Apa Arti Sawan? Penjelasan Lengkap dan Mendalam

Ikon Sawan

Ilustrasi Medis Sawan (Kejang)

Istilah "sawan" mungkin terdengar familier di telinga banyak orang Indonesia. Namun, tidak semua orang benar-benar memahami apa arti sawan secara medis dan berbagai aspek yang menyertainya. Sawan, dalam konteks medis, adalah istilah umum yang merujuk pada kejang. Kejang itu sendiri adalah suatu episode aktivitas listrik abnormal yang tiba-tiba dan tidak terkontrol di otak. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan sementara pada perilaku, gerakan, perasaan, dan kesadaran seseorang.

Penting untuk membedakan bahwa sawan bukanlah sebuah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah gejala dari suatu kondisi medis yang mendasarinya. Bayangkan otak sebagai pusat kendali tubuh yang kompleks dengan miliaran sel saraf (neuron) yang berkomunikasi melalui sinyal listrik. Ketika aktivitas listrik ini menjadi kacau atau berlebihan secara tiba-tiba, terjadilah kejang atau sawan.

Penyebab Sawan yang Beragam

Ada berbagai macam penyebab yang dapat memicu terjadinya sawan. Memahami penyebab-penyebab ini sangat krusial untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Beberapa penyebab umum sawan meliputi:

1. Epilepsi

Epilepsi adalah kondisi neurologis kronis yang ditandai dengan terjadinya kejang berulang tanpa penyebab yang jelas. Bagi penderita epilepsi, kejang bisa terjadi kapan saja dan dalam berbagai bentuk, mulai dari kejang ringan yang tidak disadari hingga kejang berat yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan gerakan tubuh yang tak terkontrol.

2. Demam Tinggi (Febrile Seizures)

Ini adalah jenis sawan yang paling umum terjadi pada anak-anak, biasanya antara usia 6 bulan hingga 5 tahun. Sawan demam dipicu oleh kenaikan suhu tubuh yang mendadak dan tinggi, seringkali akibat infeksi. Meskipun menakutkan bagi orang tua, sawan demam pada umumnya tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan otak jangka panjang.

3. Cedera Kepala

Trauma pada kepala, seperti akibat kecelakaan atau benturan, dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Kerusakan ini berpotensi memicu aktivitas listrik abnormal yang berujung pada sawan. Sawan yang terjadi setelah cedera kepala bisa muncul segera setelah cedera atau beberapa waktu kemudian.

4. Infeksi Otak

Beberapa jenis infeksi yang menyerang otak, seperti meningitis (radang selaput otak) atau ensefalitis (radang otak), dapat memicu peradangan dan iritasi pada jaringan otak, yang kemudian berujung pada kejang.

5. Stroke

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah. Area otak yang kekurangan oksigen atau mengalami pendarahan bisa mengalami kerusakan yang memicu terjadinya sawan.

6. Gangguan Metabolik

Ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh, seperti kadar gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia), gangguan pada elektrolit (natrium, kalsium, magnesium), atau masalah pada organ seperti ginjal dan hati, juga bisa menjadi pemicu sawan.

7. Tumor Otak

Adanya pertumbuhan abnormal (tumor) di dalam otak dapat menekan atau mengiritasi jaringan otak di sekitarnya, yang berpotensi menyebabkan aktivitas listrik yang tidak normal dan memicu sawan.

8. Kondisi Saat Kehamilan dan Kelahiran

Beberapa kondisi seperti preeklampsia (tekanan darah tinggi saat hamil) atau komplikasi saat persalinan yang menyebabkan kekurangan oksigen pada bayi baru lahir juga dapat dikaitkan dengan risiko sawan.

Jenis-Jenis Sawan (Kejang)

Sawan tidak selalu terlihat sama. Para ahli medis mengklasifikasikan kejang berdasarkan area otak yang terpengaruh dan gejala yang ditimbulkan. Secara garis besar, kejang dibagi menjadi dua kategori utama:

1. Kejang Parsial (Focal Seizures)

Kejang ini hanya memengaruhi satu area atau jaringan tertentu di satu sisi otak. Gejalanya bisa sangat bervariasi tergantung pada fungsi area otak yang terpengaruh. Seseorang mungkin mengalami gerakan tersentak-sentak pada satu anggota tubuh, perubahan sensasi (seperti rasa aneh di perut atau bau tertentu), perubahan emosi, atau hanya tatapan kosong tanpa menyadari apa yang terjadi.

2. Kejang Umum (Generalized Seizures)

Kejang ini melibatkan kedua sisi otak sejak awal. Gejala yang paling dikenal dari kejang umum adalah kejang tonik-klonik (sebelumnya dikenal sebagai grand mal), yang ditandai dengan tubuh yang menegang (tonik) diikuti gerakan tersentak-sentak yang ritmis (klonik), hilangnya kesadaran, dan terkadang kehilangan kontrol kandung kemih atau usus.

Ada juga jenis kejang umum lainnya seperti kejang absans (petit mal) yang menyebabkan hilangnya kesadaran singkat dengan tatapan kosong, serta kejang atonik (hilangnya tonus otot mendadak) dan kejang mioklonik (kedutan otot singkat).

Apa yang Harus Dilakukan Saat Seseorang Mengalami Sawan?

Menghadapi seseorang yang sedang mengalami sawan bisa menjadi pengalaman yang menegangkan. Namun, mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama yang tepat dapat membantu menjaga keselamatan orang tersebut:

Segera hubungi layanan medis darurat (ambulans) jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, jika orang tersebut terluka, kesulitan bernapas setelah kejang, atau jika ini adalah kejang pertama mereka.

Kesimpulan

Memahami arti sawan sebagai sebuah kejang yang merupakan gejala dari kondisi medis lain adalah langkah awal yang penting. Dengan berbagai penyebab dan manifestasi yang ada, diagnosis yang akurat dari profesional medis sangat diperlukan untuk memberikan penanganan yang sesuai. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala sawan, jangan ragu untuk mencari bantuan medis profesional.

🏠 Homepage