Menulis skripsi adalah puncak dari perjalanan akademis di perguruan tinggi. Salah satu bagian krusial yang seringkali menjadi perhatian tersendiri adalah penyusunan daftar pustaka. Daftar pustaka bukan sekadar pelengkap, melainkan bukti kredibilitas penelitian Anda, menunjukkan sumber-sumber yang Anda gunakan untuk membangun argumen dan mendukung temuan. Ketepatan dan kerapian dalam penulisan daftar pustaka akan mencerminkan keseriusan dan kedisiplinan Anda sebagai seorang peneliti.
Meskipun terdengar teknis, cara penulisan daftar pustaka dari skripsi sebenarnya dapat dipelajari dan dikuasai. Kunci utamanya adalah konsistensi dan pemahaman terhadap gaya sitasi yang digunakan. Ada berbagai gaya sitasi yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association), Chicago, Harvard, dan lain-lain. Institusi pendidikan biasanya memiliki panduan tersendiri mengenai gaya sitasi mana yang harus diikuti. Pastikan Anda merujuk pada panduan tersebut.
Sebelum masuk ke cara penulisannya, mari kita pahami kembali urgensi daftar pustaka:
Secara umum, setiap entri dalam daftar pustaka harus mencakup informasi inti yang memungkinkan orang lain menemukan sumber aslinya. Informasi ini biasanya meliputi:
Seperti yang telah disebutkan, langkah pertama adalah mengidentifikasi gaya sitasi yang diwajibkan oleh institusi Anda. Ini adalah fondasi utama. Jika tidak ada panduan khusus, APA style sering menjadi pilihan standar di banyak bidang ilmu, terutama ilmu sosial dan eksakta.
Saat membaca dan mengutip dari suatu sumber, catat semua detail yang diperlukan. Jangan menunda pencatatan ini, karena melupakan detail kecil bisa merepotkan di kemudian hari. Untuk buku, catat:
Untuk artikel jurnal, Anda perlu menambahkan:
Untuk sumber daring lainnya (seperti artikel web, laporan, dll.), pastikan Anda mencatat judul, nama penulis (jika ada), tanggal publikasi (jika ada), nama situs/organisasi, serta tanggal akses dan URL.
Setelah semua informasi terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengurutkan semua entri daftar pustaka berdasarkan abjad nama belakang penulis. Jika ada dua karya dari penulis yang sama, urutkan berdasarkan tahun terbit, dari yang paling lama ke yang paling baru. Jika ada dua karya dari penulis yang sama yang terbit pada tahun yang sama, gunakan huruf kecil setelah tahun (misalnya, 2022a, 2022b).
Berikut adalah contoh format umum untuk beberapa jenis sumber (menggunakan adaptasi APA Style sebagai ilustrasi):
Penulis, A. A. (Tahun). Judul Buku. Kota Penerbit: Penerbit.
Contoh: Siregar, M. K. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Penulis, A. A. (Tahun). Judul artikel. Nama Jurnal, Volume(Nomor), halaman.
Contoh: Santoso, B. (2020). Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan. Jurnal Manajemen dan Bisnis, 5(2), 112-130.
Penulis, A. A. (Tanggal). Judul artikel. Nama Situs Web. Diambil dari [URL]
Contoh: Wijaya, P. (15 Mei 2021). Dampak perkembangan teknologi digital. InfoEdukatif. Diambil dari https://www.infoedukatif.com/dampak-teknologi-digital
Beberapa detail format yang sering terlewat namun sangat penting adalah:
Untuk skripsi dengan jumlah referensi yang banyak, menggunakan software manajemen referensi seperti Mendeley, Zotero, atau EndNote bisa sangat membantu. Software ini memungkinkan Anda mengimpor informasi referensi, mengaturnya, dan secara otomatis menghasilkan daftar pustaka dalam berbagai gaya sitasi. Ini akan menghemat banyak waktu dan mengurangi risiko kesalahan format.
Dengan mengikuti panduan ini secara cermat dan teliti, Anda dapat menyusun daftar pustaka skripsi yang tidak hanya lengkap dan akurat, tetapi juga rapi dan profesional. Ingatlah bahwa ketelitian dalam detail adalah ciri khas seorang peneliti yang baik.