Al-Baqarah: 85 Teguh pada Janji Ilahi

QS Al-Baqarah Ayat 85: Janji dan Larangan Allah yang Mulia

Surah Al-Baqarah, sebagai surah terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan berbagai ajaran dan hikmah mendalam bagi umat Islam. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat QS Al-Baqarah ayat 85 yang menjadi landasan penting mengenai konsekuensi dari memegang teguh janji dan larangan Allah. Ayat ini tidak hanya mengingatkan tentang kewajiban para Bani Israil pada masa lalu, tetapi juga relevan sebagai pedoman moral dan spiritual bagi seluruh kaum mukmin hingga akhir zaman. Memahami isi dan kandungan ayat ini secara komprehensif akan membekali kita dengan pemahaman yang lebih baik tentang keadilan dan kebijaksanaan Tuhan dalam mengatur hubungan antara hamba dan-Nya.

ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَىٰ تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ فَأَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

Artinya: "Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu) dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamanmu, kamu bantu-membantu (menentang) mereka dengan dosa dan permusuhan. Apabila mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab (Taurat) dan kafir kepada sebagian yang lain? Maka tidak ada balasan bagi orang yang berbuat demikian dari kamu, kecuali kehinaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka akan diazab sesengit-sengitnya. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu perbuat."

Konteks Historis dan Makna Mendalam

Ayat ini turun sebagai teguran keras kepada kaum Yahudi (Bani Israil) yang pada masa itu mendiami Madinah. Mereka dihadapkan pada realitas pelanggaran terhadap perjanjian-perjanjian yang telah mereka buat dengan Allah dalam kitab Taurat. Perilaku mereka yang sangat ironis adalah membunuh sesama mereka sendiri, mengusir mereka dari tanah air, dan bahkan membantu pihak lain dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Yang lebih mencengangkan adalah ketika mereka mendapati tawanan dari kaum mereka sendiri, mereka menebusnya. Padahal, tindakan mengusir dan membunuh adalah hal yang dilarang dalam kitab suci mereka. Ini menunjukkan sebuah inkonsistensi moral yang parah: beriman pada sebagian kitab suci (misalnya, perintah untuk menebus tawanan), namun mengingkari sebagian lainnya (larangan untuk membunuh dan mengusir sesama).

Fenomena "Beriman Sebagian, Kafir Sebagian"

Poin krusial dari ayat ini adalah frasa "فَأَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ" (Apakah kamu beriman kepada sebagian Al Kitab dan kafir kepada sebagian yang lain?). Ini menggambarkan sebuah sikap kemunafikan atau kelemahan iman di mana seseorang hanya mengikuti ajaran agama yang menguntungkan atau sesuai dengan hawa nafsu, sementara mengabaikan atau menolak ajaran lain yang dianggap memberatkan atau bertentangan dengan kepentingan pribadi. Dalam konteks Bani Israil, mereka mungkin taat pada perintah yang menguntungkan mereka (seperti menebus tawanan untuk menjaga martabat suku) tetapi lalai atau sengaja melanggar larangan yang lebih fundamental (seperti larangan membunuh dan permusuhan). Fenomena ini sangat relevan di setiap zaman, termasuk di era modern, di mana banyak orang mengaku beragama tetapi perilakunya tidak mencerminkan ajaran agamanya secara utuh.

Konsekuensi Kehinaan dan Azab

Allah SWT menegaskan konsekuensi dari perilaku tersebut dalam dua tahapan: di dunia dan di akhirat. Di dunia, balasan mereka adalah "خِزْيٌ" (kehinaan). Kehinaan ini bisa manifestasi dalam berbagai bentuk, seperti kehilangan wibawa, kekalahan dari musuh, perpecahan internal, atau penderitaan lain yang membuat mereka tercela di mata masyarakat. Namun, kehinaan duniawi ini belum seberapa dibandingkan dengan apa yang menanti di akhirat. Pada hari kiamat, mereka akan "يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ" (akan dikembalikan ke azab yang paling pedih). Ini menunjukkan tingkatan siksa yang mengerikan bagi mereka yang secara sadar mengingkari sebagian ajaran kitab suci mereka dan berbuat kezaliman.

Pelajaran Berharga untuk Umat Islam

Meskipun ayat ini ditujukan kepada Bani Israil, pelajaran yang terkandung di dalamnya bersifat universal. Bagi umat Islam, QS Al-Baqarah ayat 85 menjadi pengingat kuat akan pentingnya:

  1. Keutuhan Iman: Iman yang benar harus mencakup seluruh ajaran Islam, tanpa pandang bulu. Tidak ada pilihan untuk beriman pada sebagian perintah dan menolak sebagian lainnya.
  2. Ketaatan Total: Seorang mukmin harus berupaya semaksimal mungkin untuk patuh pada seluruh ketetapan Allah, baik yang berupa perintah maupun larangan.
  3. Menghindari Kemunafikan: Sikap beragama yang hanya di permukaan atau hanya pada aspek yang menguntungkan harus dihindari.
  4. Menjaga Amanah: Perjanjian dengan Allah, baik dalam bentuk sumpah, janji, maupun konsekuensi dari keimanan, harus dijaga. Termasuk di dalamnya adalah larangan menyakiti sesama.
  5. Kesadaran Akan Pengawasan Allah: Ayat ini diakhiri dengan penegasan "وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ" (Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu perbuat). Ini mengajarkan bahwa setiap tindakan sekecil apapun akan selalu dalam pantauan Allah, dan akan ada pertanggungjawaban.
Ayat ini mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang konsisten dalam kebaikan, utuh dalam ketaatan, dan selalu sadar bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Sang Pencipta.

🏠 Homepage