Surah Al Baqarah, sebagai surah terpanjang dalam Al-Qur'an, memuat berbagai macam kisah dan pelajaran berharga bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat rangkaian ayat 62 hingga 69 yang sangat penting. Ayat-ayat ini menyoroti kisah Bani Israil (keturunan Nabi Ya'qub AS) yang seringkali dibebani ujian dan cobaan oleh Allah SWT, serta perintah berkurban yang memiliki hikmah mendalam. Memahami ayat-ayat ini memberikan perspektif tentang bagaimana keimanan, ketaatan, dan kesabaran diuji, serta pentingnya berpegang teguh pada ajaran ilahi.
Ayat 62 Surah Al Baqarah dimulai dengan menyebutkan bahwa Allah tidak membeda-bedakan hamba-Nya dalam menerima amal perbuatan. Sesungguhnya, orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta beramal saleh, baik dari kalangan Bani Israil, umat Islam, atau umat sebelumnya, akan mendapatkan pahala dari Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran bagi mereka dan mereka tidak pula bersedih hati. Ini menegaskan prinsip universal Islam bahwa keselamatan dan kebahagiaan akhirat bergantung pada keimanan dan amal saleh, terlepas dari latar belakang keturunan atau zaman.
QS. Al-Baqarah (2): 62
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَادُوٓا۟ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ مَنْ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْـَٔاخِرِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian, dan berbuat amal saleh, mereka akan mendapat balasan dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.
Namun, kisah Bani Israil dalam ayat-ayat selanjutnya menunjukkan bagaimana mereka seringkali ingkar dan menantang perintah Allah. Mereka diuji dengan berbagai ujian, termasuk perintah untuk menyembelih seekor sapi betina. Permintaan mereka akan detail-detail yang berlebihan terkait sapi tersebut, meskipun telah diberikan kelonggaran, menunjukkan kekeras kepalaan dan keraguan mereka. Perintah menyembelih sapi ini adalah ujian kesabaran, ketundukan, dan keikhlasan.
QS. Al-Baqarah (2): 67-71
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوٓا۟ بَقَرَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu menjadikan kami bahan ejekan?". Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang jahil".
قَالُوٓا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ ۖ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا فَارِضٌ وَلَا بِكْرٌ عَوَانٌۢ بَيْنَ ذَٰلِكَ ۖ فَٱفْعَلُوا۟ مَا تُؤْمَرُونَ
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami sapi betina itu". Musa berkata: "Sesungguhnya (Allah) berfirman: (sapi betina) itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak perawan tetapi pertengahan (umur) di antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu".
قَالُوٓا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَآءُ فَاقِعٌ لَّوْنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya?". Musa berkata: "Sesungguhnya (Allah) berfirman: (sapi betina) itu adalah sapi betina yang kuning, yang cerah warnanya, menyenangkan orang-orang yang memandang".
قَالُوٓا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ إِنَّ ٱلْبَقَرَ تَشَٰبَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ لَمُهْتَدُونَ
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami bagaimana sapi itu, karena sesungguhnya sapi (yang berfatwa) itu sama bagi kami; dan sesungguhnya kami kalau dikehendaki Allah, pasti akan mendapat petunjuk".
قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَّا ذَلُولٌ تُثِيرُ ٱلْأَرْضَ وَلَا تَسْقِى ٱلْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَّا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوٓا۟ ٱلْـَٔـٰنَ جِئْتَ بِٱلْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوٓا۟ يَفْعَلُونَ
Musa berkata: "Sesungguhnya (Allah) berfirman: (sapi betina) itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak (pula) untuk mengairi pertanian, legal (bebas dari kecacatan), tidak ada warnanya (belang) padanya". Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu mengemukakan kebenaran(nya), kemudian mereka menyembelihnya; kamupun hampir tidak melaksanakannya.
Perintah berkurban ini, meskipun tampak sederhana, mengandung banyak hikmah. Pertama, ini adalah ujian keimanan dan ketundukan. Bani Israil harus belajar untuk taat pada perintah Allah tanpa banyak bertanya atau mencari celah. Kedua, peristiwa ini menunjukkan bahwa ibadah kurban memiliki nilai spiritual yang tinggi. Dengan menyembelih sapi, mereka tidak hanya memenuhi perintah, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah dan menunjukkan pengabdian. Ketiga, dalam cerita yang lebih luas, penyembelihan sapi ini terkait dengan sebuah pembunuhan misterius yang hanya dapat diungkap dengan menggunakan bagian dari sapi tersebut, yang menunjukkan kekuasaan Allah dalam mengungkap kebenaran.
Ayat-ayat ini juga mengingatkan kita bahwa setiap umat memiliki tanggung jawab untuk memelihara perjanjian dengan Allah. Sejarah Bani Israil menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, yaitu mengingkari nikmat dan perintah Allah. Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, namun Dia juga Maha Adil. Ketaatan akan mendatangkan rahmat dan keberkahan, sementara kedurhakaan akan mendatangkan murka dan azab.
Dalam konteks masa kini, ayat-ayat Surah Al Baqarah 62-69 mengajarkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah, keteguhan dalam menghadapi cobaan, dan keyakinan bahwa setiap amal saleh akan diperhitungkan oleh Allah SWT. Kisah Bani Israil bukanlah sekadar cerita masa lalu, melainkan cermin yang dapat kita lihat untuk memperbaiki diri dan semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan memahami dan merenungkan ayat-ayat ini, kita diharapkan dapat menjadi hamba yang lebih bertakwa dan senantiasa berada di jalan kebenaran.