Surah Al-Baqarah, surah terpanjang dalam Al-Qur'an, menyimpan banyak kisah dan pelajaran berharga bagi umat manusia. Di antara ayat-ayatnya, terdapat rentang ayat 70 hingga 80 yang mengisahkan tentang permintaan Bani Israil kepada Nabi Musa AS untuk menyembelih seekor sapi. Kisah ini, meskipun tampak sederhana, sarat akan hikmah mendalam mengenai ketaatan, ketekunan, dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Setelah kematian seorang tokoh kaya yang misterius, Bani Israil mendatangi Nabi Musa AS untuk meminta bantuan menemukan pembunuhnya. Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk meminta mereka menyembelih seekor sapi. Permintaan ini terdengar janggal dan menimbulkan keraguan di kalangan Bani Israil. Mereka menduga Nabi Musa AS sedang bercanda atau sengaja mempersulit mereka.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 67:
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor sapi..."
Namun, Bani Israil tidak segera melaksanakan perintah tersebut. Sebaliknya, mereka terus-menerus bertanya kepada Nabi Musa AS mengenai sapi yang harus disembelih, seolah-olah mereka mencari celah atau ingin menguji Nabi Musa. Pertanyaan-pertanyaan mereka semakin spesifik, mulai dari warna, usia, hingga ciri-ciri sapi tersebut. Hal ini menunjukkan sifat mereka yang cenderung enggan patuh secara langsung dan lebih suka mencari alasan atau kemudahan.
Allah SWT menggambarkan dialog tersebut dalam beberapa ayat:
Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami apa (sifat) sapi betina itu." Musa menjawab, "Sesungguhnya Allah berfirman: (sapi betina) itu adalah sapi betina yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, tetapi pertengahan di antara keduanya. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu." (Al-Baqarah: 68)
Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya." Musa menjawab, "Sesungguhnya Allah berfirman: (sapi betina) itu adalah sapi betina yang kuning terang warnanya lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya." (Al-Baqarah: 69)
Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia menjelaskan kepada kami apa sapi itu, karena sesungguhnya sapi-sapi itu (kelihatan) sama bagi kami, dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk." (Al-Baqarah: 70)
Musa menjawab, "Sesungguhnya Allah berfirman: (sapi betina) itu adalah sapi betina yang mudah dikerjakan untuk membajak tanah dan menyiram tanaman, tidak bercela dan tidak ada belangnya (warna lain)." Mereka berkata, "Sekarang barulah kamu mendatangkan yang benar." Lalu mereka menyembelihnya; tetapi mereka tidak dekat (melakukannya) karena dekat-dekatnya. (Al-Baqarah: 71)
Kisah sapi ini mengajarkan beberapa pelajaran penting:
Meskipun kisah ini ditujukan kepada Bani Israil, relevansinya tetap ada bagi umat Muslim di seluruh dunia. Ayat-ayat ini menjadi pengingat tentang pentingnya keikhlasan dalam beribadah, tidak mencari-cari kemudahan dalam ketaatan, dan senantiasa berserah diri kepada kehendak Allah SWT. Setiap perintah dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW adalah petunjuk untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat, meskipun terkadang kita belum sepenuhnya memahami hikmah di baliknya.
Dengan merenungkan Surah Al-Baqarah ayat 70-80, kita diajak untuk memperbaiki kualitas keimanan dan ketaatan kita, serta meyakini bahwa di setiap ujian dan perintah Allah, terdapat kemudahan dan kebaikan yang luar biasa.