Dalam lautan ayat-ayat suci Al-Qur'an, terdapat sebuah surah yang senantiasa menarik perhatian umat Muslim di seluruh dunia, yaitu Surah Al-Waqi'ah. Surah yang menempati urutan ke-56 ini termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yang berarti diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Nama "Al-Waqi'ah" sendiri berarti "Hari Kiamat" atau "Kejadian Besar", yang langsung memberikan gambaran akan betapa penting dan dahsyatnya kandungan surah ini. Membaca, memahami, dan merenungkan maknanya dipercaya membawa banyak keberkahan, terutama dalam hal rezeki dan persiapan menghadapi kehidupan akhirat.
Surah Al-Waqi'ah secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian utama. Bagian pertama dimulai dengan menggambarkan kengerian dan kepastian datangnya Hari Kiamat. Allah SWT berfirman, "Apabila terjadi hari kiamat, terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal)." (QS. Al-Waqi'ah: 1-2). Gambaran ini begitu nyata, menggambarkan bumi bergetar hebat, gunung-gunung berhamburan, dan laut meluap.
Bagian kedua surah ini fokus pada pembagian manusia di akhirat kelak berdasarkan amal perbuatan mereka di dunia. Manusia akan dikelompokkan menjadi tiga golongan:
Bagian ketiga surah ini menjelaskan tentang asal-usul penciptaan manusia sebagai bukti kekuasaan Allah SWT. Dimulai dari setetes mani yang kemudian berkembang menjadi manusia, hal ini menunjukkan bahwa Allah yang Maha Kuasa mampu membangkitkan kembali manusia di hari kebangkitan. Allah berfirman, "Maka apakah kamu melihat tentang 'mani' yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya atau Kami penciptanya?" (QS. Al-Waqi'ah: 58-59). Pertanyaan retoris ini mengajak manusia untuk merenungkan betapa kecilnya peran mereka dalam proses penciptaan, dan betapa Maha Besar kekuasaan Sang Pencipta.
Banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan keutamaan membaca Surah Al-Waqi'ah. Salah satu yang paling terkenal adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud RA, beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa membaca surah Al-Waqi'ah setiap malam, maka ia tidak akan tertimpa kesusahan atau kemiskinan." (HR. Baihaqi).
Hadis ini menjadi dasar mengapa banyak umat Muslim mengamalkan membaca Surah Al-Waqi'ah secara rutin, terutama setelah salat Maghrib atau sebelum tidur. Keutamaan ini sering dikaitkan dengan rezeki. Membaca surah ini diyakini dapat membuka pintu-pintu rezeki, baik yang halal maupun yang berkah. Rezeki yang dimaksud bukan hanya soal materi, tetapi juga mencakup kesehatan, kebahagiaan, ketenangan hati, dan keberkahan dalam setiap aspek kehidupan.
Namun, penting untuk dipahami bahwa amalan ini hendaknya disertai dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam mencari rezeki yang halal dan menjauhi larangan-Nya. Membaca Al-Qur'an adalah bentuk ibadah dan doa, yang membutuhkan keyakinan penuh kepada Allah SWT dan usaha nyata di dunia.
Di samping urusan duniawi, Surah Al-Waqi'ah juga merupakan pengingat yang kuat tentang kehidupan akhirat. Gambaran tentang Hari Kiamat, surga, dan neraka dalam surah ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran spiritual kita. Ia mengajarkan pentingnya mempersiapkan diri untuk menghadap Sang Pencipta dengan bekal amal saleh yang cukup.
Dengan merenungkan ayat-ayat tentang nasib orang-orang beriman dan orang-orang kafir, kita diajak untuk mengevaluasi diri sendiri. Apakah kita sudah berada di jalan yang benar? Apakah amalan kita sudah cukup untuk membela kita di hadapan Allah kelak? Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk mendorong kita agar senantiasa meningkatkan kualitas ibadah dan perbuatan baik kita.
Surah Al-Waqi'ah bukan hanya sekadar bacaan rutinitas, melainkan sebuah panduan hidup yang komprehensif. Ia mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada kenikmatan dunia yang fana, tetapi juga mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk keabadian di akhirat. Dengan senantiasa membaca, merenungkan, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, insya Allah kita akan mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat.