Ilustrasi: Al-Qur'an
Dalam lautan hikmah dan petunjuk yang terkandung dalam Al-Qur'an, setiap ayat memiliki kedalaman makna yang patut direnungkan. Salah satunya adalah surat Al-Baqarah ayat 43, sebuah ayat yang ringkas namun sarat akan perintah fundamental bagi umat Islam. Ayat ini secara spesifik menyeru kepada kaum mukminin untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dua pilar ibadah yang tak terpisahkan dalam kehidupan seorang Muslim.
Perintah ini tidak datang begitu saja. Ia adalah bagian dari serangkaian instruksi yang ditujukan kepada Bani Israil (keturunan Nabi Ya'qub AS), yang kemudian menjadi pelajaran dan kewajiban bagi seluruh umat Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman:
Makna di balik perintah ini sangatlah luas dan mendalam. Surat Al-Baqarah ayat 43 dan artinya mengingatkan kita pada dua aspek penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang hamba Allah: hubungan vertikal dengan Sang Pencipta dan hubungan horizontal dengan sesama makhluk-Nya.
Perintah "dirikanlah shalat" (أَقِيمُوا الصَّلَاةَ) bukan sekadar ajakan untuk melakukan gerakan-gerakan fisik semata. Ibadah shalat adalah tiang agama, sarana utama seorang hamba untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Mengakui keesaan-Nya, memuji kebesaran-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan merendahkan diri di hadapan-Nya adalah esensi dari shalat. Shalat yang didirikan dengan benar adalah shalat yang khusyuk, penuh kekhusyukan, dan kesadaran akan keagungan Allah.
Dalam ayat ini, kata "iqamah" (أَقِيمُوا) mengandung makna mendirikan, menegakkan, dan menjadikannya kokoh. Ini berarti shalat harus dilaksanakan secara teratur, tepat waktu, dengan memenuhi rukun dan syaratnya, serta senantiasa dijaga kekhusyukannya. Shalat yang hanya dilakukan sebatas menggugurkan kewajiban tanpa perenungan dan penghayatan, tidak akan mampu memberikan dampak positif yang signifikan dalam kehidupan seorang mukmin.
Lebih lanjut, frasa "bersama orang-orang yang rukuk" (وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ) menekankan pentingnya aspek jama'ah dalam shalat. Berjama'ah tidak hanya menumbuhkan rasa persatuan dan kebersamaan antar sesama Muslim, tetapi juga menanamkan nilai ketaatan dan disiplin. Rukuk bersama orang-orang yang rukuk melambangkan kerendahan hati dan ketundukan total kepada Allah, serta solidaritas dalam menjalankan perintah-Nya. Shalat berjama'ah adalah manifestasi nyata dari persaudaraan Islam yang kokoh.
Di sisi lain, perintah "tunaikanlah zakat" (وَآتُوا الزَّكَاةَ) membuka dimensi sosial dari ajaran Islam. Zakat adalah ibadah yang melibatkan harta, di mana sebagian kekayaan yang dimiliki disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya. Zakat bukan sekadar sedekah sunnah, melainkan kewajiban yang telah ditentukan kadar dan penerimanya dalam syariat Islam.
Tujuan utama zakat adalah membersihkan harta, mensucikan jiwa pemberi dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan, serta membantu meringankan beban kaum fakir miskin dan golongan lain yang berhak menerima. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim telah turut serta dalam menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera, di mana kesenjangan ekonomi dapat dikurangi.
Surat Al-Baqarah ayat 43 secara implisit menunjukkan bahwa ibadah yang diterima di sisi Allah tidak hanya terbatas pada ritual vertikal, tetapi juga harus disertai dengan kepedulian dan kontribusi nyata dalam kehidupan sosial. Keduanya, shalat dan zakat, saling melengkapi dan menguatkan. Seseorang yang rajin shalat namun pelit dan tidak peduli terhadap sesama, ibadahnya belum sempurna. Sebaliknya, seseorang yang rajin bersedekah namun lalai dalam mendirikan shalat, juga belum memenuhi tuntutan agamanya.
Pada intinya, surat Al-Baqarah ayat 43 adalah pengingat fundamental bagi setiap Muslim untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara ibadah kepada Allah dan pengabdian kepada sesama manusia. Mendirikan shalat adalah manifestasi penghambaan diri kepada Sang Pencipta, sementara menunaikan zakat adalah wujud nyata kepedulian sosial dan penegakan keadilan. Kedua perintah ini merupakan dasar dari kehidupan seorang mukmin yang utuh, yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah sembari memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Memahami dan mengamalkan isi dari surat Al-Baqarah ayat 43 secara konsisten adalah langkah penting dalam perjalanan spiritual seorang Muslim untuk meraih keridaan Allah dan mewujudkan tatanan masyarakat yang lebih baik.