Hukum Mencari dan Belajar Ilmu Agama Adalah Sebuah Kewajiban

Dalam setiap ajaran agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul, terdapat penekanan kuat terhadap pentingnya pengetahuan. Ilmu agama bukanlah sekadar tambahan atau pilihan, melainkan suatu fondasi esensial bagi kehidupan seorang Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, atau penganut agama lainnya. Pertanyaan mengenai hukum mencari dan belajar ilmu agama seringkali muncul, dan jawabannya secara umum merujuk pada sebuah kewajiban. Kewajiban ini lahir dari hakikat keberadaan manusia sebagai hamba Tuhan yang memiliki tanggung jawab untuk mengenal Penciptanya, memahami tujuan hidup, dan menjalankan perintah-Nya dengan benar.

Mencari dan belajar ilmu agama adalah sebuah proses berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman spiritual, memperkuat keyakinan, dan membimbing individu dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran yang diyakini. Tanpa ilmu, seseorang akan rentan terhadap kesesatan, keraguan, dan kebingungan dalam menginterpretasikan ajaran agamanya. Hal ini dapat menyebabkan tindakan yang keliru, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, yang pada akhirnya menjauhkan dari tujuan utama keberadaan manusia di dunia ini.

Ilustrasi orang yang sedang belajar kitab suci

Landasan Hukum dan Dalil

Berbagai kitab suci dan tradisi keagamaan secara eksplisit maupun implisit menyerukan umatnya untuk menuntut ilmu. Dalam Islam, misalnya, Al-Qur'an berulang kali memerintahkan untuk membaca, merenung, dan mencari ilmu. Ayat-ayat seperti "Bacalah dengan (nama) Tuhanmu yang menciptakan" (QS. Al-'Alaq: 1) menjadi landasan utama betapa pentingnya ilmu pengetahuan, termasuk ilmu agama. Hadis Nabi Muhammad SAW juga banyak yang menekankan kewajiban menuntut ilmu, "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah). Kewajiban ini mencakup ilmu agama yang akan membimbing akhlak dan ibadah, serta ilmu dunia yang bermanfaat.

Dalam tradisi Kristen, Alkitab juga menekankan pentingnya kebijaksanaan dan pengetahuan rohani. Amsal 4:7 menyatakan, "Awal dari kebijaksanaan ialah: perolehlah kebijaksanaan dan dengan segala yang kau peroleh perolehlah pengertian." Injil juga mengajarkan untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi (Matius 22:37), yang menyiratkan kebutuhan untuk memahami siapa Tuhan itu dan bagaimana mengasihi-Nya dengan benar melalui pengetahuan.

Begitu pula dalam agama Hindu, pencarian pengetahuan spiritual (Jnana Yoga) merupakan salah satu jalan untuk mencapai moksha (pembebasan). Weda dan Upanishad kaya akan ajaran filosofis yang mendorong pendalaman makna kehidupan dan alam semesta. Demikian pula agama Buddha yang berpusat pada pemahaman tentang Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Tengah yang memerlukan pemahaman mendalam melalui meditasi dan refleksi.

Tingkatan Ilmu Agama

Penting untuk dipahami bahwa kewajiban menuntut ilmu agama memiliki tingkatan. Ada ilmu agama yang bersifat fardhu 'ain, yaitu kewajiban individu yang mutlak, seperti ilmu mengenai rukun iman, rukun Islam, cara bersuci, shalat, dan dasar-dasar akidah yang benar. Tanpa pemahaman ini, ibadah seseorang tidak akan sah. Kemudian ada ilmu agama yang bersifat fardhu kifayah, yaitu kewajiban kolektif. Jika sebagian umat sudah menguasainya, gugurlah kewajiban bagi yang lain. Ilmu ini mencakup pendalaman fiqih, tafsir, hadis, ushul fiqih, ilmu kalam, dan lain sebagainya. Meskipun menjadi fardhu kifayah, tetap ada dorongan kuat agar umat memiliki kapasitas untuk mempelajarinya.

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga." (HR. Muslim)

Dalam konteks modern, belajar ilmu agama tidak hanya terbatas pada duduk di majelis taklim atau sekolah formal. Dengan kemajuan teknologi, umat dapat mengakses berbagai sumber belajar melalui buku, ceramah daring, kajian online, dan diskusi virtual. Fleksibilitas ini membuka pintu bagi lebih banyak orang untuk memperdalam pemahaman agamanya, kapan pun dan di mana pun.

Manfaat Menerapkan Ilmu Agama

Menerapkan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari membawa berbagai manfaat signifikan. Di tingkat individu, ia membentuk karakter yang mulia, menumbuhkan rasa syukur, kesabaran, keikhlasan, dan kejujuran. Ilmu agama membekali seseorang dengan pandangan hidup yang jelas, membantunya menghadapi ujian dan cobaan dengan ketenangan, serta menghindari perbuatan maksiat.

Secara sosial, masyarakat yang penganutnya aktif belajar dan mengamalkan ilmu agama cenderung menjadi lebih harmonis, toleran, dan saling menghormati. Ajaran agama seringkali menekankan pentingnya menjaga silaturahmi, berbuat baik kepada sesama, dan menjauhi kezaliman. Dengan pemahaman agama yang benar, konflik sosial dapat diminimalisir, dan tercipta lingkungan yang kondusif untuk kebaikan bersama.

Oleh karena itu, hukum mencari dan belajar ilmu agama adalah sebuah kewajiban fundamental yang harus dijalankan oleh setiap individu yang mengaku beriman. Ini adalah investasi terbesar bagi kehidupan dunia dan akhirat, yang akan membimbing langkah, mencerahkan hati, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

🏠 Homepage