Ilustrasi abstrak melambangkan ketinggian dan keluasan kekuasaan Allah.
Dalam kitab suci Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang memiliki kedudukan dan makna istimewa di hati umat Muslim. Salah satunya adalah Surah Al-Baqarah ayat 256, yang lebih dikenal sebagai Ayat Kursi. Ayat ini merupakan permata di antara ayat-ayat Al-Qur'an, memuat esensi keesaan, kekuasaan, dan keagungan Allah SWT yang tak tertandingi. Memahami Ayat Kursi bukan hanya sekadar menghafal lafaznya, tetapi juga meresapi kedalaman maknanya yang memberikan ketenangan, perlindungan, dan keyakinan mendalam bagi setiap hamba.
Ayat yang sering dibaca dan dihafal ini menegaskan sifat-sifat Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam tradisi Islam, Ayat Kursi memiliki tempat tersendiri, bahkan diriwayatkan bahwa membacanya setelah salat fardu akan mendatangkan pahala yang besar dan perlindungan dari kejahatan hingga salat berikutnya. Ia adalah pengingat konstan tentang hakikat penciptaan dan sumber segala kekuatan.
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُۚ لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوۡمٌۚ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَۚ وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at (pertolongan) di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan apa-apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Setiap frasa dalam Ayat Kursi membawa pesan yang mendalam. Dimulai dengan pengakuan tunggal atas keesaan Allah: "ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ". Ini adalah fondasi utama tauhid, penegasan bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Pengakuan ini membebaskan manusia dari perbudakan kepada selain Allah, baik itu materi, hawa nafsu, atau makhluk lain.
Kemudian, Allah disifati sebagai "ٱلۡحَيُّ ٱلۡقَيُّومُ". Al-Hayyu berarti Yang Maha Hidup, yang eksistensi-Nya abadi dan tidak bergantung pada apapun. Al-Qayyum berarti Yang Maha Berdiri Sendiri, yang mengatur dan memelihara segala sesuatu. Sifat ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah mutlak dan keberlangsungan alam semesta bergantung sepenuhnya pada-Nya.
Frasa "لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوۡمٌ" menegaskan bahwa Allah tidak pernah lengah atau terlelap. Dia senantiasa mengawasi dan mengatur segala urusan makhluk-Nya tanpa cacat sedikitpun. Hal ini memberikan rasa aman bagi hamba-Nya, karena perlindungan Allah selalu hadir.
Selanjutnya, "لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ" menunjukkan kepemilikan mutlak Allah atas seluruh alam semesta. Langit dan bumi beserta segala isinya adalah ciptaan dan milik-Nya. Tidak ada satupun yang terlepas dari pengetahuan dan kekuasaan-Nya.
Ayat ini juga menjelaskan tentang permohonan syafa'at: "مَن ذَا ٱلَّذِي يَشۡفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦ". Tidak ada seorang pun yang dapat memberikan syafa'at di sisi Allah kecuali dengan izin-Nya. Ini mengajarkan kepada kita bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya, termasuk permohonan pertolongan.
Sifat ilmu Allah digambarkan dengan sangat luas: "يَعۡلَمُ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ". Allah mengetahui segala sesuatu, baik yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Pengetahuan manusia sangat terbatas, hanya sebatas apa yang Allah izinkan untuk diketahui.
Bagian yang paling sering dibicarakan adalah mengenai "Kursi": "وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡعَظِيمُ". Kursi di sini sering diinterpretasikan sebagai singgasana kekuasaan Allah yang sangat luas, meliputi dan mencakup seluruh langit dan bumi. Luasnya kebesaran Allah digambarkan sangat agung, sehingga memelihara seluruh alam semesta sama sekali tidak memberatkan-Nya. Dia adalah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung, melampaui segala sesuatu.
Keutamaan Ayat Kursi sangat banyak disebutkan dalam berbagai hadis Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah:
Surah Al-Baqarah ayat 256, atau Ayat Kursi, adalah pilar utama dalam pemahaman tauhid dan keagungan Allah. Dengan merenungkan setiap kalimatnya, seorang Muslim diajak untuk senantiasa mengingat siapa Tuhannya, betapa kecilnya diri manusia di hadapan-Nya, namun juga betapa besar kasih sayang dan perlindungan-Nya. Ia adalah pengingat abadi akan kekuasaan, pengetahuan, dan kebesaran Allah yang mencakup seluruh ciptaan.