Menyusun daftar pustaka adalah salah satu tahapan krusial dalam penulisan karya ilmiah, baik itu skripsi, tesis, artikel jurnal, maupun makalah. Ketepatan dalam mencantumkan sumber referensi menunjukkan integritas akademik dan memudahkan pembaca untuk melacak informasi yang Anda gunakan. Salah satu situasi yang kerap muncul adalah ketika sebuah karya ditulis oleh dua orang pengarang. Memang, terkadang penulis karya ilmiah tidak hanya satu orang, melainkan kolaborasi antara dua individu. Dalam hal ini, cara penulisannya dalam daftar pustaka memiliki aturan tersendiri yang perlu dipahami agar sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
Memahami cara menulis daftar pustaka nama pengarang 2 orang menjadi penting untuk menghindari kesalahan yang dapat mengurangi nilai sebuah karya. Ada berbagai gaya penulisan daftar pustaka yang umum digunakan, seperti gaya APA (American Psychological Association), gaya Chicago, gaya MLA (Modern Language Association), dan lain sebagainya. Namun, prinsip dasarnya seringkali serupa, terutama dalam mencantumkan nama pengarang. Kunci utamanya adalah bagaimana kedua nama pengarang tersebut diidentifikasi dan dipresentasikan secara berurutan.
Secara umum, daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan nama belakang pengarang. Jika ada lebih dari satu pengarang, maka kedua nama tersebut harus dicantumkan secara lengkap. Urutan nama pengarang dalam daftar pustaka harus sesuai dengan urutan pada karya aslinya. Jangan sampai ada perubahan urutan yang dapat menimbulkan kebingungan atau bahkan dianggap keliru.
Ketika sebuah karya ditulis oleh dua orang pengarang, maka kedua nama tersebut akan dihubungkan dengan kata penghubung. Kata penghubung ini bisa berbeda-beda tergantung gaya penulisan yang Anda gunakan. Namun, untuk penulisan dalam Bahasa Indonesia, biasanya menggunakan tanda baca koma dan kata "dan" sebelum nama pengarang kedua. Penting untuk dicatat bahwa gaya penulisan ini harus konsisten di seluruh daftar pustaka Anda.
Format penulisan nama pengarang dalam daftar pustaka umumnya dimulai dengan nama belakang, diikuti dengan inisial nama depan dan nama tengah (jika ada). Namun, ada juga gaya penulisan yang mencantumkan nama depan lengkap terlebih dahulu, baru kemudian nama belakang. Untuk penulisan dua pengarang, kedua nama ini akan ditulis secara berdampingan dengan aturan tertentu.
Jika Anda menggunakan gaya yang umum diadopsi dalam penulisan ilmiah berbahasa Indonesia, maka formatnya adalah sebagai berikut:
Nama Belakang Pengarang Pertama, Inisial Nama Depan Pengarang Pertama. & Dan Nama Belakang Pengarang Kedua, Inisial Nama Depan Pengarang Kedua. (Tahun). Judul Karya. Penerbit.
Perlu diingat bahwa dalam beberapa gaya penulisan, terutama gaya APA, penulisan nama kedua pengarang dipisahkan oleh tanda koma, lalu diikuti dengan simbol '&' (ampersand) sebelum nama pengarang kedua.
Mari kita perhatikan contoh konkret untuk memperjelas cara menulis daftar pustaka nama pengarang 2 orang. Misalkan Anda merujuk pada sebuah buku yang ditulis oleh Budi Santoso dan Ani Lestari.
Asumsikan nama lengkap pengarang adalah Budi Santoso dan Ani Lestari.
Jika gaya penulisan yang Anda gunakan adalah format Indonesia pada umumnya:
Santoso, B. dan Lestari, A. (Tahun). Judul Buku. Penerbit.
Atau, jika Anda merujuk pada gaya yang menggunakan simbol '&':
Santoso, B., & Lestari, A. (Tahun). Judul Buku. Penerbit.
Perhatikan bahwa nama belakang kedua pengarang dicantumkan. Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam entri daftar pustaka, dan kata "dan" atau simbol '&' digunakan untuk menghubungkan nama kedua pengarang. Jangan lupa untuk memasukkan informasi lain seperti judul karya, tempat terbit, dan penerbit sesuai dengan gaya yang Anda ikuti.
Selain format penulisan nama, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan:
Menguasai cara menulis daftar pustaka nama pengarang 2 orang adalah langkah penting untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan terpercaya. Dengan memahami prinsip dasar dan mengikuti format yang benar, Anda dapat menyajikan referensi Anda dengan rapi dan profesional. Jika ragu, selalu merujuk pada panduan penulisan dari institusi atau jurnal yang Anda tuju.