Ilustrasi simbol batu dan unta, melambangkan ujian dan keteguhan.
Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, tidak hanya berisi tuntunan ibadah dan akhlak, tetapi juga sarat dengan kisah-kisah umat terdahulu. Kisah-kisah ini dihadirkan sebagai pelajaran bagi umat manusia agar dapat mengambil hikmah dan menghindari kesalahan yang sama. Salah satu ayat yang menarik untuk didalami adalah Surah Al Baqarah ayat 66, yang menceritakan sebuah peristiwa unik yang menimpa kaum Yahudi.
Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui orang-orang di antaramu yang melanggar aturan pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina."
Ayat ini diturunkan untuk mengingatkan kaum Muslimin tentang kekerasan kepala dan pelanggaran syariat yang dilakukan oleh sebagian kaum Yahudi di masa lalu. Pada zaman Nabi Musa AS, kaum Yahudi diperintahkan untuk menghormati hari Sabtu sebagai hari istirahat dan ibadah. Allah SWT menetapkan aturan khusus pada hari tersebut, yaitu larangan untuk melakukan aktivitas pekerjaan, termasuk mencari ikan.
Namun, sekelompok kaum Yahudi yang tinggal di sebuah perkampungan tepi laut di zaman Nabi Daud AS, telah menemukan cara licik untuk mengakali larangan tersebut. Mereka membuat saluran-saluran air dari laut ke daratan yang hanya terbuka pada hari Sabtu, sehingga ikan-ikan akan terperangkap di sana. Ketika hari Sabtu selesai, mereka baru mengambil ikan-ikan tersebut. Perbuatan ini jelas merupakan pelanggaran terhadap perintah Allah SWT dan bentuk permainan dengan syariat-Nya.
Akibat dari perbuatan mereka yang terus-menerus melanggar larangan Allah SWT, meskipun telah diperingatkan, Allah SWT menurunkan azab yang pedih. Sebagian dari mereka diubah menjadi kera yang hina. Konversi bentuk ini bukan sekadar perubahan fisik, tetapi juga merupakan simbol dari hilangnya akal sehat, martabat, dan kemanusiaan mereka akibat pembangkangan. Mereka menjadi makhluk yang rendah, terhina, dan terbuang.
Kisah ini memberikan pelajaran penting mengenai konsekuensi dari durhaka kepada perintah Allah. Pelanggaran yang tampak kecil atau dianggap cerdik oleh manusia, bisa menjadi sebab datangnya murka Tuhan jika dilakukan secara sengaja dan terus-menerus, apalagi dengan niat mengelabui syariat-Nya.
Ada beberapa pelajaran berharga yang dapat dipetik dari Surah Al Baqarah ayat 66:
Di era modern ini, godaan untuk 'mengakali' aturan, baik aturan agama maupun sosial, seringkali datang dalam berbagai bentuk. Kemudahan teknologi bisa saja disalahgunakan untuk keuntungan pribadi dengan mengabaikan etika dan prinsip moral. Surah Al Baqarah ayat 66 mengingatkan kita bahwa kecerdikan duniawi tidak akan berguna jika dibarengi dengan penolakan terhadap perintah Ilahi. Ujian bukan hanya soal beribadah di hari tertentu, tetapi juga bagaimana kita berperilaku dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari, senantiasa dalam koridor ajaran agama.
Marilah kita menjadikan ayat ini sebagai muhasabah diri, agar senantiasa menjaga keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT, serta menjauhi segala bentuk pelanggaran yang dapat menjerumuskan kita pada kehinaan.