Resensi

Ilustrasi: Analisis Konten

Contoh Resensi Artikel & Panduan Membuatnya

Membuat resensi artikel adalah keterampilan penting bagi siapa pun yang ingin memahami, menganalisis, dan mengkomunikasikan ide-ide yang disajikan dalam sebuah tulisan. Resensi bukan sekadar ringkasan, melainkan sebuah ulasan kritis yang melibatkan pemahaman mendalam terhadap isi, tujuan, argumen, serta kelebihan dan kekurangan artikel tersebut. Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai contoh resensi artikel dan panduan langkah demi langkah untuk membuatnya, sehingga Anda dapat menghasilkan resensi yang informatif dan bermanfaat.

Apa Itu Resensi Artikel?

Resensi artikel adalah sebuah tinjauan atau evaluasi terhadap sebuah artikel yang sudah diterbitkan. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai isi artikel, menganalisis kekuatan dan kelemahannya, serta memberikan penilaian objektif terhadap kualitas dan relevansinya. Resensi yang baik haruslah informatif, kritis, dan jelas, sehingga pembaca dapat memutuskan apakah artikel tersebut layak untuk dibaca lebih lanjut atau tidak.

Contoh Artikel yang Akan Di-resensi (Simulasi)
Judul: "Dampak Teknologi Terhadap Kebiasaan Membaca Generasi Muda"
Penulis: Dr. Budi Santoso
Sumber: Jurnal Ilmiah Komunikasi Digital

Struktur Resensi Artikel yang Efektif

Sebuah resensi artikel yang baik biasanya memiliki struktur yang jelas dan terorganisir. Berikut adalah elemen-elemen penting yang umumnya ada dalam sebuah resensi:

Contoh Resensi Artikel (Berdasarkan Simulasi di Atas)

Berikut adalah contoh resensi artikel yang mencoba menganalisis artikel simulasi tentang dampak teknologi pada kebiasaan membaca generasi muda:

Resensi: Teknologi Mengikis Minat Baca Generasi Muda: Analisis Kritis

Identitas Artikel:
Judul: "Dampak Teknologi Terhadap Kebiasaan Membaca Generasi Muda"
Penulis: Dr. Budi Santoso
Sumber: Jurnal Ilmiah Komunikasi Digital

Artikel karya Dr. Budi Santoso yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmiah Komunikasi Digital ini mencoba mengupas tuntas fenomena yang semakin marak terjadi di era digital: pergeseran kebiasaan membaca di kalangan generasi muda akibat dominasi teknologi. Dalam era yang serba instan dan kaya informasi visual ini, penulis berargumen bahwa layar gawai dan platform media sosial telah menjadi pesaing utama buku, menyebabkan penurunan minat baca yang signifikan.

Dr. Santoso memaparkan temuannya melalui tinjauan literatur dan survei singkat terhadap sejumlah responden dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Ia mengidentifikasi beberapa faktor kunci, antara lain: durasi paparan layar yang tinggi, godaan konten hiburan yang lebih menarik dan cepat tersaji, serta anggapan bahwa membaca buku teks atau fiksi adalah aktivitas yang membosankan dan memakan waktu. Artikel ini juga menyoroti bagaimana kebiasaan membaca cepat (skimming) untuk mendapatkan informasi kilat di internet turut memengaruhi kemampuan generasi muda untuk mencerna bacaan panjang dan mendalam.

Kelebihan utama dari artikel ini terletak pada keberanian penulis mengangkat isu yang sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini. Argumen yang disajikan cukup kuat dan didukung oleh referensi yang memadai dari berbagai studi sebelumnya. Penulis berhasil menguraikan masalah ini dari berbagai sudut pandang, mulai dari psikologis hingga sosiologis, memberikan gambaran yang cukup komprehensif. Bahasa yang digunakan pun relatif mudah dipahami, meskipun mengandung istilah-istilah ilmiah.

Namun, artikel ini bukannya tanpa kekurangan. Meskipun survei disebutkan, detail mengenai metodologi survei, jumlah responden yang pasti, dan analisis statistik data survei tersebut kurang mendalam. Hal ini sedikit mengurangi bobot empiris dari temuan yang disajikan. Selain itu, solusi atau rekomendasi yang ditawarkan masih bersifat umum, misalnya ajakan untuk membatasi penggunaan gawai. Akan lebih bernilai jika penulis memberikan saran yang lebih konkret dan inovatif, misalnya terkait peran kurikulum pendidikan, peran orang tua, atau pengembangan platform baca digital yang lebih menarik bagi generasi muda.

Secara keseluruhan, artikel "Dampak Teknologi Terhadap Kebiasaan Membaca Generasi Muda" ini merupakan kontribusi yang berharga dalam diskursus mengenai literasi di era digital. Artikel ini berhasil menggarisbawahi urgensi masalah dan mendorong pembaca untuk merefleksikan kebiasaan membaca generasi penerus bangsa. Meskipun ada beberapa area yang bisa diperdalam, artikel ini sangat direkomendasikan bagi para pendidik, orang tua, serta siapa saja yang peduli terhadap masa depan literasi di Indonesia. Artikel ini membuka pintu untuk diskusi lebih lanjut mengenai bagaimana kita dapat membudayakan kembali aktivitas membaca di tengah gempuran teknologi informasi.

🏠 Homepage