HAK DARI TUHANMU Janganlah kamu menjadi orang yang ragu-ragu
Ilustrasi kebenaran dan kebaikan, melambangkan hak dari Tuhan

Keutamaan Surah Al-Baqarah Ayat 147: Kebenaran yang Tak Tergoyahkan dari Tuhan

Dalam lautan hikmah dan petunjuk Ilahi yang terkandung dalam Al-Qur'an, setiap ayat memiliki kedalaman makna dan keutamaan tersendiri. Salah satu ayat yang sarat akan penegasan dan penguatan keyakinan adalah Surah Al-Baqarah ayat 147. Ayat ini mengingatkan kita akan sumber kebenaran yang hakiki dan melarang keras keraguan dalam memeluk ajaran-Nya. Memahami ayat ini secara mendalam dapat menjadi sumber kekuatan spiritual dan landasan teguh dalam menjalani kehidupan.

فَإِنْ حَآجُّوكَ فَقُلْ أَسْلِمْ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ ۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَـٰبَ وَالْأُمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُواْ فَقَدِ اهْتَدَواْ ۖ وَّإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ ٱللَّهُ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
"Kemudian jika mereka membantahmu, katakanlah: 'Aku serahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang yang mengikutiku.' Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: 'Apakah kamu telah berserah diri?' Jika mereka berserah diri, maka sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (peringatan). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya."

Sumber Kebenaran yang Mutlak

Ayat 147 dari Surah Al-Baqarah ini turun sebagai respons terhadap perdebatan dan bantahan yang dilancarkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani terhadap Nabi Muhammad SAW terkait arah kiblat yang baru. Mereka mencoba menggoyahkan keyakinan umat Islam dengan argumen-argumen yang didasarkan pada tradisi dan interpretasi mereka sendiri. Namun, Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya untuk menegaskan bahwa kebenaran datangnya mutlak dari sisi-Nya. Pernyataan "Aku serahkan diriku kepada Allah" adalah inti dari ayat ini. Ini bukan sekadar pengakuan pasif, melainkan penyerahan diri yang total, sebuah komitmen untuk tunduk pada segala ketetapan dan ajaran Allah SWT.

Penegasan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa kebenaran Ilahi tidak dapat ditawar atau diubah berdasarkan keinginan manusia. Kaum yang telah diberi kitab suci (Ahlul Kitab) dan orang-orang yang tidak memiliki kitab (ummi, yang dalam konteks ini merujuk pada masyarakat Arab pada umumnya yang belum memiliki kitab suci tersendiri) diajak untuk merenungkan dan memilih jalan kebenaran. Ajakan ini bersifat persuasif, bukan memaksa. Namun, implikasinya jelas: jika mereka menerima ajakan untuk berserah diri kepada Allah, maka mereka telah menemukan petunjuk sejati.

Larangan Keras Terhadap Keraguan

Salah satu poin krusial dari ayat ini adalah larangan untuk menjadi orang yang ragu-ragu. Keraguan dalam hal akidah adalah racun yang dapat menggerogoti iman. Ayat ini secara implisit memerintahkan setiap mukmin untuk memegang teguh keyakinannya, bersumber dari wahyu Allah, dan tidak mudah terpengaruh oleh argumen-argumen yang sifatnya membantah kebenaran yang telah jelas. Ketika menghadapi penolakan atau perdebatan yang tidak berujung pada kebenaran, seorang Muslim diperintahkan untuk tetap teguh pada prinsipnya dan tidak larut dalam perdebatan yang sia-sia.

Allah SWT juga memberikan jaminan kepada Nabi-Nya dan umatnya. Frasa "Dan Allah akan memelihara kamu dari (kejahatan) mereka" menunjukkan bahwa ketika seseorang berserah diri sepenuhnya kepada Allah, maka perlindungan dan pertolongan-Nya akan selalu menyertai. Ini adalah janji ilahi yang memberikan ketenangan dan kekuatan luar biasa bagi para pejuang kebenaran. Tugas kita adalah menyampaikan ajaran-Nya dengan bijak, sementara hasil dan perlindungan adalah urusan Allah SWT.

Makna Penyerahan Diri (Islam)

Konsep "aslim wajhiya lillahi" (aku serahkan diriku kepada Allah) merupakan esensi dari Islam itu sendiri. Kata "Islam" berasal dari akar kata yang berarti "selamat" dan "menyerah diri". Menjadi seorang Muslim berarti secara sadar memilih untuk menyerahkan segala aspek kehidupan kepada kehendak Allah SWT, menerima risalah-Nya dengan sepenuh hati, dan menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya. Ini adalah sikap mental yang proaktif, bukan pasif. Ini adalah pilihan sadar untuk mengarahkan seluruh eksistensi diri kepada Sang Pencipta.

Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak hanya memiliki keyakinan, tetapi juga keberanian untuk mempertahankannya, terutama ketika berhadapan dengan individu atau kelompok yang memiliki pandangan berbeda atau bahkan menentang. Sikap tawakal dan keyakinan pada pertolongan Allah adalah senjata utama. Ketika kita yakin bahwa sumber kebenaran kita adalah Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, maka segala bentuk bantahan dari makhluk-Nya tidak akan mampu menggoyahkan fondasi iman kita. Surah Al-Baqarah ayat 147 adalah pengingat abadi bahwa hanya dengan berserah diri kepada Allah, kita akan menemukan petunjuk yang hakiki dan keselamatan dunia akhirat.

🏠 Homepage