allah SWT.
Simbol visual keagungan Ayat Kursi.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus (makhluknya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari (ilmu) Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Inti dari Ayat Kursi adalah penegasan tauhid, yaitu keyakinan penuh akan keesaan Allah SWT. Frasa "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia" adalah pondasi utama ajaran Islam. Ayat ini menggambarkan kesempurnaan Allah dalam segala aspek. Sifat "Al-Hayyu" (Yang Maha Hidup) menunjukkan keabadian dan keberlangsungan eksistensi-Nya, sementara "Al-Qayyum" (Yang Maha Mengurus) menegaskan bahwa seluruh alam semesta, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, sepenuhnya bergantung pada-Nya dan diatur oleh-Nya.
Sifat Allah yang "tidak mengantuk dan tidak tidur" menunjukkan bahwa pengawasan dan pengaturan-Nya terhadap alam semesta tidak pernah berhenti. Ini memberikan ketenangan batin bagi hamba-Nya, karena mereka tahu bahwa Tuhan mereka selalu hadir dan memperhatikan segala urusan. Kepemilikan Allah atas segala sesuatu di langit dan di bumi menegaskan kembali kekuasaan mutlak-Nya, tidak ada satupun yang luput dari pengetahuan dan kekuasaan-Nya.
Ayat ini juga menyinggung tentang syafa'at. Frasa "Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya?" mengingatkan kita bahwa permohonan apapun, termasuk syafa'at, hanya dapat terjadi atas izin Allah. Ini mengajarkan kerendahan hati dan pentingnya memohon langsung kepada Allah, bukan kepada selain-Nya.
Selanjutnya, ayat ini berbicara tentang keluasan ilmu Allah: "Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari (ilmu) Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya." Ini adalah penegasan bahwa ilmu Allah tidak terbatas, sementara ilmu manusia sangat terbatas. Kita hanya mengetahui apa yang Allah izinkan untuk kita ketahui. Hal ini menekankan pentingnya menyerahkan segala urusan kepada Allah dan tidak sombong dengan pengetahuan yang dimiliki.
Metafora "Kursi Allah meliputi langit dan bumi" adalah gambaran tentang luasnya kekuasaan dan keagungan Allah. 'Kursi' di sini sering diinterpretasikan sebagai singgasana kebesaran-Nya, bukan dalam arti fisik seperti tahta kerajaan manusia, melainkan sebagai simbol keluasan kekuasaan dan kekuasaan-Nya yang mencakup seluruh alam semesta. Ayat ini juga menyatakan bahwa memelihara seluruh ciptaan-Nya tidaklah berat bagi Allah, "Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya."
Penutup ayat, "Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar," mengukuhkan kembali keagungan dan ketinggian Allah dari segala sesuatu yang diciptakan. Ini adalah puncak penegasan mengenai kemuliaan dan kebesaran-Nya yang tak terhingga.
Terdapat banyak hadis yang menjelaskan keutamaan membaca Ayat Kursi. Di antaranya adalah sebagai pelindung dari godaan setan, pengabul doa, dan sebab masuk surga. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang membacanya setiap selesai shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian. Membacanya sebelum tidur juga diyakini dapat menjadi pelindung dari keburukan sepanjang malam.
Memahami dan merenungkan makna Ayat Kursi, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, akan semakin memperkuat keimanan dan ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT. Ayat ini bukan sekadar bacaan, melainkan sebuah pengingat konstan akan kebesaran, kekuasaan, dan rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu.