Ilustrasi abstrak yang menggambarkan percakapan ilahi tentang penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi.
Kisah penciptaan manusia dan penunjukannya sebagai khalifah di bumi merupakan salah satu narasi paling fundamental dalam ajaran Islam. Surah Al Baqarah, surat terpanjang dalam Al-Qur'an, membuka pembahasannya dengan menyebutkan bagaimana Allah SWT memberitahukan kepada para malaikat tentang rencana-Nya untuk menciptakan Adam sebagai khalifah. Ayat 30 hingga 37 dari surah ini menguraikan dialog antara Allah dan malaikat, serta peristiwa penting setelah penciptaan Adam dan Hawa.
Ayat 30 Surah Al Baqarah menceritakan firman Allah kepada para malaikat: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'." Para malaikat menyampaikan kekhawatiran mereka mengenai potensi kerusakan dan pertumpahan darah yang mungkin dilakukan oleh makhluk yang akan diciptakan, mengingat mereka telah melihat kehidupan makhluk lain sebelumnya. Namun, Allah menegaskan bahwa Dia mengetahui apa yang tidak diketahui oleh para malaikat.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi." Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Selanjutnya, Allah mendemonstrasikan keunggulan Adam dengan mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu. Ini adalah bukti kemampuan Adam untuk belajar, memahami, dan mengelola pengetahuan. Ketika Adam diminta untuk menyebutkan nama-nama tersebut di hadapan para malaikat, dia mampu melakukannya. Ini menunjukkan bahwa Adam memiliki kapasitas intelektual yang luar biasa, yang menjadi dasar bagi peran kekhalifahannya. Para malaikat kemudian mengakui bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan kecuali apa yang telah diajarkan oleh Allah kepada mereka.
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama semuanya ini, jika kamu memang orang-orang yang benar!"
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana."
قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ
Allah berfirman, "Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama (semua) ini." Ketika Adam telah memberitahukan nama-nama mereka, Allah berfirman, "Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Setelah menegaskan keunggulan Adam, Allah memerintahkan kepada seluruh malaikat untuk bersujud kepada Adam. Perintah ini adalah bentuk penghormatan dan pengakuan atas kedudukan Adam sebagai khalifah yang dimuliakan Allah. Seluruh malaikat mematuhi perintah ini, kecuali Iblis. Iblis, yang diciptakan dari api, merasa lebih baik dan lebih mulia daripada Adam, yang diciptakan dari tanah. Kesombongan inilah yang menyebabkan Iblis durhaka dan menolak perintah Allah.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Tunduklah (sujudlah) kepada Adam!" Maka mereka sujud kecuali Iblis; dia menolak dan menyombongkan diri dan dia termasuk golongan orang-orang kafir.
Allah kemudian menempatkan Adam dan Hawa (yang diciptakan dari tulang rusuk Adam) di surga. Mereka diberi kebebasan untuk menikmati segala kenikmatan di dalamnya, dengan satu larangan: tidak boleh mendekati pohon tertentu. Namun, godaan datang dari Iblis. Iblis membujuk mereka untuk memakan buah dari pohon terlarang itu dengan tujuan untuk mendapatkan keabadian atau menjadi malaikat. Adam dan Hawa tergoda, memakan buah tersebut, dan akibatnya, aurat mereka terbuka serta mereka diturunkan ke bumi.
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan Kami berfirman, "Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di surga serta makanlah makanan-makanan (yang ada di dalamnya) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua dekati pohon ini, lalu menjadi orang yang zalim."
فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَىٰ حِينٍ
Lalu keduanya (Adam dan Hawa) digelincirkan oleh setan dari surga dan keduanya dikeluarkan dari kenikmatan yang ada di dalamnya, dan keduanya Kami perintahkan turun ke bumi, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain; dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan sampai waktu yang ditentukan.
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Allah menerima pertobatannya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, lagi Maha Penyayang.
Kisah ini mengandung pelajaran berharga tentang hakikat penciptaan manusia, konsekuensi kesombongan dan ketidaktaatan, serta kemurahan Allah yang membuka pintu tobat bagi hamba-Nya. Penunjukan Adam sebagai khalifah menekankan tanggung jawab manusia untuk memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan, sambil terus mengingat Allah dan menghindari godaan yang menyesatkan.