Dalam kitab suci Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah merupakan surah terpanjang dan paling komprehensif, mengandung berbagai ajaran penting bagi kehidupan seorang Muslim. Salah satu ayat yang sangat mendalam maknanya dan sering direnungkan adalah ayat ke-153. Ayat ini bukan hanya sekadar bacaan, melainkan sebuah pegangan hidup yang mengingatkan kita akan pentingnya kesabaran, keteguhan, dan kepercayaan penuh kepada Allah SWT, terutama di saat-saat ujian dan cobaan datang menerpa.
Kehidupan dunia senantiasa diwarnai dengan pasang surut, keberhasilan dan kegagalan, kebahagiaan dan kesedihan. Bagi seorang mukmin, ujian adalah sebuah keniscayaan yang datang untuk menguji kadar imannya. Melalui ujian inilah, seorang hamba dapat menunjukkan sejauh mana ia berserah diri dan berpegang teguh pada ajaran agamanya. Surah Al-Baqarah ayat 153 hadir sebagai penguat spiritual di tengah badai kehidupan tersebut.
Berikut adalah teks Arab dari Surah Al-Baqarah ayat 153, beserta transliterasi Latin dan terjemahannya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ "Yā ayyuhal-ladhīna āmanū-sta‘īnū bis-ṣabri was-ṣalāh(ti), innallāha ma‘aṣ-ṣābirīn."Ayat ini secara ringkas dan padat memberikan arahan kepada orang-orang yang beriman. Kata "Yā ayyuhal-ladhīna āmanū" (Wahai orang-orang yang beriman) menunjukkan bahwa seruan ini ditujukan secara khusus kepada mereka yang telah menyatakan keimanannya. Ini menandakan bahwa tuntunan ini adalah bagian integral dari perjalanan spiritual seorang Mukmin.
Inti dari ayat ini terletak pada perintah untuk "istainu bis-ṣabri was-ṣalāh". "Istainu" berarti memohon pertolongan atau mencari bantuan. Allah SWT memerintahkan kita untuk mencari pertolongan melalui dua pilar utama: kesabaran ("ṣabr") dan shalat ("ṣalāh").
Kesabaran dalam konteks Islam bukan sekadar menahan diri atau pasrah tanpa usaha. Kesabaran yang diajarkan adalah kesabaran yang aktif, disertai dengan keyakinan dan ketawakal. Kesabaran ini meliputi tiga tingkatan:
Melalui kesabaran, seorang Mukmin dilatih untuk tidak mudah putus asa, tidak menyerah pada keputusasaan, dan terus berusaha memperbaiki diri serta situasi yang dihadapinya.
Shalat adalah tiang agama dan merupakan sarana komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya. Dalam ayat ini, shalat disebut bersamaan dengan kesabaran karena keduanya memiliki korelasi yang erat. Shalat memberikan kekuatan spiritual, ketenangan jiwa, dan pengingat akan kekuasaan Allah SWT. Ketika seseorang sedang menghadapi masalah, melaksanakan shalat dapat membantu menenangkan hati, memberikan perspektif yang lebih jernih, dan menguatkan keyakinan bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.
Bahkan, dalam ayat lain, Allah SWT berfirman, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (QS. Al-Baqarah: 45). Ini menunjukkan bahwa kesabaran dan shalat adalah dua kunci utama untuk mendapatkan pertolongan ilahi, terutama bagi mereka yang khusyuk dalam shalatnya.
Di akhir ayat, Allah SWT menegaskan sebuah janji yang sangat indah dan menenangkan: "innallāha ma‘aṣ-ṣābirīn" (sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar). Frasa "bersama" di sini bukan berarti Allah hadir secara fisik bersama mereka, melainkan memberikan makna kedekatan, pertolongan, perlindungan, dan penjagaan. Ketika Allah bersama seseorang, maka ia tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi kesulitan.
Keberadaan Allah yang menyertai orang-orang sabar memberikan kekuatan luar biasa. Ini adalah jaminan bahwa setiap perjuangan dan ujian yang dihadapi dengan kesabaran dan penuh keyakinan tidak akan sia-sia. Allah akan memberikan jalan keluar, mengabulkan doa-doa mereka, dan mengangkat derajat mereka.
Surah Al-Baqarah ayat 153 mengajarkan kita untuk tidak bersikap reaktif dan putus asa ketika dihadapkan pada masalah. Sebaliknya, kita diajak untuk mengambil sikap proaktif dengan kembali kepada dua sumber kekuatan spiritual: kesabaran dan shalat. Ketika masalah datang, langkah pertama yang seharusnya kita lakukan adalah mengambil wudhu, menunaikan shalat dua rakaat, memohon ketenangan dan petunjuk dari Allah. Sambil merenungkan kebesaran-Nya, kita juga perlu menguatkan tekad untuk bersabar dalam menjalani cobaan tersebut.
Ayat ini menjadi pengingat abadi bagi setiap Mukmin bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Dengan berpegang teguh pada kesabaran dan memperbanyak shalat, kita membuka pintu bagi rahmat dan pertolongan Allah SWT. Ia adalah sebaik-baik penolong bagi mereka yang senantiasa berserah diri dan berjuang di jalan-Nya.