Surah Al Baqarah Ayat 251: Kekuatan Allah dan Kemenangan

وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّفَسَدَتِ ٱلْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلْعَٰلَمِينَ

Dan kalau Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, tentulah rosak bumi ini. Tetapi Allah Maha Pengasih terhadap sekalian alam.

Makna Mendalam dan Konteks Ayat

Surah Al Baqarah, yang merupakan surah terpanjang dalam Al-Qur'an, sarat dengan berbagai macam ajaran, hukum, dan kisah. Di antara ayat-ayatnya yang penuh hikmah, terdapat Surah Al Baqarah ayat 251, sebuah ayat yang seringkali dibahas dalam konteks pertahanan diri, perang, dan pencegahan kerusakan di muka bumi. Ayat ini memberikan pemahaman fundamental mengenai bagaimana Allah mengatur alam semesta dan hubungan antarmanusia untuk menjaga keseimbangan dan mencegah kekacauan.

Secara harfiah, ayat ini menjelaskan bahwa jika Allah tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian lainnya, maka bumi akan mengalami kerusakan. Konsep "menolak" di sini dapat diartikan dalam berbagai dimensi. Salah satunya adalah melalui peperangan atau konflik yang terlegitimasi, di mana pihak yang benar dan berjuang di jalan Allah berperang melawan pihak yang zalim dan berusaha merusak tatanan. Ini bukan ajakan untuk berperang tanpa alasan, melainkan sebuah mekanisme ilahi untuk menghentikan kezaliman yang lebih besar.

Allah, dengan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas, menetapkan sebuah sistem di mana kebaikan dan keburukan akan selalu berhadapan. Ketika keburukan mulai merajalela dan mengancam untuk merusak kehidupan, Allah akan memberikan kekuatan kepada orang-orang beriman untuk melawan dan mencegahnya. Tanpa adanya intervensi ilahi seperti ini, dunia akan dipenuhi oleh kezaliman, penindasan, dan kerusakan yang meluas, sebagaimana dinyatakan dalam bagian akhir ayat tersebut.

Penting untuk dipahami bahwa ayat ini bukanlah seruan untuk permusuhan tanpa batas. Justru sebaliknya, ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari pertarungan tersebut adalah untuk memulihkan kedamaian dan keadilan. Dengan kemenangan kaum beriman atas kaum zalim, kerusakan yang lebih parah dapat dihindari, dan bumi dapat terus berfungsi sebagaimana mestinya, sebagai tempat untuk beribadah dan menjalankan kehidupan sesuai ajaran-Nya.

Kaitan dengan Peristiwa dan Sejarah

Dalam sejarah Islam, banyak peristiwa yang dapat dikaitkan dengan makna ayat ini. Perjuangan para nabi dan rasul dalam menghadapi kaum kafir dan penentang ajaran Allah adalah manifestasi nyata dari penolakan keburukan oleh kebaikan. Misalnya, perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam, di mana beliau dan para sahabatnya harus menghadapi berbagai peperangan untuk membela akidah dan mencegah tersebarnya kemusyrikan serta kezaliman.

Peperangan seperti Badar, Uhud, dan Khandaq, meskipun penuh dengan tantangan, pada hakikatnya adalah upaya untuk mempertahankan eksistensi Islam dan mencegah kerusakan yang lebih besar yang akan ditimbulkan oleh musuh-musuh Allah. Keberhasilan umat Islam dalam medan perang tersebut, bukan semata-mata karena kekuatan fisik mereka, melainkan karena pertolongan Allah yang memperteguh hati mereka dan memberikan kemenangan.

Allah Maha Pengasih Terhadap Sekalian Alam

Bagian terakhir dari Surah Al Baqarah ayat 251, "Tetapi Allah Maha Pengasih terhadap sekalian alam," memberikan penegasan penting. Meskipun ada pertarungan dan kekerasan yang terjadi sebagai mekanisme penolakan kezaliman, tindakan tersebut tidak lepas dari sifat kasih sayang Allah. Kasih sayang ini bersifat universal, mencakup seluruh makhluk-Nya.

Kekalahan pihak zalim dan kemenangan pihak yang benar adalah bagian dari rancangan kasih sayang Allah untuk menjaga keseimbangan dan kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. Tanpa pengaturan ilahi ini, dunia akan menjadi tempat yang sangat mengerikan untuk ditinggali. Kekalahan para penindas memungkinkan terciptanya kedamaian dan keadilan, yang pada akhirnya akan membawa manfaat bagi semua, bahkan bagi mereka yang awalnya berada di pihak yang salah, apabila mereka mau bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Oleh karena itu, setiap mukmin yang terlibat dalam perjuangan membela kebenaran harus selalu mengingat bahwa tujuan utamanya adalah untuk menegakkan keadilan dan kedamaian, serta senantiasa memohon pertolongan dan ridha Allah. Surah Al Baqarah ayat 251 mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi kezaliman, ada kewajiban untuk bertindak, namun tindakan tersebut harus selalu dalam kerangka syariat dan dibarengi keyakinan akan pertolongan serta kasih sayang Allah yang meliputi seluruh alam semesta.

Ayat ini menegaskan bahwa keberadaan kebaikan yang memperjuangkan kebenaran adalah sebuah keniscayaan untuk mencegah kerusakan total di bumi. Allah tidak membiarkan kezaliman merajalela tanpa ada yang melawannya, dan dalam mekanisme inilah terdapat hikmah serta kasih sayang-Nya yang luas.

🏠 Homepage